Oke, ngomongin soal gadget yang bikin mata langsung melek, kali ini saya berkesempatan nyobain salah satu laptop 2-in-1 premium dari ASUS. Namanya panjang sih, ASUS Zenbook Flip S UX371. Tapi jangan khawatir, meskipun namanya lumayan, pengalaman pakainya justru simpel dan bikin nagih. Laptop ini tuh kayak bunglon; bisa jadi laptop biasa, bisa dilipat jadi tablet, atau mode-mode lain yang fleksibel banget.
Pas pertama kali pegang, kesan utamanya adalah… tipis dan ringan banget! Jujur, ini salah satu laptop paling ramping dan enteng yang pernah saya pegang di kelasnya, terutama buat yang bisa dilipat 360 derajat. Bobotnya tuh cuma sekitar 1.2 kg aja. Jadi, masuk tas ransel atau bahkan tas jinjing biasa pun nggak kerasa berat sama sekali. Warnanya yang saya coba ini yang Jade Black, kelihatan mewah dengan aksen Red Copper di pinggirannya. Desainnya minimalis tapi elegan, khas lini Zenbook yang memang fokus ke estetika.
Material bodinya dari aluminium, terasa kokoh tapi tetap ringan. Finishing-nya nggak gampang ninggalin sidik jari yang berlebihan, itu poin plus buat saya yang lumayan rewel soal kebersihan permukaan gadget. Bagian engselnya, yang memungkinkan dia dilipat sampai 360 derajat itu, juga terasa solid. Nggak goyang-goyang aneh waktu layarnya diatur di berbagai posisi. Ini penting banget, karena namanya juga 2-in-1, fungsi utama lipat-lipatnya itu harus reliable kan?
Beralih ke bagian dalam, saat dibuka, yang langsung mencuri perhatian tentu aja layarnya. Dan di sinilah Zenbook Flip S UX371 ini bener-bener menunjukkan taringnya. Layarnya itu pakai panel OLED 4K UHD! Ini dia nih, si bintang utama. Saya nggak bisa berhenti takjub lihat kualitas gambarnya. Warna-warnanya itu vibrant banget, itemnya pekat sempurna (pure black khas OLED), kontrasnya tinggi, dan detailnya tajem karena resolusi 4K-nya itu. Nonton film atau sekadar scrolling feed di layar ini tuh beda banget rasanya. Kayak lihat dunia dari jendela yang sangat bersih dan jernih.
Selain buat konsumsi media, layar OLED ini juga bagus banget buat kerjaan yang butuh akurasi warna, misalnya edit foto atau video. ASUS klaim layar ini punya color gamut 100% DCI-P3 dan validasi PANTONE. Buat yang kerja kreatif, ini nilai jual yang sangat tinggi. Responsivitas layarnya juga cepat, dan yang paling penting, ini layar sentuh. Mendukung input pakai stylus (yang biasanya udah bundling atau bisa dibeli terpisah, tergantung paket penjualannya). Nulis atau gambar di layar pakai stylus terasa cukup natural, walaupun ya nggak akan persis sama kayak nulis di kertas, tapi udah sangat mendekati.
Terus, gimana soal performanya? Dengan bodi setipis ini, ekspektasi mungkin nggak setinggi laptop gaming, tapi buat kebutuhan sehari-hari sampai kerjaan agak berat, dia ngasih kejutan yang bagus. Unit yang saya coba pakai prosesor Intel Core i7 generasi terbaru (kemungkinan besar yang ke-11 saat pertama rilis), RAM 16GB, dan SSD NVMe yang kenceng. Buat buka banyak tab di browser, jalanin aplikasi office, conference call via Zoom atau Meet, atau sekadar multitasking pindah-pindah aplikasi, semuanya lancar jaya.
Kartu grafisnya mengandalkan Intel Iris Xe Graphics, yang udah jauh lebih mumpuni dibanding Intel integrated graphics generasi sebelumnya. Buat edit foto ringan sampai menengah di Photoshop atau Lightroom? Masih oke. Edit video 1080p? Bisa, tapi jangan expect rendering secepat laptop dengan dedicated GPU. Buat main game? Game-game ringan atau casual sih masih jalan, tapi kalau game AAA terbaru, ya jangan harap bisa setting rata kanan. Intinya, dia ini lebih ke power user yang butuh portabilitas tinggi dan layar jempolan, bukan buat gamer atau profesional video editor berat.
Keyboardnya? Desainnya edge-to-edge, memanfaatkan space di bodi yang tipis. Ukuran tombolnya pas, jarak antar tombolnya juga oke. Cuma travel key-nya memang agak dangkal, ciri khas laptop-laptop tipis. Buat ngetik cepat dalam waktu lama sih masih nyaman kok, cuman butuh adaptasi sedikit buat yang biasa pakai keyboard dengan travel key dalam. Ada backlight-nya juga, sangat membantu di kondisi kurang cahaya. Touchpad-nya lebar, pakai glass surface jadi licin dan responsif. Plus, ada fitur NumberPad di touchpad-nya yang bisa diaktifkan, berguna banget buat yang sering input angka. Realme 8: Stylish Performa Tangguh dan Layar Super AMOLED
Ngomongin fitur lain, Zenbook Flip S UX371 ini punya webcam di bezel atas layar, resolusinya 720p. Kualitasnya standar aja sih, cukup buat video call. Nggak ada yang spesial banget di bagian webcam. Tapi dia udah support Windows Hello, jadi bisa login pakai muka, itu fitur yang lumayan praktis dan cepat.
Audio? Speakernya di-tuning sama Harman Kardon, posisinya di bagian bawah. Kualitas suaranya lumayan oke buat ukuran laptop tipis. Cukup keras dan jernih buat nonton film atau dengerin musik santai. Tentu aja jangan bandingin sama speaker eksternal atau headphone ya. Realme 11: 5G,108 MP dan Quick Charge 67W
Sekarang soal konektivitas. Nah, ini dia salah satu komprominya dari desain yang super tipis. Port-nya lumayan terbatas. Kamu cuma bakal nemuin dua port Thunderbolt 4 (yang juga dipakai buat nge-charge) dan satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A. Nggak ada port HDMI ukuran penuh, nggak ada card reader. Jadi, kalau kamu butuh connect ke monitor eksternal atau pakai flash disk yang masih USB-A banyak, siap-siap aja sedia dongle atau hub USB-C. Ini mungkin bisa jadi dealbreaker buat sebagian orang yang portabel tapi butuh banyak colokan tanpa ribet. Infinix Note 40 Pro+ Di Tangan Kamu Rasanya Punya Powerbank Sekaligus Charger Kilat
Baterainya? Ini juga area yang lumayan tricky. Dengan layar 4K OLED yang superb dan prosesor yang powerful di bodi super tipis, daya tahan baterainya memang nggak bisa dibilang yang paling awet di kelasnya. Dalam pemakaian normal (browsing, ngetik, streaming musik sesekali) dengan brightness layar di sekitar 50-60%, dia bisa bertahan sekitar 6-8 jam. Kalau layarnya diset 4K dan brightness full, atau dipakai kerjaan berat, ya bisa drop lebih cepat lagi. Tapi untungnya dia support USB-C charging, jadi bisa di-charge pakai power bank atau charger laptop USB-C lain, cukup fleksibel.
Pengalaman pakai sehari-hari sih seru banget. Bodinya yang enteng bikin dia jadi teman setia buat dibawa ke mana-mana. Mau kerja di kafe? Oke. Presentasi ke klien? Tinggal lipat jadi mode stand. Mau santai sambil baca e-book atau nonton film di kasur? Lipat aja jadi mode tablet. Fleksibilitas 2-in-1-nya ini beneran kepake, bukan sekadar gimmick. Layar OLED-nya juga bikin betah lihatin lama-lama, mata nggak gampang capek (katanya emang lebih ramah mata dibanding LCD biasa karena emisi blue light-nya lebih rendah, tapi ini perlu riset lebih lanjut). Tapi yang jelas, visualnya juara.
Keyboard dan touchpad-nya nyaman buat kerja, performanya cukup buat mayoritas tugas harian saya. Yang paling sering kerasa kekurangannya ya soal port. Seringkali butuh dongle buat connect ke proyektor atau monitor lama, atau kalau mau pindahin data dari SD card kamera. Agak PR sedikit di situ.
Plus-minusnya apa aja?
- Kelebihan:
- Layar OLED 4K UHD-nya luar biasa, akurasi warna tinggi.
- Desain super tipis dan ringan, material premium.
- Engsel 360 derajat kokoh dan fungsional.
- Performa kenceng buat kerjaan produktif sehari-hari.
- Touchpad dengan fitur NumberPad.
- Support stylus input yang responsif.
- USB-C Thunderbolt 4.
- Kekurangan:
- Port konektivitas terbatas, sering butuh dongle.
- Daya tahan baterai standar saja, terutama dengan layar 4K.
- Travel key keyboard dangkal (subjektif).
- Harganya termasuk kategori premium/mahal.
- Bisa terasa hangat di bagian bawah saat dipakai kerja berat.
Jadi, kesimpulannya gimana? ASUS Zenbook Flip S UX371 ini jelas bukan laptop buat semua orang. Dia ada di segmen premium dengan harga yang lumayan. Tapi buat siapa dia cocok? Menurut saya, laptop ini pas banget buat profesional muda, mahasiswa, atau siapapun yang sangat menghargai portabilitas ekstrem, desain premium, dan yang paling penting, kualitas layar yang top notch buat kerja (desain, coding yang butuh akurasi warna) atau sekadar hiburan. Fleksibilitas 2-in-1-nya juga nilai plus banget buat yang butuh adaptasi penggunaan di berbagai situasi.
Kalau kamu cari laptop super enteng yang bisa dibawa ke mana-mana, layarnya bikin mata dimanjakan banget, dan performanya cukup buat kerjaan “orang kantoran” atau “anak kuliah” plus sesekali edit-edit ringan, Zenbook Flip S UX371 ini patut banget masuk daftar pertimbangan serius. Tapi kalau prioritas kamu adalah port lengkap tanpa dongle atau daya tahan baterai seharian penuh, mungkin perlu lihat opsi lain. Tapi buat saya pribadi? Layar OLED-nya itu sulit dilupakan. Bikin laptop lain kerasa ‘biasa’ aja layarnya.
Share this content: