Ngomongin soal drone, nama DJI pasti langsung terlintas. Mereka kayak udah jadi standar industri, apalagi buat drone fotografi dan videografi yang stabil itu. Tapi, ada satu lini produk mereka yang beda, yang bikin adrenalin lebih terpacu, yaitu FPV (First Person View). Nah, yang terbaru dan lagi hangat dibicarakan adalah DJI Avata 2. Begitu keluar, langsung bikin penasaran, beneran nggak sih seasyik itu terbang FPV pakai ini?
Jujur aja, pertama kali liat Avata 2, kesannya kokoh tapi compact. Desainnya khas drone cinewhoop gitu, baling-balingnya dilindungi shroud atau pelindung prop yang menyatu sama bodinya. Ini penting banget buat FPV, apalagi buat yang suka terbang dekat-dekat objek atau di dalam ruangan (meski tetap harus hati-hati dan sesuai aturan ya). Bodinya kerasa solid, nggak ringkih. Ukurannya juga pas, nggak kegedean kayak drone FPV rakitan yang kadang keliatan “telanjang” kabelnya, tapi juga nggak terlalu kecil sampe susah dikontrol angin.
Begitu pasang baterai, nyalain, dan pairing sama kacamata FPV terbarunya, yaitu DJI Goggles 3, sensasinya langsung beda. Goggles 3 ini juga kelihatan lebih ramping dan nyaman dipake dibanding generasi sebelumnya. Yang bikin keren, Goggles 3 ini punya fitur Real View PiP (Picture-in-Picture), jadi kita bisa lihat tampilan dunia nyata di sekitar kita lewat kamera di kacamata, barengan sama feed dari drone. Ini inovatif banget, kita nggak perlu buka kacamata terus-terusan cuma buat cek sekitar atau ngomong sama orang.
Nah, sekarang ngomongin intinya: sensasi terbangnya. DJI Avata 2 ini datang dengan dua pilihan kontroler: RC Motion 3 dan FPV Controller 3. Buat yang baru pertama kali nyoba FPV atau pengen sensasi terbang yang intuitif, RC Motion 3 ini juaranya. Kontrolnya cuma pakai gerakan tangan dan tombol trigger. Dorong ke depan buat terbang, miringin tangan buat belok, putar pergelangan buat muter drone di tempat. Rasanya kayak lagi main game balap atau simulasi terbang VR. Gampang banget dipelajari, dan dalam hitungan menit aja, kamu udah bisa nerbangin drone ini keliling-keliling dengan percaya diri, ngerasain sensasi ‘terbang’ langsung dari kokpitnya.
Ini dia yang bikin “ketagihan”. Ketika gambar dari drone langsung masuk ke Goggles 3 dengan latensi yang minim berkat sistem transmisi O4 terbaru, rasanya *beneran* kayak lagi ada di atas sana. Bisa terbang di antara pohon, ngeliat pemandangan dari sudut pandang burung, atau bahkan masuk ke dalam bangunan (lagi-lagi, perhatikan aturan dan izin ya!). Sensasi kecepatan, ketinggian, dan manuver yang lincah itu bikin lupa waktu. Ini bukan sekadar nerbangin drone dari bawah sambil liat layar HP, ini *merasakan* terbang itu sendiri.
Buat yang udah biasa terbang FPV atau pengen tantangan lebih, ada pilihan FPV Controller 3. Ini kontroler model stick konvensional, yang memungkinkan kamu terbang dalam mode manual alias Acro. Di mode Acro, drone nggak auto-leveling, jadi kontrol sepenuhnya ada di tangan pilot. Bisa flip, roll, atau manuver ekstrem lainnya. Belajar Acro mode ini butuh latihan, tapi kepuasannya beda lagi. DJI Avata 2 ini, meskipun bodinya kelihatan ‘aman’ dengan pelindung prop, ternyata cukup lincah juga di mode Acro, meskipun mungkin nggak selincah drone FPV rakitan yang super ringan.
Selain sensasi terbang yang seru, aspek penting lain buat drone ini adalah kameranya. Avata 2 dilengkapi sensor kamera yang lebih besar dari pendahulunya. Hasilnya? Kualitas gambar dan videonya meningkat signifikan. Bisa rekam video sampai resolusi 4K di berbagai frame rate. Rentang dinamisnya lumayan, jadi detail di area terang dan gelap bisa terekam dengan baik. Warna-warnanya juga natural, nggak lebay. Ini penting banget, karena FPV bukan cuma soal terbang seru, tapi juga bikin konten yang menarik. Mau rekam aksi ngetril temen, ngebut di trek balap, atau sekadar explore spot-spot keren dari udara, hasilnya cakep buat di-share.
Drone ini juga dilengkapi fitur stabilisasi gambar yang canggih. Ada RockSteady dan HorizonSteady. RockSteady bikin rekaman tetap stabil meski drone lagi bermanuver kencang atau kena guncangan. HorizonSteady menjaga agar garis horizon di video tetap lurus, meskipun drone lagi miring-miring. Kombinasi kamera yang bagus dan stabilisasi yang mumpuni bikin video FPV dari Avata 2 ini kelihatan profesional, bahkan buat pemula sekalipun.
Bagaimana dengan baterainya? Baterai DJI Avata 2 ini diklaim bisa terbang sampai sekitar 23 menit dalam kondisi ideal. Dalam pemakaian nyata, tergantung cara terbangnya, mungkin di angka 15-20 menit. Ini memang bukan yang terlama dibanding drone DJI seri lain seperti Mavic, tapi buat drone FPV, durasi segini sudah lumayan. Apalagi kalau beli paket Fly More Combo yang dapet beberapa baterai, sesi terbang bisa jadi lebih panjang. Proses charging baterainya juga lumayan cepat dengan charger khusus yang bisa nge-charge tiga baterai sekaligus secara sequential.
Sistem transmisi O4 yang dipakai Avata 2 ini juga patut diacungi jempol. Jarak jangkauannya jauh lebih baik dan latensinya rendah banget. Ini krusial buat pengalaman FPV yang mulus dan responsif. Nggak enak kan lagi seru-serunya terbang, tiba-tiba gambar di kacamata putus-putus atau lag? Dengan O4, koneksinya terasa stabil dan kuat, mengurangi risiko kehilangan sinyal yang bisa berakibat fatal.
Fitur keamanan juga nggak dilupakan. Avata 2 punya sensor vision ke bawah dan ke belakang. Ini membantu saat terbang di mode Normal atau Sport, agar drone bisa mendeteksi rintangan (meskipun sensor FPV biasanya nggak secanggih drone fotografi biasa). Ada juga fungsi Return To Home (RTH) yang otomatis aktif kalau baterai lemah atau sinyal hilang. Pelindung prop yang udah terintegrasi juga mengurangi risiko kerusakan kalau nggak sengaja nabrak benda atau orang (tapi tetap, terbanglah di tempat yang aman dan jauh dari keramaian!). Ada juga fitur pengereman darurat yang cepat, apalagi kalau pakai RC Motion 3, tinggal tekan tombol rem, drone langsung berhenti dan hover di tempat.
Secara keseluruhan, DJI Avata 2 ini sukses banget menggabungkan kemudahan penggunaan ala DJI dengan sensasi terbang FPV yang imersif dan bikin nagih. Buat yang selama ini pengen nyoba FPV tapi intimidasi sama proses perakitan drone FPV sendiri, atau takut sama kontrol manual yang ribet, Avata 2 dengan RC Motion 3 adalah pintu masuk yang sempurna. Langsung bisa ngerasain sensasi terbang FPV yang seru, bikin video yang keren, tanpa pusing mikirin setting atau troubleshooting yang rumit.
Tentu ada juga kekurangannya. Sebagai drone FPV “all-in-one”, Avata 2 ini mungkin nggak sefleksibel drone FPV rakitan. Kalau ada komponen yang rusak (misalnya motor atau kamera), perbaikannya mungkin lebih sulit atau mahal dibanding ganti sparepart di drone rakitan. Pilihan kustomisasi atau upgrade juga lebih terbatas. Buat pilot FPV profesional yang udah terbiasa terbang Acro dengan drone super ringan dan responsif, Avata 2 mungkin terasa sedikit kurang agresif, meskipun mode Acro-nya lumayan capable.
Harga juga jadi pertimbangan. DJI Avata 2 ini memang nggak bisa dibilang murah, terutama kalau ambil paket Fly More Combo yang langsung dapat beberapa baterai dan Motion Controller. Tapi kalau dibandingkan dengan biaya merakit drone FPV lengkap dengan goggles dan kontroler yang proper, harganya bisa jadi sebanding, dengan keuntungan kemudahan penggunaan dan ekosistem DJI yang seamless.
Buat siapa drone ini? Menurut saya, Avata 2 ini cocok banget buat:
- Para creator konten yang pengen nambahin footage FPV yang dinamis dan unik ke video mereka tanpa harus belajar nerbangin drone FPV rakitan dari nol.
- Penggemar gadget dan teknologi yang penasaran pengen ngerasain sensasi terbang FPV yang imersif.
- Pilot drone DJI yang udah biasa terbang mode angle tapi pengen nyoba sensasi FPV yang beda.
- Orang yang pengen punya drone FPV yang relatif lebih aman (karena ada prop guard) dan mudah dipakai.
Kombinasi drone yang lincah tapi stabil, Goggles 3 dengan fitur canggih, dan RC Motion 3 yang super intuitif bikin pengalaman terbang Avata 2 ini beda dari yang lain. Rasanya kayak main game balap di udara, tapi dengan kamera beneran yang rekam video berkualitas tinggi. Begitu pertama kali nyoba manuver di antara dahan pohon atau ngebut di dekat permukaan air, sensasi “ketagihan” itu langsung muncul. Kamu bakal terus pengen terbang lagi, explore tempat baru, dan nyoba manuver yang makin menantang.
Jadi, kalau kamu lagi nyari cara buat ngerasain sensasi terbang yang beda, bikin video aerial yang unik dan dinamis, atau sekadar pengen punya mainan canggih yang bikin adrenalin terpacu, DJI Avata 2 ini layak banget dipertimbangkan. Memang butuh investasi, tapi pengalaman yang didapat itu sepadan. Sensasi FPV yang ditawarkan Avata 2 ini beneran bisa bikin kamu ketagihan terbang, serius deh!
Di sisi lain, perlu diingat juga soal regulasi penerbangan drone di area kamu. Drone FPV punya karakteristik terbang yang beda, kadang terbang rendah, cepat, atau di dekat objek. Pastikan kamu tahu dan patuh sama aturan yang berlaku di lokasi kamu terbang. Keamanan diri sendiri dan orang lain di sekitar adalah yang utama.
Salah satu kelebihan lain dari ekosistem DJI adalah kemudahan dalam transfer footage. Dengan aplikasi DJI Fly, kamu bisa langsung download video dari drone ke ponsel dengan cepat. Goggles 3 juga punya penyimpanan internal dan bisa pasang kartu SD, jadi rekaman layar dari kacamata (yang kadang punya sudut pandang lebih lebar atau info OSD) juga bisa disimpan.
Mode penerbangan yang disediakan juga cukup lengkap. Ada mode Normal (N), Sport (S), dan Manual (M) alias Acro. Mode N dan S cocok buat pemula atau yang pengen terbang santai sambil nikmatin pemandangan atau bikin cinematic shots. Mode M (dengan FPV Controller 3) buat kamu yang pengen kontrol penuh dan bebas bermanuver ekstrem. Peralihan antar mode ini juga gampang.
Fitur kamera yang support D-Log M juga bikin video dari Avata 2 ini lebih fleksibel saat diedit. Buat yang serius ngedit video, profil warna D-Log M memungkinkan grading warna yang lebih kaya dan detail. Ini nambah nilai plus buat para videografer yang pengen hasil maksimal dari drone FPV.
Desain Avata 2 yang compact dan kokoh juga bikin dia lebih gampang dibawa-bawa dibanding setup FPV rakitan yang kadang perlu tas khusus dan rawan rusak kalau nggak hati-hati. Cukup masukin ke tas ransel khusus atau tas drone biasa, udah siap diajak petualangan.
Buat yang bertanya-tanya soal suara drone, drone FPV biasanya memang cenderung lebih berisik karena baling-balingnya berputar sangat cepat untuk bermanuver. Avata 2 juga punya karakteristik suara FPV, jadi kalau terbang dekat keramaian, suaranya lumayan noticeable.
Pengalaman unboxing dan setup awal juga khas DJI: mudah dan user-friendly. Semua terhubung dengan cepat, update firmware gampang lewat aplikasi. Ini beda jauh sama drone FPV rakitan yang kadang butuh pemahaman teknis buat setup awal atau kalibrasi.
Jadi, apakah sensasi terbang FPV pakai DJI Avata 2 ini beneran bikin ketagihan? Jawaban singkatnya: Ya, sangat! Pengalaman imersif yang ditawarkan, kemudahan penggunaan (terutama dengan Motion Controller), kualitas video yang bagus, dan fitur keamanan yang ada bikin Avata 2 jadi paket lengkap buat siapa aja yang pengen nyelam ke dunia FPV. Ini bukan cuma drone, ini tiket buat ngerasain sensasi terbang yang seru dan nggak terlupakan. Cocok banget buat kamu yang pengen bikin konten anti-mainstream atau sekadar nyari hobi baru yang memacu adrenalin.
Meskipun harganya lumayan dan ada beberapa keterbatasan dibanding drone FPV rakitan, nilai lebih dari Avata 2 ini ada di kemudahan, keandalan, dan integrasi ekosistem DJI yang seamless. Ini bikin gap antara orang awam dan pilot FPV jadi lebih kecil. Siapa pun bisa ngerasain serunya terbang FPV dengan lebih mudah dan aman.
Opini akhir saya? DJI Avata 2 adalah salah satu gadget terbang paling menarik yang keluar belakangan ini. Dia berhasil nge-deliver janji sensasi FPV yang seru tanpa bikin calon penggunanya pusing duluan. Kalau budget memungkinkan dan kamu penasaran sama dunia FPV, Avata 2 ini worth banget buat dicoba. Siap-siap aja buat ketagihan terbang dan ngeliat dunia dari sudut pandang yang benar-benar baru dan memukau!
Share this content: