Ini Dia ASUS Zenbook S Terbaru, Laptop Premium Tipis Itu Beneran Perlu Nggak Sih Buat Kamu?

Oke, jadi kita ngomongin laptop yang tipisnya kayak amplop, enteng kayak nggak bawa apa-apa, tapi harganya… yah, lumayan. Kali ini yang mampir ke meja review kita adalah ASUS Zenbook S terbaru. Setiap kali pegang seri Zenbook S ini, kesan pertama yang muncul selalu sama: “Wow, ini *beneran* tipis dan ringan banget!”. Pertanyaannya, seberapa penting sih faktor ‘tipis dan ringan’ ini dalam penggunaan sehari-hari, dan apakah kelebihan itu sepadan dengan apa yang harus kita bayar? Nah, mari kita bedah bareng-bareng.

Desain yang Nggak Main-main Tipisnya

Pertama kali ngeluarin Zenbook S dari kotaknya, rasanya tuh kayak lagi pegang sebuah karya seni minimalis. Materialnya terasa premium, paduan metal yang kokoh tapi tetap ringan. Finishing-nya biasanya ada beberapa opsi warna yang semuanya terlihat elegan, nggak mencolok tapi tetap menarik perhatian. Ketebalannya itu lho, sumpah, tipis banget! Bener-bener bikin mikir gimana caranya semua komponen powerful bisa masuk ke dalam bodi segini rampingnya. Beratnya juga sangat minimal, bawa di tas punggung atau tas tangan pun rasanya kayak cuma bawa buku catatan. Ini jelas jadi nilai jual utama: portabilitas maksimal.

Area keyboard dan touchpad-nya juga patut diacungi jempol. Keyboard-nya khas ASUS, ErgoSense kalau nggak salah namanya, dengan travel distance keycaps yang pas, nggak terlalu dangkal meskipun bodinya tipis. Ngetik lama di laptop ini lumayan nyaman, nggak bikin jari pegal. Backlight-nya juga membantu kalau kerja di kondisi minim cahaya. Touchpad-nya? Luas dan responsif banget. Kadang di model-model ASUS tertentu ada fitur NumberPad terintegrasi di touchpad, lumayan buat yang sering input angka.

Soal layar, ini dia salah satu daya tarik utama Zenbook S terbaru: layarnya biasanya pakai panel OLED. Hasilnya? Gambarnya jernih banget, warna-warnya vibrant, kontrasnya tinggi, dan warna hitamnya itu lho, pekat banget. Ini bikin nonton film atau ngedit foto jadi jauh lebih menyenangkan. Resolusinya juga biasanya tinggi, detailnya tajam. Bezelnya tipis, bikin pengalaman visualnya makin imersif. Untuk kerja yang butuh akurasi warna atau sekadar menikmati konten multimedia, layar OLED di Zenbook S ini top markotop. Curhat Pengalaman Pakai OnePlus 12 Kenapa Kamu Wajib Coba Sendiri

Tapi, sebagai konsekuensi dari bodi yang super tipis, port konektivitasnya jadi terbatas. Biasanya cuma ada beberapa port USB-C Thunderbolt, mungkin satu port USB-A, dan colokan audio jack. Card reader atau port HDMI ukuran standar? Lupakan saja. Artinya, kamu kemungkinan besar bakal butuh dongle atau hub kalau mau nyambungin ke monitor eksternal, proyektor, atau pakai flash drive USB-A. Ini adalah trade-off yang harus kamu pertimbangkan: seberapa sering kamu butuh port-port itu? Kalau sering, siap-siap repot bawa dongle.

Kualitas build keseluruhannya terasa solid, meskipun sangat ringan. Hinge layarnya juga kokoh, bisa dibuka sampai 180 derajat atau bahkan lebih di beberapa model. Rasanya laptop ini dibuat untuk tahan banting (dalam artian pemakaian sehari-hari dan dibawa ke mana-mana) tapi tetap dengan sentuhan premium.

Performa: Jangan Remehkan yang Tipis

Di balik bodinya yang ramping, ASUS Zenbook S terbaru biasanya ditenagai prosesor Intel Core Ultra atau setara dari generasi terbaru, dipadukan dengan RAM yang cukup besar dan storage SSD ngebut. Ini bukan laptop gaming kelas berat, tapi untuk penggunaan sehari-hari sampai tugas yang lumayan intensif, performanya nggak bisa diremehkan.

Buat kerja kantoran standar kayak buka puluhan tab di browser, ngetik dokumen, balas email, sampai video conference, laptop ini ngeladeninnya enteng banget. Multitasking berjalan mulus, pindah antar aplikasi cepat, loading data dari SSD juga ngebut. Kalau kamu seorang profesional yang sering mobile, butuh laptop yang bisa diandalkan buat presentasi, ngerjain laporan di luar kantor, atau bahkan ngedit-ngedit dokumen besar di perjalanan, Zenbook S ini lebih dari cukup.

Gimana kalau buat yang lebih berat dikit? Misalnya ngedit foto pakai Photoshop atau Lightroom, atau ngedit video pendek? Masih bisa, kok. Prosesor terbaru dengan integrated graphics yang makin mumpuni bisa menangani tugas-tugas ini dengan lumayan baik, terutama untuk proyek yang nggak terlalu kompleks atau durasi panjang. Tapi ya jangan harap performanya secepat laptop dengan kartu grafis diskrit kelas atas ya. Laptop ini lebih cocok buat yang butuh kemampuan itu sesekali atau dalam skala ringan.

Satu hal yang perlu diperhatikan di laptop tipis adalah manajemen panas. Saat dipakai tugas berat dalam waktu lama, wajar kalau laptop jadi hangat atau bahkan panas di beberapa area. Kipasnya juga bakal berputar lebih kencang, suaranya mungkin bakal sedikit terdengar, meskipun biasanya nggak sampai mengganggu banget. Sistem pendingin di laptop setipis ini memang punya keterbatasan dibanding laptop gaming atau workstation yang lebih tebal. Jadi, kalau kamu tipenya kerja berat nonstop berjam-jam, mungkin performanya bakal sedikit turun (thermal throttling) buat menjaga suhu tetap stabil.

Singkatnya, performa Zenbook S terbaru ini sangat mumpuni untuk target pasarnya: profesional atau pelajar yang butuh kombinasi portabilitas, desain premium, dan performa handal untuk produktivitas sehari-hari dan sesekali tugas kreatif ringan. Ini bukan laptop buat ngedit video 4K non-stop atau main game AAA terbaru di setting grafis rata kanan.

Fitur Unik dan Pengalaman Pengguna

Selain desain dan performa, ada beberapa fitur lain yang bikin pengalaman pakai Zenbook S terasa beda. Layar OLED-nya tadi udah kita bahas panjang lebar, itu jelas nilai plus besar. Selain itu, biasanya ASUS juga nyediain software tambahan kayak MyASUS yang ngebantu kita setting berbagai hal, mulai dari profil performa, mode warna layar, sampai fitur-fitur AI kayak noise cancelling buat mikrofon dan speaker pas video conference.

Webcam-nya gimana? Di laptop tipis, webcam sering jadi korban pemangkasan biar bodinya ramping. Tapi di model-model terbaru Zenbook S, kualitas webcam-nya lumayan ada peningkatan, bahkan ada yang resolusinya sudah Full HD. Ditambah fitur AI kayak auto framing atau background blur, ini ngebantu banget buat yang sering meeting online.

Kualitas audio biasanya digarap bareng Harmon Kardon, hasilnya speaker di Zenbook S ini suaranya cukup jernih dan lumayan kencang buat ukuran laptop tipis. Bass-nya nggak deep banget sih, tapi buat nonton video, dengerin musik santai, atau video call udah sangat layak.

Baterainya? Ini juga penting buat laptop yang fokus di portabilitas. Dengan prosesor yang efisien dan layar OLED yang hemat daya (terutama saat menampilkan warna gelap), daya tahan baterai Zenbook S terbaru tergolong bagus. Bisa tahan seharian kerja standar tanpa perlu colok charger terus-terusan, tergantung pemakaian tentunya. Kalau cuma browsing ringan dan ngetik, bisa lebih lama lagi. Kalau dipakai tugas berat, ya pasti lebih boros. Plus, chargernya biasanya ringkas dan pakai USB-C, jadi bisa sharing charger sama gadget lain kayak HP atau tablet kalau sama-sama pakai USB-C PD (Power Delivery). DJI Mini 4 Pro Bikin Kamu Jago Nerbangin Drone Seketika Gak Percaya? Realme X: Review Lengkap Ponsel Stylish dengan Performa Andal

Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemakaian Sehari-hari

Setelah pakai beberapa waktu, kelebihan utama Zenbook S terbaru memang ada di tiga hal: **portabilitas luar biasa** (tipis dan ringan banget), **layar OLED yang memukau**, dan **desain premium** yang bikin pede dibawa ke mana aja. Performa untuk tugas sehari-hari juga sangat responsif.

Namun, ada beberapa kekurangan yang terasa. **Keterbatasan port** itu kadang bikin repot kalau kamu tipenya sering nyolok banyak peripheral. Kamu jadi ketergantungan sama dongle. Kedua, **harganya** tentu nggak murah. Kamu bayar ekstra buat desain super tipis dan premium itu. Ketiga, meskipun performanya bagus, laptop ini **bukan buat tugas grafis berat** atau gaming intensif dalam waktu lama karena keterbatasan pendinginan di bodi setipis itu.

Terakhir, buat sebagian orang, bodi yang terlalu tipis mungkin terasa agak “ringkih” meskipun materialnya metal. Rasanya butuh perlakuan ekstra hati-hati dibanding laptop yang lebih tebal. Ini lebih ke masalah psikologis sih, tapi valid buat sebagian pengguna.

Kesimpulan: Perlu Nggak Sih Laptop Premium Tipis Kayak Gini Buat Kamu?

Nah, sampailah kita di pertanyaan intinya. Apakah laptop premium setipis ASUS Zenbook S terbaru ini beneran perlu buat kamu? Jawabannya, **tergantung kebutuhan dan prioritas kamu**. Jujur saja, untuk sebagian besar pengguna, laptop dengan ketebalan dan berat “normal” (misalnya 1.5 – 2 cm dan berat 1.5 – 1.8 kg) sudah lebih dari cukup dan menawarkan performa yang serupa atau bahkan lebih baik (dengan harga yang mungkin lebih terjangkau) dan port yang lebih lengkap.

Laptop seperti Zenbook S ini ditujukan buat segmen pengguna yang sangat spesifik. Mereka adalah orang-orang yang:

  • **Sangat memprioritaskan portabilitas maksimal.** Kamu yang sering bepergian, pindah-pindah tempat kerja, atau butuh laptop yang nggak bikin pegal saat dibawa ke mana-mana. Pengurangan berat beberapa ratus gram itu terasa banget kalau dibawa seharian.
  • **Menghargai desain dan build quality premium.** Kamu yang pengen laptop yang nggak cuma fungsional, tapi juga jadi semacam statement fashion atau gadget yang enak dilihat dan dipegang.
  • **Membutuhkan layar berkualitas tinggi (OLED).** Kalau profesimu berhubungan dengan visual (desainer, fotografer, editor konten) atau kamu cuma pengen pengalaman nonton atau menikmati konten visual yang terbaik, layar OLED di Zenbook S ini adalah nilai jual besar.
  • **Pengguna produktivitas standar sampai menengah.** Kamu butuh performa cepat buat kerja harian, multitasking, tapi nggak sampai butuh kartu grafis diskrit buat tugas super berat.
  • **Budgetnya memang tersedia.** Laptop ini ada di segmen premium, jadi harganya tentu menyesuaikan.

Kalau kamu masuk dalam kategori di atas, terutama poin pertama (portabilitas ekstrem) dan kedua (desain premium), maka ya, Zenbook S terbaru ini mungkin memang perlu dan pas buat kamu. Kenyamanan bawa laptop yang super ringan itu memang beda, apalagi kalau kamu sering mobilitas tinggi.

Tapi kalau kamu tipenya lebih sering pakai laptop di satu tempat, nggak terlalu sering bawa bepergian, butuh port konektivitas yang lengkap tanpa dongle, atau butuh performa grafis yang lebih tinggi (misalnya buat gaming atau editing video/rendering 3D profesional), atau budgetmu terbatas, mungkin ada pilihan laptop lain di range harga yang sama atau bahkan lebih murah yang bakal lebih cocok buat kebutuhanmu tanpa harus mengorbankan port atau performa grafis demi bodi yang setipis silet.

Intinya, ASUS Zenbook S terbaru ini adalah laptop premium yang fokus banget ke desain, portabilitas ekstrem, dan layar memukau. Ini adalah pilihan tepat kalau prioritas utamamu adalah ketiga hal itu, dan kamu siap dengan kompromi di sisi port dan harga. Kalau tidak, laptop lain mungkin lebih relevan. Ini bukan tentang ‘perlu’ atau ‘tidak perlu’ secara mutlak, melainkan ‘perlu *untuk siapa*’ dan ‘apa yang jadi prioritas *kamu*’. Zenbook S ini laptop yang bagus, tapi bagus *untuk orang yang tepat*.

Share this content: