Udah Pake OnePlus 11 Seminggu Rasanya Kayak Gini Pas Buat Kamu?

Oke, jadi gini rasanya setelah seminggu penuh pakai gadget terbaru yang lagi banyak diomongin, yaitu OnePlus 11. Jujur, ekspektasi awal lumayan tinggi karena nama OnePlus ini selalu identik sama performa kencang dan pengalaman nge-charge yang super cepat. Pas pegang pertama kali, kesan premium langsung terasa. Desainnya, terutama modul kamera yang bulet itu, emang unik dan langsung jadi ciri khas. Materialnya terasa kokoh, nggak licin banget tapi juga nggak yang lengket di tangan. Bobotnya pas, nggak terlalu ringan sampai terasa murahan, tapi juga nggak berat sampai bikin pegal kalau dipegang lama. Finishing matte di bagian belakang (kalau pilih warna hitam) itu enak banget dilihat dan nggak gampang ninggalin jejak sidik jari, ini penting sih buat pemakaian sehari-hari biar nggak kelihatan kotor terus.

Area layar, ini salah satu bagian yang paling sering kita lihat dan sentuh kan? Layar OnePlus 11 ini pakai panel Fluid AMOLED dengan refresh rate yang adaptif sampai 120Hz. Selama seminggu pakai, scrolling di sosial media, baca artikel, atau sekadar pindah-pindah aplikasi itu rasanya mulus banget, bikin mata nyaman dan nggak gampang capek. Resolusinya Quad HD+, jadi detail gambar atau teks itu tajam banget. Nonton video atau main game di layar ini beneran bikin betah. Kecerahan layarnya juga cukup oke buat dipakai di luar ruangan pas matahari terik, meskipun nggak yang paling terang di kelasnya, tapi masih nyaman dibaca. Fitur always-on display-nya juga informatif tanpa bikin boros baterai banget.

Nah, urusan performa, ini dia jantungnya OnePlus 11. Ditenagai chipset terbaru yang ada di pasaran saat gadget ini rilis, ditemani RAM yang pilihannya juga generous, sampai belasan GB. Saya coba buat nge-game berat kayak Genshin Impact, Mobile Legends, atau PUBG Mobile dalam settingan grafis paling tinggi. Hasilnya? Lancar jaya. Frame rate stabil, nggak ada lag yang berarti, dan meskipun dipakai main cukup lama, panasnya masih dalam batas wajar. Multitasking buka banyak aplikasi sekaligus, pindah-pindah dari game ke browser, terus balas chat, semua terasa instan dan responsif. Nggak ada tuh yang namanya “nungguin” aplikasi kebuka atau loading. Berasa banget powernya ada di tangan.

OxygenOS di OnePlus 11 ini juga salah satu alasan kenapa pengalamannya terasa smooth. Versi terbaru dari OxygenOS ini basisnya dari sistem operasi Android terbaru, tapi dengan sentuhan khas OnePlus yang minimalis, cepat, dan punya beberapa fitur tambahan yang berguna tanpa terasa bloatware. Navigasinya intuitif, opsi kustomisasi lumayan banyak tapi nggak ribet. Notifikasi terkelola dengan baik, dan animasi transisinya halus. Selama seminggu pemakaian, belum nemu bug yang mengganggu banget, sistemnya terasa stabil dan reliable buat daily driver. Review Realme C53: Smartphone Stylish dengan Performa Mengesankan di Kelasnya

Pindah ke bagian kamera, ini area yang menarik karena OnePlus kembali menggandeng Hasselblad. Konfigurasinya lumayan lengkap: kamera utama, ultrawide, dan telephoto. Selama seminggu ini saya coba jepret di berbagai kondisi. Hasil foto dari kamera utamanya impresif, terutama di cahaya cukup. Detailnya tajam, dynamic range-nya luas, dan yang paling saya suka, warna-warna khas Hasselblad itu bikin fotonya kelihatan natural tapi tetep punchy, nggak lebay kayak beberapa kamera HP lain yang terlalu ningkatin saturasi. Foto portraitnya juga oke, efek bokehnya rapi dan pemisahan subjeknya bagus. Lensa ultrawide-nya juga punya kualitas yang konsisten sama kamera utama, nggak ada penurunan drastis di kualitas gambar atau warna.

Gimana dengan kondisi low light atau malam hari? OnePlus 11 performanya di atas rata-rata. Night mode-nya bekerja efektif bikin foto malam jadi lebih terang, detailnya tetap terjaga, dan noise minim. Tapi yang paling bikin takjub justru foto di kondisi temaram tanpa night mode, kameranya udah bisa nangkap cahaya dengan baik. Lensa telephoto 2x optical zoom-nya juga berguna buat foto-foto yang butuh sedikit perbesaran tanpa mengurangi kualitas. Sayangnya, buat yang butuh zoom super jauh, lensa telephoto 2x ini mungkin terasa kurang. Beberapa kompetitor udah menawarkan zoom optik yang lebih panjang. Kamera Saku Ricoh GR IIIx Kenapa Dia Jadi Teman Setia Street Photography Buat Kamu

Untuk video, kualitas rekamannya juga bagus, stabilisasinya efektif, dan pilihan resolusinya lengkap sampai 8K. Tapi mungkin buat sebagian besar pengguna, 4K di 60fps udah lebih dari cukup dan hasilnya memang mulus banget. Mikrofonnya juga nangkap suara dengan jelas saat merekam.

Baterai dan pengisian daya, ini signature-nya OnePlus. Dengan kapasitas baterai yang lumayan besar, pemakaian normal seharian itu masih sisa banyak. Buat yang heavy user dengan banyak main game atau buka media sosial, baterainya mungkin bertahan sampai sore atau malam, tapi tenang aja, fitur nge-charge super cepatnya itu beneran revolusioner. Dari baterai sekarat sampai penuh itu cuma butuh waktu sekitar 25 menit aja! Ini game changer banget sih buat yang sering buru-buru atau nggak punya banyak waktu buat nge-charge. Saya nggak perlu lagi nge-charge semalaman, cukup colok pas mau mandi atau sarapan, pas beres udah full lagi. Meskipun nge-charge-nya cepat banget, suhu HP nggak naik drastis yang bikin khawatir. Teknologi pengisian dayanya aman dan terkelola dengan baik.

Fitur pendukung lainnya yang saya suka itu haptic feedback-nya. Getarannya terasa pas, responsif, dan ada berbagai pola getar buat notifikasi atau saat ngetik, bikin pengalaman pakai HP ini jadi lebih premium. Speaker stereo-nya juga lantang dan detail, enak buat dengerin musik atau nonton video tanpa earphone. Alert slider yang khas OnePlus juga tetap ada di sini, memudahkan banget buat ganti mode notifikasi (ring, vibrate, silent) tanpa harus buka layar.

Sekarang ngomongin kelebihan dan kekurangan yang terasa setelah seminggu. Kelebihannya jelas di performa yang ngebut banget buat segala macam kebutuhan, layar yang cakep dan mulus, kemampuan kamera yang solid (terutama di warna naturalnya), dan tentu saja, pengisian daya yang SUPER cepat. Ini beneran bikin hidup lebih praktis. Desainnya juga unik dan premium.

Kekurangannya? Mungkin buat sebagian orang, modul kameranya yang menonjol itu butuh adaptasi. Kemudian, lensa telephoto-nya cuma 2x zoom optik, kurang versatile buat yang butuh zoom lebih jauh. Meskipun OxygenOS-nya oke, beberapa purist mungkin merasa ada sedikit pergeseran dari ciri khas OxygenOS yang super bersih di era-era awal OnePlus, meski perubahannya nggak signifikan dan masih tetap nyaman dipakai. Dan satu lagi, absennya fitur wireless charging mungkin jadi catatan kecil buat sebagian orang yang udah terbiasa dengan kemudahan itu, meskipun nge-charge pakai kabelnya udah kelewat cepat sih.

Jadi, kesimpulannya setelah seminggu pakai OnePlus 11, rasanya gimana? Perangkat ini beneran menawarkan paket lengkap, terutama buat kamu yang prioritaskan performa tinggi buat gaming atau kerja berat, suka nonton atau scrolling di layar yang mulus, dan paling penting, benci nunggu lama pas nge-charge. Kecepatan nge-charge-nya itu bikin nagih dan susah pindah ke lain hati. Kameranya juga udah sangat capable buat berbagai situasi, nggak cuma diandelin di siang hari aja. Desainnya juga bikin beda dari yang lain.

Apakah OnePlus 11 ini pas buat kamu? Kalau kamu cari HP flagship dengan performa tanpa kompromi, layar indah, pengalaman software yang smooth, dan butuh solusi charging yang revolusioner karena sering mobile, ya, OnePlus 11 ini sangat layak dipertimbangkan. Kamu nggak akan kecewa sama performa dan kenyamanan pakainya sehari-hari, bahkan setelah seminggu, rasanya masih pengen pakai terus. Realme 7: Smartphone Gaming Andal dengan Harga Terjangkau

Share this content: