Kalau Kamu Belum Coba OnePlus Open, Kamu Belum Tahu Rasanya Multitasking Sesungguhnya
Halo, bro dan sis sekalian! Balik lagi nih sama gue, si tukang oprek gadget yang selalu penasaran sama inovasi. Kali ini, gue mau ngajak kalian ngobrolin sebuah perangkat yang bener-bener bikin gue mikir, “Oh, jadi gini rasanya punya ponsel yang bisa bikin gue kerja tanpa harus buka laptop.” Yup, yang gue maksud adalah sang penantang di kancah foldable, yaitu OnePlus Open.
Sejujurnya, saat pertama kali denger OnePlus mau bikin foldable, gue agak skeptis. Mereka kan terkenal dengan “flagship killer” yang kenceng dengan harga miring. Tapi begitu pegang OnePlus Open ini, beuh, ekspektasi gue langsung dihajar habis-habisan. Ini bukan cuma sekadar HP lipat biasa, ini adalah pernyataan bahwa OnePlus juga bisa main di liga premium dan bahkan mendefinisikan ulang apa itu produktivitas di genggaman.
Desain dan Kesan Pertama: Si Ramping yang Tetap Gahar
Mulai dari desain, OnePlus Open ini bener-bener bikin gue geleng-geleng. Dari semua foldable yang pernah gue coba, Open ini terasa paling “ramping” dan nyaman digenggam saat dilipat. Dengan ketebalan hanya sekitar 11.7mm saat dilipat, dia gak berasa kayak dua HP ditumpuk. Ini poin penting banget, karena seringkali foldable lain tuh berasa bulky di saku celana atau saat digenggam pakai satu tangan.
Material yang dipakai juga premium abis. Gue pegang yang varian dengan finishing kulit vegan di bagian belakang, rasanya mewah tapi nggak licin. Ada juga varian yang pakai kaca matte, sama-sama cakepnya. Frame aluminium yang kokoh ngasih kesan solid, dan engselnya itu loh, berasa mantap banget saat dibuka tutup. Nggak ada bunyi aneh, halus, tapi tetap terasa presisi. OnePlus bilang engselnya ini udah diuji ratusan ribu kali buka tutup, dan gue percaya aja sih, karena feel-nya emang kokoh.
Layar luarnya? Ini dia salah satu keunggulan terbesar Open. Ukurannya 6.31 inci dengan rasio aspek yang mirip banget sama ponsel konvensional. Jadi, pas dilipat, gue bisa pakai ini kayak pakai HP biasa tanpa harus “mengorbankan” pengalaman ngetik atau scrolling. Keyboard di layar luarnya terasa nyaman, nggak sempit kayak di beberapa foldable lain yang punya layar luar terlalu kecil atau tinggi. Resolusi dan refresh rate-nya juga tinggi, bikin semua transisi dan animasi terlihat smooth.
Nah, pas dibuka, barulah keajaiban yang sebenarnya muncul. Layar internal 7.82 inci yang gede banget itu langsung menyapa. Pertama kali liat, gue langsung mikir, “Oke, ini baru namanya kanvas buat kerja.” Rasio aspeknya yang hampir kotak (agak ke persegi) bikin dia ideal buat multitasking. Dan yang paling bikin gue kagum, lipatan atau ‘crease’ di tengah layar itu minim banget! Dibanding beberapa kompetitor, crease di Open ini hampir nggak kerasa saat disentuh jari atau bahkan saat dilihat dari sudut tertentu. Ini bener-bener pencapaian di teknologi layar lipat.
Soal estetika, modul kamera belakangnya itu juga nggak kalah jadi perhatian. Bulat besar dengan branding Hasselblad, langsung nunjukkin kalau OnePlus nggak main-main soal kamera di HP ini. Secara keseluruhan, OnePlus Open dari sisi desain dan build quality ini udah lolos uji coba gue dengan nilai sempurna. Stylish, ergonomis, dan berasa premium.
Performa dan Multitasking Sejati: Saatnya Bekerja di Genggaman
Oke, kita masuk ke inti dari judul artikel ini: multitasking sesungguhnya. Kalau cuma punya layar gede tapi performanya lemot, ya sama aja bohong kan? Untungnya, OnePlus Open ini dibekali dengan jeroan kelas atas yang bener-bener powerful. Dia ditenagai oleh chipset terbaru dari Qualcomm (gue nggak bisa sebut angka tahun, tapi ini adalah yang paling powerful di kelasnya saat ini) dipadukan dengan RAM 16GB LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.0 hingga 512GB. Kombinasi ini bener-bener bikin Open ini jadi monster performa.
Mau buka 10 aplikasi sekaligus? Nggak masalah. Mau switch antar aplikasi berat kayak editing foto atau video singkat sambil buka browser dengan puluhan tab? Nggak ada lag sama sekali. Pengalaman scrolling, buka aplikasi, gaming, semuanya mulus dan responsif. Suhu perangkat juga terjaga dengan baik, nggak gampang panas meskipun dipakai ngebut.
Tapi yang bikin multitasking di Open ini bener-bener “sesungguhnya” itu adalah optimasi software OxygenOS-nya. OnePlus bener-bener mikirin gimana pengguna bisa memaksimalkan layar besar ini. Ada fitur yang namanya “Open Canvas” yang menurut gue jenius banget. Bayangin, kamu bisa buka tiga aplikasi sekaligus di layar utama, dua di antaranya bisa kamu ‘tempel’ di layar, dan satu lagi bisa kamu geser-geser layaknya kanvas digital. Misalnya, gue bisa buka Google Docs di satu sisi, referensi dari Chrome di sisi lain, dan sesekali buka WhatsApp atau Telegram sebagai floating window tanpa harus nutup aplikasi utama. Ini bener-bener ngubah cara gue kerja di ponsel.
Taskbar di bagian bawah layar juga sangat membantu. Mirip di laptop, dia nampilin aplikasi yang sering dipakai dan aplikasi yang baru dibuka. Jadi, buat pindah-pindah aplikasi atau nge-drag aplikasi buat split-screen itu jadi super gampang. Nggak perlu lagi bolak-balik ke homescreen atau recent apps. Gampang banget untuk drag-and-drop aplikasi ke mode split-screen atau bahkan jadi floating window. Ini sangat intuitif dan bener-bener meningkatkan produktivitas.
Buat yang suka hiburan, layar internal yang gede ini juga jadi surga. Nonton film atau streaming YouTube jadi lebih imersif. Speaker stereonya juga menghasilkan suara yang jernih dan lantang, bikin pengalaman multimedia makin mantap. Gaming di layar gede juga seru banget, apalagi buat game-game yang butuh detail visual tinggi. Frame rate stabil, grafis tajam, bener-bener manjain mata.
Baterainya gimana? Dengan kapasitas yang cukup besar dan didukung efisiensi dari chipset terbaru, Open ini bisa nemenin gue seharian penuh dengan pemakaian moderat sampai intensif. Dan yang paling penting, teknologi pengisian daya SUPERVOOC 67W-nya itu bikin gue nggak perlu khawatir soal baterai habis. Dari kosong sampai penuh cuma butuh waktu sekitar 40-45 menit. Ini penyelamat banget buat yang sering buru-buru.
Kamera Hasselblad: Bukan Cuma Marketing Belaka
Sekarang ngomongin kamera. Kerjasama dengan Hasselblad di OnePlus Open ini bukan cuma tempelan branding. Sistem kameranya bener-bener serius. Sensor utamanya pakai LYT-T808 “Pixel Stacked” 48MP yang bikin kualitas fotonya cakep banget, apalagi di kondisi low light. Detailnya dapet, dynamic range-nya luas, dan warnanya konsisten berkat kalibrasi warna Hasselblad.
Lensa ultrawide 48MP-nya juga nggak kalah keren, ngasih sudut pandang luas tanpa distorsi berlebihan. Dan yang paling bikin gue happy, lensa telephoto periskop 64MP-nya itu bener-bener fungsional. Zoom optikal 3x dan hybrid sampai 6x masih ngasih hasil yang sangat bisa diandalkan. Buat ngambil detail dari jauh atau motret landscape, hasilnya memuaskan.
Foto portrait? Nggak usah ditanya. Efek bokehnya rapi, deteksi tepian subjek akurat. Mode Pro Hasselblad-nya juga ngasih kontrol penuh buat yang suka ngoprek pengaturan kamera manual. Buat yang doyan video, kualitas rekamannya juga stabil dan detail, sampai resolusi 4K dengan frame rate tinggi.
Kamera selfienya ada dua: satu di layar cover dan satu lagi di layar internal. Keduanya ngasih hasil yang bagus buat video call atau sekadar selfie iseng. Yang paling menarik, karena ini foldable, kamu bisa pakai kamera utama buat selfie dengan ngelihat preview di layar cover! Ini fitur yang jarang ada di HP biasa dan bikin kualitas selfie kamu naik kelas.
Kelebihan dan Kekurangan di Pemakaian Harian
Kelebihan:
- Desain Premium dan Ergonomis: Ramping, ringan untuk ukuran foldable, dan nyaman digenggam. Material berkualitas tinggi.
- Layar Terbaik di Kelasnya: Layar cover yang fungsional, layar internal besar dengan crease minimal, refresh rate tinggi, dan warna akurat.
- Performa Buas: Chipset terbaru dan RAM besar bikin semua aplikasi berjalan mulus, termasuk game berat.
- Multitasking Revolusioner: Fitur Open Canvas dan Taskbar di OxygenOS benar-benar mengubah cara kerja di ponsel, jadi sangat produktif.
- Kamera Juara: Sistem kamera Hasselblad dengan sensor utama canggih, ultrawide, dan telephoto yang semuanya berkualitas tinggi.
- Baterai Tahan Lama & Fast Charging: Daya tahan seharian dan pengisian super cepat.
- Audio Imersif: Speaker stereo yang lantang dan jernih.
- Alert Slider: Fitur klasik OnePlus yang selalu berguna.
Kekurangan:
- Harga: Ya, namanya juga flagship foldable, harganya pasti bikin kantong menjerit. Ini investasi yang besar.
- Ketahanan Jangka Panjang: Meskipun engselnya kokoh, tetap ada kekhawatiran umum soal daya tahan layar lipat dalam jangka waktu sangat panjang, walaupun OnePlus memberikan garansi dan klaim ketahanan yang bagus.
- Bobot: Walaupun ringan untuk foldable, tetap lebih berat dibandingkan ponsel bar biasa. Mungkin perlu adaptasi.
- Optimasi Aplikasi Pihak Ketiga: Beberapa aplikasi masih belum sepenuhnya dioptimalkan untuk rasio aspek layar besar, meskipun ini semakin jarang terjadi.
- Ketersediaan Aksesoris: Karena masih relatif baru, pilihan aksesori mungkin belum sebanyak ponsel mainstream.
Kesimpulan dan Opini Akhir
Jadi, siapa sih yang cocok sama OnePlus Open ini? Menurut gue, kalau kamu adalah seorang profesional yang butuh perangkat serbaguna, sering kerja on-the-go, atau simply tech enthusiast yang haus inovasi dan nggak masalah dengan budget, OnePlus Open ini jawabannya. Ini adalah ponsel lipat yang bener-bener menonjol dari keramaian.
Pertanyaan utamanya, apakah ini beneran mendefinisikan ulang multitasking? Setelah gue coba selama beberapa waktu, jawabannya adalah, YA! OnePlus Open ini sukses ngasih pengalaman multitasking yang lebih dari sekadar “bisa buka dua aplikasi”. Dengan Open Canvas dan optimasi OxygenOS yang matang, dia bener-bener jadi mini-laptop yang bisa dilipat dan masuk saku. Produktivitas kamu dijamin naik kelas.
Meskipun harganya premium, kamu akan mendapatkan paket lengkap: desain elegan, performa brutal, kamera jempolan, dan pengalaman multitasking yang revolusioner. OnePlus Open bukan cuma sekadar ikut-ikutan tren foldable, tapi dia datang untuk bersaing serius dan bahkan jadi tolok ukur baru di segmen ini. Kalau kamu belum coba, gue jamin kamu belum tahu rasanya multitasking sesungguhnya di genggaman.
Share this content: