Oke, jadi beberapa waktu lalu dapet kesempatan buat jajal langsung Google Pixel 8 Pro yang terbaru ini. Jujur, pertama kali pegang tuh rasanya beda. Bukan cuma soal desainnya yang khas banget sama bar kameranya itu, tapi ada semacam ‘feel’ premium yang kuat. Bodinya solid, finishing matte di bagian belakangnya (tergantung warna sih, tapi yang saya pegang warnanya cakep banget, semacam biru kehijauan gitu) bikin nggak gampang nempel sidik jari dan nyaman digenggam. Pinggirannya dari polished aluminum yang kerasa kokoh. Layarnya sendiri itu lho, Flat tapi dengan sedikit lengkungan mikro di tepian kaca, nyambung mulus sama frame, bikin usap-usap layar jadi enak. Ukurannya pas buat saya yang suka layar gede tapi nggak yang bulky banget. Overall, kesan pertamanya sih: mewah, kokoh, dan desainnya itu lho, bener-bener punya identitas. Akhirnya Sony WF-1000XM5 Ada di Telinga Kamu Ini Kesannya
Sekarang ngomongin performa. Di dalam Pixel 8 Pro ini ada chip Tensor G3, chip buatan Google sendiri. Gimana rasanya pake chip ini buat harian? Lancar jaya, gesit banget. Buka tutup aplikasi, multitasking, nge-scroll-scroll, semuanya mulus nggak ada lag sama sekali. Buat main game berat kayak Genshin Impact atau COD Mobile, setingan rata kanan juga masih oke, meskipun kadang kerasa hangat di bagian belakang dekat kamera setelah sesi gaming yang panjang. Tapi ya, itu wajar sih buat HP flagship jaman sekarang. Yang paling saya notice dari Tensor G3 ini bukan cuma performa mentahnya, tapi lebih ke gimana dia ngangkat fitur-fitur cerdasnya Google. Nah, ini nih yang beda, yang bikin ‘Otak AI Google’ itu kerasa beneran ada dan membantu banget.
Bagian yang paling bikin saya penasaran, dan mungkin kamu juga, adalah kameranya. Pixel itu dari dulu terkenal sama hasil kameranya yang konsisten bagus, berkat olahan software dan AI-nya. Di 8 Pro ini, spek kameranya udah ditingkatin: ada kamera utama 50MP, ultrawide 12MP, dan telephoto 48MP dengan optical zoom 5x. Di atas kertas udah powerful, tapi yang bikin melongo itu bukan cuma hardware-nya, melainkan fitur-fitur AI yang disematkan Google. Ini nih daftar beberapa fitur yang beneran kepake dan bikin takjub:
- Magic Editor: Ini sih kayak sulap! Kamu bisa mindahin objek di foto, gedein atau kecilin, bahkan nambahin awan atau ngubah pencahayaan. Hasilnya kadang butuh penyesuaian dan nggak selalu sempurna di setiap kondisi, tapi buat bikin foto biasa jadi lebih ‘wah’ atau sekadar ngilangin gangguan kecil, ini powerful banget.
- Best Take: Punya foto grup tapi ada aja satu orang yang merem atau lagi cemberut? Fitur ini bisa milih ekspresi wajah terbaik dari beberapa foto yang diambil berdekatan dan ‘nuker’ mukanya. Kedengarannya creepy, tapi hasilnya bisa nyelamatin momen banget. Dan transisinya halus, nggak kelihatan editan kasar.
- Audio Magic Eraser: Nah, ini buat video. Sering kan rekam video outdoor tapi keganggu suara angin kenceng, klakson motor, atau obrolan orang lain? Fitur ini bisa misahin berbagai jenis suara di video dan ngurangin atau ngilangin suara yang nggak diinginkan. Lumayan efektif buat bikin audio di video kamu lebih bersih.
- Video Boost: Ini fitur yang agak unik. Kamu rekam video, lalu di-upload ke Google Photos, dan Google bakal proses videonya di cloud buat ningkatin kualitasnya, terutama di kondisi minim cahaya atau HDR. Hasilnya beneran signifikan, video jadi lebih terang, detail, dan warna lebih hidup. Cuma ya gitu, butuh waktu buat prosesnya karena di cloud.
- Photo Unblur: Foto goyang atau nggak fokus? Fitur ini bisa bantu bikin foto jadi lebih tajam dan jelas. Nggak cuma foto yang diambil pakai Pixel ini, bahkan foto lama di galeri kamu juga bisa diproses.
Selain fitur-fitur ‘ajaib’ di atas, hasil jepretan standar Pixel 8 Pro juga emang udah juara. Warna khas Google yang natural tapi punchy, dynamic range-nya luas banget jadi detail di area gelap dan terang tetep kelihatan, dan mode potretnya itu lho, bokehnya rapi dan pemisahan subjeknya akurat. Low light performance-nya juga top, mode Night Sight-nya bisa bikin malam serasa senja tanpa kelihatan over-processed. Zoom 5x opticalnya kepake banget buat motret dari jauh, dan digital zoom sampai 30x juga masih lumayan usable buat sekadar capture detail yang jauh banget. Kameranya ini beneran jadi salah satu poin jualan utama dan nggak cuma gimmick.
Nah, kenapa saya bilang ‘Otak AI Google Beda’? Karena AI di Pixel ini bukan cuma numpang lewat buat fitur kamera. Dia terintegrasi di banyak hal. Misalnya, buat ngatur performa dan efisiensi baterai biar sesuai sama kebiasaan pemakaian kamu. Atau fitur Call Screening yang bisa ngeblokir panggilan spam atau nanya maksud si penelepon tanpa kamu angkat. Atau fitur transkripsi otomatis di aplikasi Recorder yang akurat banget. Semua ini berjalan mulus berkat chip Tensor G3 dan arsitektur software Google. Rasanya kayak HP-nya tuh beneran mikir dan adaptasi sama kamu, bukan cuma alat pasif.
Ngomongin baterai, Pixel 8 Pro punya baterai yang cukup gede. Buat pemakaian normal sehari-hari, kayak browsing, chatting, buka sosmed, sesekali nonton video atau main game ringan, bisa bertahan seharian penuh. Kalau dipake berat banget kayak gaming intensif atau ngerekam video 4K dalam waktu lama, ya wajar kalau sore udah minta di-charge. Pengisian dayanya lumayan cepat, tapi nggak sekenceng beberapa kompetitor di kelas yang sama. Udah support wireless charging dan reverse wireless charging juga buat nge-charge earbud atau HP lain yang support.
Selain itu, ada beberapa hal kecil tapi penting yang bikin pengalaman pake Pixel ini nyaman. Speaker stereonya kenceng dan kualitasnya bagus. Haptic feedback atau getarannya itu premium banget, kerasa pas dan presisi di setiap interaksi. Software-nya itu lho, Android murni ala Google dengan update yang dijamin paling cepet dan paling lama dibanding merek lain. Nggak ada bloatware yang nggak jelas, interfacenya bersih dan intuitif. Buat yang suka Android ‘polos’ dengan fitur-fitur cerdas tambahan, Pixel ini adalah jawabannya. Ini Pengalaman Pakai Galaxy Z Flip 5 Ponsel Lipat Yang Mungkin Belum Pernah Kamu Bayangkan
Tapi, namanya juga gadget, pasti ada aja kurangnya. Apa aja yang mungkin jadi pertimbangan? Infinix Zero 30 5G Rasanya Gini Punya Ponsel Mahal Padahal Harganya Pas Buat Kamu
- Harga: Pixel 8 Pro ini ada di kelas flagship, jadi harganya juga nggak murah. Ini investasi yang lumayan besar.
- Ketersediaan: Di beberapa negara, termasuk di Indonesia, Pixel ini nggak dijual resmi. Jadi buat yang mau beli harus lewat jalur non-resmi, yang kadang bikin khawatir soal garansi dan layanan purna jual.
- Charging Speed: Seperti yang saya sebut tadi, kecepatan chargingnya nggak yang paling ngebut di kelasnya. Bukan berarti lambat, tapi ada yang lebih cepat di rentang harga yang sama.
- Pemanasan: Meskipun performanya ngebut, di skenario penggunaan super berat atau di cuaca panas terik, kadang kerasa agak panas, meskipun nggak sampai bikin nggak nyaman dipegang.
Jadi, kesimpulannya gimana? Google Pixel 8 Pro ini adalah smartphone flagship yang unik. Dia nggak cuma ngejar spek tinggi di atas kertas (meskipun speknya emang udah top), tapi lebih fokus ke pengalaman pengguna yang dibantu sama AI. Kameranya luar biasa, nggak cuma soal hasil jepretan mentahnya tapi juga ‘sulap-sulap’ AI yang bikin foto dan video kamu naik kelas. Software-nya bersih, cepat, dan dapet update duluan. Performa Tensor G3 udah lebih dari cukup buat segala kebutuhan. Buat siapa HP ini? Buat kamu yang prioritas utamanya adalah pengalaman fotografi dan videografi yang dibantu AI canggih, suka software Android murni yang simpel tapi cerdas, dan siap bayar mahal untuk itu. ‘Otak AI Google’ di Pixel 8 Pro ini beneran beda, dia bikin HP kerasa lebih pintar dan personal. Kalau kamu nyari HP yang bisa bikin foto dan video temen-temen kamu melongo, dan pengen ngerasain Android yang bener-bener dioptimalkan oleh Google, Pixel 8 Pro ini layak banget dipertimbangkan. Meskipun harus lewat jalur nggak resmi di sini, godaan fitur AI dan kameranya itu lho, kuat banget!
Share this content: