Ngomongin soal kamera saku premium, nama Sony Cyber-shot RX100 series itu udah jadi semacam legenda. Tiap kali ada model terbaru keluar, pasti bikin penasaran seberapa jauh Sony bisa mendorong batasan kamera mungil ini. Nah, sekarang giliran Sony Cyber-shot RX100 VII yang unjuk gigi. Dengar-dengar, kamera ini digadang-gadang sebagai ‘mini Alpha 9’ karena kecepatan dan kemampuan autofocusnya yang luar biasa. Penasaran kayak apa rasanya pegang dan pakai langsung kamera yang disebut-sebut punya kehebatan setara kamera profesional tapi muat di saku celana ini? Jadi, seasyik apa sih pakai OnePlus Open seharian?
Begitu pertama kali lihat, kesan ‘compact’ dan ‘solid’ langsung terasa. Bodinya memang kecil, bahkan mungkin lebih kecil dari perkiraan banyak orang. Desainnya khas RX100 series yang minimalis dan elegan, didominasi warna hitam doff. Materialnya terasa premium di tangan, kokoh, bukan yang ringkih gitu. Ukurannya yang segenggam ini jelas jadi nilai jual utama. Kamu bisa selipin kamera ini dengan mudah di saku jaket, tas kecil, atau bahkan saku celana yang agak longgar. Ini dia yang bikin RX100 VII cocok banget buat teman traveling atau sekadar dibawa harian tanpa bikin pundak pegal.
Di bagian atas ada dial mode, tombol power, tombol shutter dengan tuas zoom, dan tombol Fn yang bisa di-custom. Di belakang, tata letak tombolnya standar kamera Sony kebanyakan, gampang diakses meskipun ukurannya kecil. Layarnya bisa ditekuk ke atas sampai 180 derajat (buat selfie atau vlogging) dan ke bawah sekitar 90 derajat. Ini berguna banget buat ngambil gambar dari angle rendah atau tinggi. Oh ya, ada juga pop-up Electronic Viewfinder (EVF) di samping. Ini fitur mewah banget buat kamera sekecil ini. Kualitasnya lumayan, meski kecil, cukup membantu saat motret di bawah sinar matahari terik atau ketika kamu butuh stabilitas lebih dengan menempelkan kamera di mata.
Tapi, RX100 series itu bukan cuma soal ukuran. Jeroannya itu yang bikin tercengang. Di RX100 VII ini, Sony tanamkan sensor gambar 1.0-type stacked CMOS Exmor RS beresolusi 20.1 megapiksel, plus prosesor gambar BIONZ X terbaru. Kombinasi ini yang memungkinkan performa gila-gilaan. Bicara performa, kecepatan adalah kata kuncinya. Kamera ini bisa motret berturut-turut alias burst shooting sampai 20 frame per detik (fps) tanpa blackout sama sekali di EVF atau layar! Bayangin, motret aksi cepat kayak anak main lari-larian, binatang peliharaan, atau momen olahraga, kamu bisa dapat rentetan foto tanpa jeda pandangan sama sekali. Ini fitur yang biasanya cuma ada di kamera profesional kelas atas.
Lebih gila lagi, ada fitur ‘Single Burst Shooting’ yang bisa motret 7 gambar dalam waktu 1 detik dengan kecepatan 90fps! Memang cuma 7 foto, tapi momen super cepat yang mungkin kamu nggak sangka bisa ketangkap, eh malah dapat! Ini cocok banget buat momen krusial yang singkat banget, kayak ekspresi kaget atau bola yang baru aja lepas dari tangan pelempar.
Nah, jantung dari kehebatan performa RX100 VII, terutama di bagian autofocus, itu sistem AF-nya. Sony menanamkan sistem autofocus yang super canggih di bodi mungil ini. Ada 357 titik Phase-Detection AF di bidang fokus, yang mencakup sekitar 68% area sensor. Ditambah lagi dengan 425 titik Contrast-Detection AF. Yang bikin istimewa adalah teknologi Real-time Tracking dan Real-time Eye AF (untuk manusia dan hewan). Fitur ini beneran revolusioner buat kamera compact.
Apa gunanya Real-time Tracking? Gampangnya gini, kamu tinggal sentuh subjek di layar, dan kamera akan terus mengunci fokus ke subjek itu meskipun dia bergerak ke mana-mana dalam frame. Sistem kecerdasan buatan (AI) di dalamnya akan menganalisis warna, pola, dan jarak subjek buat memastikan fokus tetap nempel. Ini ngebantu banget waktu motret anak kecil yang aktif, hewan peliharaan yang lincah, atau bahkan orang yang lagi jalan di keramaian. Nikon Z fc Kamera Retro Keren Ini Cocok Nggak Sih Buat Daily Kamu?
Real-time Eye AF juga nggak kalah keren. Kamera bisa mendeteksi mata subjek (baik manusia maupun hewan, meskipun deteksi mata hewan tergantung jenisnya) dan mengunci fokus tepat di mata. Hasilnya? Foto portrait yang tajam dan berkarakter, di mana mata subjek itu fokus utama. Ini penting banget karena di portrait, mata adalah jendela jiwa, kan? Dengan fitur ini, dapetin foto dengan fokus mata yang pas jadi super gampang, bahkan saat subjek bergerak.
Perpaduan kecepatan burst shooting tanpa blackout dan sistem AF canggih ini beneran ngasih pengalaman motret yang beda banget. Kamu jadi lebih percaya diri buat motret momen spontan yang nggak terduga, karena kemungkinan besar fokusnya bakal pas dan kamu bisa dapat banyak pilihan gambar dari rentetan burst.
Sekarang beralih ke lensa. RX100 VII dibekali lensa ZEISS Vario-Sonnar T* dengan rentang zoom 24-200mm (ekuivalen full-frame). Ini adalah peningkatan signifikan dari model-model sebelumnya yang biasanya mentok di 70mm. Rentang zoom 24-200mm ini bikin kamera ini super serbaguna. 24mm itu lebar, enak buat motret pemandangan, arsitektur, atau grup foto. Sementara 200mm itu lumayan tele, bisa dipakai buat motret detail dari jauh, portrait dengan latar belakang blur (meskipun bukaan maksimum di 200mm nggak sebesar di 24mm), atau bahkan motret satwa liar (yang nggak terlalu jauh pastinya). Punya rentang zoom sepanjang ini di bodi sekecil ini beneran impian buat banyak orang yang suka traveling tapi nggak mau ribet bawa-bawa lensa banyak.
Kualitas gambar yang dihasilkan gimana? Untuk ukuran sensor 1.0-type, Sony RX100 VII ini menghasilkan gambar yang tajam dengan detail yang baik, terutama di ISO rendah. Warna yang dihasilkan juga khas Sony, natural tapi tetap enak dilihat. Performa di kondisi minim cahaya lumayan, tapi jangan samakan dengan kamera dengan sensor yang lebih besar ya. Di ISO tinggi, noise mulai kelihatan, tapi masih bisa diterima untuk kebutuhan cetak ukuran kecil atau share di media sosial.
Untuk urusan video, RX100 VII juga nggak main-main. Kamera ini bisa rekam video 4K dengan full pixel readout tanpa pixel binning. Artinya, kualitas videonya tajam dan detail. Ada juga fitur HLG (Hybrid Log-Gamma) dan S-Log3 buat kamu yang serius colour grading videonya. Stabilisasi gambarnya juga efektif berkat Optical SteadyShot. Yang paling penting buat yang suka vlogging atau bikin konten video adalah hadirnya port mikrofon eksternal! Ini super penting karena kualitas audio itu separuh dari kualitas video. Sebelumnya di model RX100 series, kalau mau audio bagus ya cuma bisa pakai mikrofon internal atau rekam terpisah. Adanya port mic ini beneran bikin RX100 VII makin menarik buat para kreator konten.
Pengalaman pakai sehari-hari? Kamera ini terasa responsif. Nyala cepat, fokus cepat, motret cepat. Menu-menunya khas Sony, lumayan lengkap tapi butuh sedikit waktu buat familiar kalau kamu belum pernah pakai kamera Sony. Baterainya lumayan boros kalau dipakai terus-terusan, apalagi kalau sering pakai burst mode atau rekam video 4K. Siap-siap bawa baterai cadangan kalau mau motret seharian.
Jadi, apa saja kelebihan Sony Cyber-shot RX100 VII ini berdasarkan pengalaman pemakaian?
- Ukuran super compact: Bisa masuk saku, ideal buat travel dan daily use.
- Performa ngebut: Burst shooting 20fps tanpa blackout dan 90fps Single Burst beneran juara.
- Autofocus canggih: Real-time Tracking dan Real-time Eye AF (manusia & hewan) bikin fokus gampang banget dapat. Ini kehebatan utama kamera ini.
- Lensa serbaguna: 24-200mm dalam bodi sekecil ini itu luar biasa, mencakup banyak skenario motret.
- Fitur video lengkap: 4K, profil warna, dan yang paling penting, port mic eksternal!
- EVF pop-up: Berguna di kondisi terang atau saat butuh stabilitas.
- Layar tilting: Memudahkan motret dari berbagai angle dan selfie/vlogging.
Tapi tentu ada juga kekurangannya: Infinix Note 40 Pro+ Di Tangan Kamu Rasanya Punya Powerbank Sekaligus Charger Kilat
- Harganya premium: Ya, untuk semua kecanggihan ini, harganya nggak murah. Ini mungkin jadi pertimbangan terbesar.
- Ergonomi terbatas: Bodinya kecil, nggak ada grip yang menonjol, jadi kurang nyaman buat yang punya tangan besar atau pakai lensa di zoom maksimal. Sangat disarankan pakai strap pergelangan tangan.
- Baterai kurang tahan lama: Performa tinggi butuh daya besar.
- Layar bukan layar sentuh penuh: Layarnya bisa sentuh buat milih titik fokus atau tracking, tapi nggak bisa buat navigasi menu. Agak kurang intuitif di era serba touch screen.
- Aperture mengecil di zoom tele: Di 200mm, aperture maksimum cuma f/4.5. Artinya, di zoom jauh butuh cahaya lebih banyak atau ISO lebih tinggi dibandingkan di wide angle.
Kesimpulannya, Sony Cyber-shot RX100 VII ini adalah kamera compact yang powerful banget. Kehebatannya terutama terletak pada perpaduan ukuran mungil, performa kecepatan tinggi, dan sistem autofocus yang super canggih. Lensa 24-200mm yang serbaguna dan fitur video lengkap dengan port mic makin melengkapi paketnya. Kamera ini jelas bukan buat semua orang, terutama kalau melihat label harganya.
Tapi kalau kamu adalah seseorang yang: sering traveling tapi nggak mau bawa kamera besar dan lensa banyak; butuh kamera saku dengan kualitas gambar bagus; suka motret aksi cepat atau subjek bergerak (anak, hewan); atau kreator konten yang butuh kamera vlogging ringkas dengan audio berkualitas; maka Sony RX100 VII ini beneran bisa jadi kamera yang selama ini kamu cari. Ini adalah bukti bahwa ukuran kecil bukan berarti performa rendahan. Sony Cyber-shot RX100 VII ini adalah binatang buas dalam wujud mungil, siap mengabadikan momen-momen krusial dengan kecepatan dan ketepatan yang sulit ditandingi kamera di kelasnya.
Share this content: