Halo, guys! Balik lagi nih sama gue, kali ini kita mau ngobrolin satu hape yang cukup bikin penasaran di luar sana, dan akhirnya resmi juga nih buat kita-kita di sini. Yes, apalagi kalau bukan Google Pixel 8a. Banyak yang bilang ini kayak dapetin esensi Pixel flagship tapi dengan harga yang lebih bersahabat. Bener nggak sih? Nah, kebetulan gue udah pegang dan pakai si Pixel 8a ini buat daily driver beberapa waktu, jadi yuk kita bedah bareng-bareng rasanya gimana.
Kesan Pertama dan Desain: Familiar, Nyaman, tapi…
Pas pertama kali unboxing dan pegang Pixel 8a, kesan pertamanya tuh… familiar banget. Kalau lo pernah pegang Pixel 8 atau bahkan Pixel 7a, ya nggak akan kaget sama desainnya. Google kayaknya udah nemuin formula desain yang mereka suka dan bakal dipakai terus untuk beberapa waktu ke depan. Bentuknya membulat di setiap sudut, bikin nyaman digenggam, nggak kaku kayak beberapa hape lain.
Material belakangnya ini pakai polikarbonat alias plastik, tapi jangan langsung underestimate. Finishing matte-nya ini bikin feel-nya nggak murahan sama sekali, malah enak dipegang karena nggak gampang ninggalin bekas sidik jari, beda sama hape-hape glossy yang kudu dilap mulu. Frame-nya sendiri terbuat dari aluminium daur ulang, ngasih kesan kokoh pas dipegang. Untuk pilihan warnanya juga seru-seru nih, ada Obsidian (hitam), Porcelain (putih keabu-abuan), Bay (biru muda), dan yang paling nyentrik Aloe (hijau muda cerah). Kebetulan unit yang gue pegang ini warna Obsidian, klasik sih, tapi kalau mau tampil beda, Aloe atau Bay bisa jadi pilihan menarik.
Nah, bagian depannya ini yang mungkin jadi perdebatan. Layarnya punya ukuran 6.1 inci, pas banget buat yang nggak suka hape kegedean. Panelnya OLED, udah pasti warnanya gonjreng dan hitamnya pekat. Google nyebutnya “Actua Display”, sama kayak di Pixel 8, dengan refresh rate sampai 120Hz dan tingkat kecerahan puncak yang katanya bisa sampai 2000 nits. Buat scrolling sosmed atau nonton video sih udah mulus dan cerah banget, bahkan di bawah sinar matahari langsung masih kelihatan jelas.
Tapiii… ini dia ‘tapi’-nya. Bezel atau bingkai layar di Pixel 8a ini terasa cukup tebal, terutama kalau dibandingin sama hape-hape lain di kelas harganya, atau bahkan dibandingin sama kakaknya, Pixel 8. Jujur aja, ini bikin tampilan depannya kelihatan agak kurang modern. Apakah ini deal-breaker? Buat sebagian orang mungkin iya, tapi buat gue pribadi sih selama pemakaian nggak terlalu mengganggu, karena kualitas layarnya sendiri udah bagus banget.
Secara keseluruhan, desain Pixel 8a ini fungsional dan nyaman. Nggak ada elemen yang wah atau bikin melongo, tapi solid dan enak dipakai harian. Build quality-nya bagus meskipun pakai plastik, dan ukuran compact-nya jadi nilai plus tersendiri.
Performa dan Software: Otak Sama, Pengalaman Mirip Flagship
Ini dia bagian yang paling menarik dari Pixel 8a. Google nggak main-main dengan ngasih otaknya Pixel 8 dan Pixel 8 Pro ke adiknya ini. Yes, Pixel 8a ditenagai oleh chipset Google Tensor G3. Ini penting banget, karena artinya, sebagian besar ‘kecerdasan’ dan fitur AI yang ada di Pixel flagship juga hadir di sini.
Gimana rasanya pakai Tensor G3 di Pixel 8a? Buat penggunaan sehari-hari, mulai dari buka tutup aplikasi, multitasking pindah-pindah app, browsing, sampai streaming, semuanya terasa lancar jaya. Nggak ada tuh namanya lag atau stutter yang mengganggu. Animasi transisinya mulus, responsivitas layarnya juga oke banget berkat refresh rate 120Hz.
Buat main game gimana? Game-game kasual atau yang nggak terlalu nuntut grafis tinggi sih aman banget dimainin di sini. Tapi kalau lo hardcore gamer yang pengen main Genshin Impact di settingan rata kanan dengan frame rate stabil, mungkin Tensor G3 ini belum sekuat Snapdragon seri flagship terbaru. Masih bisa main kok, tapi mungkin perlu sedikit penyesuaian setting grafis biar pengalaman mainnya tetap nyaman dan hapenya nggak cepat panas.
Tapi kekuatan utama Tensor G3 ini bukan cuma soal performa mentah, melainkan kemampuannya menjalankan fitur-fitur AI khas Google. Ini yang bikin Pixel 8a terasa ‘mahal’:
- Circle to Search: Fitur yang debut di seri Galaxy S terbaru ini juga ada di Pixel 8a. Tinggal tekan lama tombol home atau navigation bar, terus lingkari objek apa aja di layar yang pengen lo cari infonya di Google. Praktis banget!
- Live Translate: Ngobrol sama orang pakai bahasa berbeda jadi lebih gampang. Bisa nerjemahin percakapan, pesan teks, bahkan interpreter mode secara real-time.
- Call Screen: Fitur keren buat nyaring telepon masuk dari nomor nggak dikenal atau spam. Google Assistant bisa jawab teleponnya duluan dan nanya keperluannya apa, terus transkripnya muncul di layar kita. Sayangnya fitur ini belum tentu optimal di semua wilayah, tapi potensinya keren banget.
- Fitur AI di Kamera: Nah, ini kita bahas lebih dalam di bagian kamera nanti.
Selain performa dan AI, pengalaman software di Pixel itu juara banget. Tampilan Android-nya bersih, minim bloatware, dan intuitif. Rasanya ringan dan responsif. Dan yang paling bikin Pixel 8a ini unggul telak dibanding kompetitor di kelasnya adalah jaminan update software. Google janjiin 7 tahun update OS Android, fitur (Feature Drops), dan keamanan! Ini gila banget sih. Artinya, hape ini bakal tetap relevan, aman, dan dapet fitur-fitur baru sampai bertahun-tahun ke depan. Ini nilai jual yang luar biasa kuat. Review Realme Narzo 50 Pro: Performa Mumpuni dengan Harga Terjangkau di Bawah 5 Juta Rupiah
Kamera: Sihir Pixel yang Nggak Pernah Gagal
Kalau ngomongin Pixel, nggak mungkin nggak ngomongin kameranya. Udah jadi rahasia umum kalau hape Google ini punya ‘sihir’ di bagian fotografi, dan Pixel 8a nggak terkecuali. Meskipun secara sensor mungkin nggak segahar flagship lain, tapi hasil fotonya itu lho…
Pixel 8a dibekali kamera utama 64MP (f/1.9) dengan OIS (Optical Image Stabilization) dan kamera ultrawide 13MP (f/2.2). Nggak ada kamera telephoto dedicated di sini, tapi kemampuan digital zoom (Super Res Zoom) Pixel itu bagus banget, jadi hasil zoom 2x-nya masih sangat layak pakai.
Hasil fotonya gimana? Singkatnya: Keren. Khas Pixel banget. Mau kondisi cahaya terang benderang, mendung, atau bahkan agak remang-remang, Pixel 8a ini bisa menghasilkan foto yang detailnya bagus, warnanya natural tapi tetap enak dilihat (nggak lebay tapi juga nggak flat), dan dynamic range-nya luas banget. Bagian terang nggak overexposed, bagian gelap detailnya masih kelihatan.
Mode portrait-nya juga salah satu yang terbaik. Separasi antara subjek dan background-nya rapi banget, efek bokehnya kelihatan natural. Buat foto orang, warna kulit juga direproduksi dengan sangat akurat berkat teknologi Real Tone dari Google.
Gimana kalau malam hari atau kondisi minim cahaya? Mode Night Sight-nya bekerja dengan sangat baik. Foto malam jadi terang, detailnya lumayan terjaga, dan noise-nya minim. Jelas salah satu yang terbaik di kelas harganya. Dell XPS 13 Laptop Premium Impian Kamu Ternyata Begini Rasanya
Kamera ultrawide-nya juga bagus, warnanya konsisten sama kamera utama, meskipun detailnya mungkin nggak setajam kamera utama, tapi ini wajar. Yang penting distorsinya minim dan sudut pandangnya luas.
Nah, yang bikin kamera Pixel 8a makin spesial itu adalah fitur-fitur editing berbasis AI yang didukung Tensor G3:
- Best Take: Pernah foto grup terus ada aja yang merem atau mukanya lagi aneh? Fitur ini solusinya. Kalau lo ambil beberapa foto beruntun (burst shot), Best Take bisa ngenalin muka orang di foto dan ngasih opsi buat nuker ekspresi muka orang tersebut dari foto lain di burst shot yang sama. Hasilnya? Foto grup yang semua orangnya senyum sempurna! Ajaib.
- Magic Editor: Ini kayak Photoshop versi simpel tapi canggih di hape lo. Bisa mindahin atau ngilangin objek di foto, ganti warna langit, dan lain-lain hanya dengan beberapa sentuhan. Kadang hasilnya sempurna, kadang perlu sedikit trial error, tapi potensinya luar biasa buat bikin foto jadi lebih kece.
- Audio Magic Eraser: Lagi rekam video terus ada suara angin kenceng, suara berisik di latar belakang, atau suara nggak diinginkan lainnya? Fitur ini bisa ngebantu ngurangin atau bahkan ngilangin suara-suara gangguan itu dari video lo. Berguna banget buat bikin konten video sederhana.
Untuk perekaman video, Pixel 8a bisa rekam sampai 4K 60fps di kamera utama dan ultrawide. Kualitas videonya bagus, stabilisasinya juga oke banget berkat OIS dan EIS (Electronic Image Stabilization). Warnanya natural dan detailnya cukup.
Jadi, soal kamera, Pixel 8a ini benar-benar membawa DNA flagship Pixel. Hasil fotonya konsisten bagus di berbagai kondisi, dan fitur AI-nya bukan gimmick, tapi beneran ngebantu menghasilkan foto dan video yang lebih baik atau lebih mudah diedit.
Baterai, Pengisian Daya, dan Fitur Lainnya
Pixel 8a dibekali baterai 4492 mAh, sedikit lebih besar dari pendahulunya. Gimana daya tahannya? Buat penggunaan gue yang cukup intens (sosmed, chat, browsing, sesekali foto dan nonton video), hape ini bisa bertahan dari pagi sampai malam hari, biasanya dengan Screen on Time sekitar 5-6 jam. Nggak istimewa banget, tapi cukuplah buat seharian. Kalau pemakaian lebih ringan, mungkin bisa lebih lama lagi.
Sayangnya, untuk pengisian daya, Pixel 8a ini agak ketinggalan. Dia cuma support wired charging 18W dan wireless charging 7.5W. Di saat kompetitor udah nawarin charging puluhan bahkan ratusan watt, 18W ini terasa lambat. Butuh waktu sekitar 1.5 jam atau lebih buat ngisi dari kosong sampai penuh. Untungnya ada wireless charging, meskipun watt-nya kecil, lumayan lah buat top-up di meja kerja. Nyobain Panasonic Lumix S5II Buat Kerja Rasanya Gimana Menurut Kamu
Fitur lain yang perlu disebutin: ada sensor sidik jari di bawah layar (under-display fingerprint) yang responsif dan akurat, speaker stereo yang kualitas suaranya lumayan bagus dan kencang, serta sertifikasi IP67 yang artinya tahan debu dan air (bisa direndam di kedalaman 1 meter selama 30 menit). Konektivitasnya juga lengkap, udah support 5G, Wi-Fi 6E, dan NFC.
Kelebihan yang Gue Rasain:
- Kamera Juara: Kualitas foto konsisten bagus di berbagai kondisi, fitur AI (Best Take, Magic Editor, Audio Magic Eraser) sangat berguna.
- Software Bersih & Update Terpanjang: Pengalaman Android murni yang mulus, plus jaminan update 7 tahun yang nggak ada lawan.
- Performa AI Canggih: Tensor G3 bawa fitur-fitur AI flagship ke kelas menengah.
- Layar OLED Bagus: Warna cerah, tajam, refresh rate 120Hz, dan sangat terang.
- Desain Compact & Nyaman: Enak digenggam dan dioperasikan satu tangan.
- Harga Lebih Terjangkau: Mendapatkan inti pengalaman Pixel flagship dengan harga lebih murah.
Kekurangan yang Perlu Dipertimbangkan:
- Bezel Layar Tebal: Bikin tampilan depan kurang modern dibanding kompetitor.
- Pengisian Daya Lambat: Hanya 18W wired dan 7.5W wireless, kalah saing.
- Material Polikarbonat: Meskipun finishing bagus, sebagian orang mungkin lebih suka feel kaca atau metal.
- Performa Gaming Berat: Tensor G3 oke buat harian, tapi bukan yang terkencang buat game grafis tinggi.
- Harga “Nanggung”: Mungkin terasa sedikit mahal untuk spesifikasi tertentu (charging, desain bezel) dibanding kompetitor Tiongkok, tapi terbayar dengan kamera, software, dan AI.
Kesimpulan: Flagship Hemat yang Bikin Nagih
Jadi, apakah Google Pixel 8a ini beneran kayak dapet hape flagship versi hemat? Menurut gue, iya. Dengan catatan, ‘flagship’ di sini fokus pada pengalaman intinya: kamera yang luar biasa, software yang bersih dan cerdas dengan jaminan update super panjang, serta fitur-fitur AI yang inovatif dan berguna.
Lo emang harus kompromi di beberapa area, seperti desain bezel yang tebal dan kecepatan charging yang biasa aja. Performa gaming hardcore juga bukan jadi fokus utama di sini. Tapi kalau prioritas lo adalah kamera point-and-shoot terbaik di kelasnya, pengalaman software yang mulus dan bakal terus update bertahun-tahun, serta pengen nyicipin kecanggihan AI Google tanpa harus keluar budget sebanyak Pixel 8 atau 8 Pro, Pixel 8a ini jadi pilihan yang sangat menarik.
Ini adalah hape yang ‘pintar’ dan bisa diandalkan untuk jangka panjang. Rasanya solid, kameranya bikin nagih buat motret, dan software-nya bikin betah. Kalau lo bisa menerima kekurangannya tadi, Pixel 8a ini nawarin value yang unik dan susah ditandingi sama hape lain di segmen harganya. Worth it? Banget, kalau lo adalah target pasarnya.
Share this content: