Oke, jadi beberapa waktu terakhir ini gue lagi intens nyobain salah satu kamera mirrorless yang lagi banyak dibicarain, yaitu Panasonic Lumix S5II. Berhubung pekerjaan gue banyak berhubungan sama bikin konten, baik itu video atau foto, jadi gue pengen liat nih, seberapa jauh kamera ini bisa diandalkan buat ‘kerja’ beneran. Bukan sekadar buat hobi atau jalan-jalan santai, tapi buat cari nafkah.
Kesan Pertama & Desain: Mantap di Genggaman
Pertama kali pegang Lumix S5II, rasanya itu langsung familiar buat yang udah pernah pakai kamera Lumix seri S sebelumnya. Bodinya terasa solid, kokoh, materialnya premium, dan yang penting, ada weather sealing-nya. Ini penting banget buat gue yang kadang syuting di luar ruangan, nggak peduli cuaca lagi agak gerimis atau berdebu. Grip-nya dalam, pas banget di tangan gue, jadi meskipun pakai lensa L-mount yang ukurannya kadang lumayan bongsor, tetap terasa stabil.
Tata letak tombol dan dial-nya juga menurut gue ergonomis banget. Panasonic emang jagonya bikin layout yang intuitif. Tombol-tombol penting kayak ISO, White Balance, Exposure Compensation itu ditaruh di tempat yang gampang dijangkau tanpa harus pindahin mata dari viewfinder atau layar. Ada joystick buat navigasi titik fokus yang letaknya juga pas. Layarnya? Udah pasti fully articulated, bisa diputar ke segala arah. Ini krusial banget buat gue yang sering rekam diri sendiri (vlogging) atau ambil angle-angle susah. Viewfinder elektroniknya juga oke banget, jernih dan responsif, nyaman dipakai meskipun di bawah sinar matahari terik.
Dari segi desain, S5II ini nggak neko-neko, fungsional tapi tetap kelihatan profesional. Ukurannya nggak sekecil kamera APS-C atau Micro Four Thirds, tapi buat kamera full-frame, S5II ini tergolong ringkas dan nggak terlalu berat. Masih oke lah buat dibawa-bawa seharian di tas kamera.
Performa Buat “Ngegas” Kerja
Nah, ini bagian yang paling gue tunggu-tunggu buat dibahas, terutama buat yang udah ngikutin perkembangan Lumix. Dulu kan Lumix seri S ini sering banget dikritik soal performa autofocus di video yang kadang terasa ‘hunting’ atau kurang nempel, terutama di kondisi sulit atau saat subjek bergerak nggak terduga. Tapi di S5II ini, ceritanya beda total. Panasonic akhirnya ‘dengar’ kritikan penggunanya dan pakai sistem Phase Detection Autofocus (PDAF) di sini, pertama kalinya di kamera mirrorless full-frame Lumix.
Hasilnya? Jauh banget peningkatannya! Autofocusnya berasa lebih sigap, lebih akurat, dan yang paling penting, jauh lebih reliable, terutama buat video. Gue cobain buat rekam subjek yang jalan, lari, bahkan bergerak acak, dan kamera ini bisa ngunci fokus dengan pede. Fitur deteksi muka dan matanya juga nempel banget, baik buat manusia maupun binatang. Buat gue yang sering bikin konten personal di depan kamera, ini fitur penyelamat banget. Gue nggak perlu khawatir muka gue tiba-tiba blur karena kamera salah fokus. Bahkan di kondisi low light, AF-nya masih bisa diandalkan, meskipun ya tetep ada batasnya.
Selain AF, performa secara keseluruhan juga patut diacungi jempol. Processor terbarunya bikin semua operasional kamera terasa responsif. Mau nyalain kamera, navigasi menu, ganti setting, atau review hasil foto/video, semuanya serba cepat. Buffer saat continuous shooting juga oke, meskipun gue lebih banyak pakai kamera ini buat video. Kecepatan shutter mekaniknya bisa sampai 1/8000 detik, dan elektronik shutter jauh lebih cepat lagi, berguna banget kalau lagi di lokasi dengan lighting yang berkedip-kedip atau pas butuh silent shooting.
Performa ISO tinggi juga impresif buat kamera full-frame. Noise-nya terkontrol dengan baik sampai ISO yang cukup tinggi, jadi buat syuting di kondisi minim cahaya (misalnya acara malam hari atau indoor dengan pencahayaan seadanya), hasilnya masih bisa ditolerir dan gampang banget dibersihin saat post-processing.
Fitur Unggulan Buat Profesional & Content Creator
Kalau bicara soal fitur buat kerja, Lumix S5II ini nyediain segalanya. Ini mungkin salah satu kamera full-frame di kelasnya yang paling lengkap fitur videonya saat ini. Apa aja? Banyak!
- Perekaman Internal 10-bit 4:2:2: Ini udah jadi standar buat videografer profesional. Dengan 10-bit dan subsampling 4:2:2, gradasi warnanya jauh lebih halus, dynamic range-nya lebih lebar, dan fleksibilitas saat color grading di editing itu nggak ada lawan. Bisa rekam sampai 4K 60p lho, mantap buat slow-motion.
- V-Log Profile: V-Log di Lumix itu salah satu yang paling disukai banyak orang karena dynamic range-nya yang luas (klaimnya sampai 14+ stop) dan konsistensi warnanya. Perekaman V-Log internal di S5II ini juga 10-bit, jadi ngeditnya enak banget, warnanya nggak gampang pecah.
- Open Gate 5.9K: Nah, ini fitur yang jarang ada di kamera lain di kelasnya. Bisa rekam full sensor (3:2) dalam resolusi 5.9K. Kenapa ini penting? Buat yang bikin konten multi-platform (Instagram Reels/Story, TikTok, YouTube), rekam Open Gate itu fleksibel banget. Kita bisa crop video jadi 16:9 buat YouTube, 9:16 buat Story/Reels, atau 1:1 buat post biasa, tanpa kehilangan banyak resolusi. Hemat waktu dan effort banget di editing!
- Active Cooling (Built-in Fan): Ini salah satu fitur MVP (Most Valuable Player) buat gue yang sering syuting durasi panjang. Lumix S5II punya kipas pendingin internal! Artinya apa? Artinya kamera ini NGGAK AKAN OVERHEAT saat rekam video durasi panjang, bahkan di resolusi tinggi kayak 4K 60p 10-bit atau 5.9K Open Gate. Mau syuting interview berjam-jam, live streaming event, atau rekam acara seminar? S5II siap tempur tanpa mati mendadak. Ini beda banget sama kamera lain yang kadang punya limitasi durasi rekam atau langsung panas dan mati kalau dipakai nonstop. Buat kerja serius, fitur ini priceless.
- Dual Native ISO: Mirip kayak di kamera bioskop, S5II punya dua sirkuit native ISO yang berbeda. Ini bikin performa low light-nya optimal banget di kedua base ISO-nya, jadi noise-nya tetap minim bahkan di ISO yang lebih tinggi.
- IBIS (In-Body Image Stabilization) yang Canggih: IBIS di Lumix itu emang udah terkenal bagus, dan di S5II ini peningkatannya terasa lagi. Stabilisasinya mantap banget, bahkan saat rekam video handheld sambil jalan santai. Bisa dikombinasikan juga sama OIS di lensa L-mount buat stabilisasi ekstra (Dual IS). Buat kerja yang butuh mobilitas tinggi tanpa tripod atau gimbal (misalnya event organizer atau dokumenter), IBIS ini sangat membantu menghasilkan footage yang mulus.
- Waveform Monitor & False Color: Fitur-fitur ini biasanya cuma ada di kamera-kamera high-end atau monitor eksternal. Di S5II, udah built-in. Waveform monitor membantu kita membaca eksposur secara akurat, sedangkan False Color membantu kita melihat area mana yang over/under exposed. Sangat membantu buat memastikan eksposur video kita pas, terutama saat rekam V-Log.
- Audio Kelas Profesional: Ada port mic in dan headphone out standar (3.5mm). Tapi yang lebih menarik, S5II bisa dipasangi DMW-XLR1, adapter XLR yang ngasih dua input XLR tambahan dengan phantom power. Ini penting banget buat yang butuh kualitas audio terbaik dari mic-mic profesional atau rekam dari mixer. Audio yang bagus sama pentingnya dengan video yang bagus!
- Dual SD Card Slots: Ada dua slot SD card. Ini standar profesional yang penting banget. Bisa diatur buat backup (rekam di dua kartu sekaligus), relay record (pindah kartu otomatis kalau kartu pertama penuh), atau allocate (foto di kartu satu, video di kartu dua). Buat gue yang kerja, backup itu wajib hukumnya buat menghindari kehilangan data yang nggak ternilai.
- Pengisian Daya via USB-PD: Bisa nge-charge baterai atau bahkan menyalakan kamera langsung via port USB-C pakai power bank atau adapter USB-PD (Power Delivery). Ini juga krusial buat syuting panjang, tinggal colok power bank, kamera bisa nyala terus.
Gimana dengan foto? Meskipun S5II lebih ditonjolkan di videonya, kemampuan fotonya juga nggak main-main kok. Sensor 24MP full-frame-nya menghasilkan gambar yang tajam dengan dynamic range yang oke. Warna khas Lumix juga banyak disukai, natural tapi punchy. Ada fitur High Resolution Mode juga yang bisa menghasilkan foto resolusi super tinggi (96MP) buat kebutuhan tertentu, misalnya fotografi landscape atau produk yang butuh detail maksimal (meskipun butuh subjek yang diam dan tripod).
Pengalaman Pemakaian Harian Buat Kerja
Setelah pakai kamera ini buat beberapa project, mulai dari video interview, liputan event, sampai foto produk, gue bisa bilang Lumix S5II ini kamera yang sangat capable dan reliable. Semua fitur yang gue sebutin tadi bukan cuma gimmick, tapi beneran ngebantu workflow kerja gue jadi lebih efisien dan hasilnya lebih konsisten. Ini Rasanya Pake Google Pixel 8 Pro Kameranya Bisa Bikin Kamu Melongo Otak AI Google Beda
Autofocusnya yang udah pakai PDAF itu beneran game changer buat Lumix. Dulu gue mungkin agak mikir dua kali buat pakai Lumix buat project yang butuh AF cepat dan akurat, sekarang gue nggak ragu lagi. Terutama buat video, AF tracking-nya lumayan lengket dan minim ‘nafas’ (breathing) dibanding sistem kontras deteksi sebelumnya.
Fitur kipas pendinginnya itu juara banget. Gue pernah syuting interview outdoor di bawah matahari cukup terik selama lebih dari satu jam nonstop di 4K 60p 10-bit, dan kamera ini anteng-anteng aja, nggak ada peringatan suhu sama sekali. Ini bikin gue tenang saat kerja, nggak perlu was-was kamera tiba-tiba mati di tengah-tengah momen penting.
Menu system Panasonic juga selalu jadi favorit gue. Terorganisir, mudah dipahami, dan gampang banget dicari setting yang kita mau. Kustomisasi tombol juga banyak, jadi bisa diatur sesuai kebiasaan kita.
Soal baterai, ini mungkin standar kamera mirrorless full-frame. Nggak bisa dibilang boros banget, tapi juga nggak super irit. Selalu siap sedia baterai cadangan itu penting. Tapi untungnya ada fitur power delivery via USB-C, jadi kalau lagi di lokasi yang ada sumber listrik atau bawa power bank yang support PD, masalah baterai bukan lagi kendala.
Ecosystem lensa L-mount juga semakin berkembang, pilihan lensa dari Panasonic sendiri, Leica, dan Sigma udah lumayan lengkap, dari prime yang compact sampai zoom yang powerful. Ini ngasih fleksibilitas buat adaptasi sama berbagai kebutuhan kerja.
Kalau disuruh cari kekurangannya apa… Mungkin ukurannya masih terasa sedikit lebih besar dibanding beberapa kompetitor di kelasnya, terutama kalau mau pakai lensa yang lebih besar. Autofocusnya udah bagus banget, tapi kalau dibandingkan sama top-tier dari merk lain yang memang udah puluhan tahun develop PDAF, mungkin masih ada sedikit ruang untuk peningkatan di skenario yang *sangat* ekstrem. Tapi buat mayoritas kebutuhan kerja gue, AF-nya udah lebih dari cukup dan reliable.
Kelebihan & Kekurangan Singkat
Secara singkat, kalau gue rangkum:
Kelebihan:
- Autofocus PDAF yang jauh meningkat, reliable buat foto dan video.
- Fitur video super lengkap: 4K 60p 10-bit 4:2:2 internal, V-Log, Open Gate 5.9K.
- Active Cooling bikin bebas khawatir overheat saat rekam durasi panjang.
- IBIS yang efektif banget buat handheld shooting.
- Dual Native ISO performa low light bagus.
- Dual SD card slots buat keamanan data.
- Power Delivery via USB-C.
- Build quality kokoh dengan weather sealing.
- Menu system intuitif.
Kekurangan:
- Ukuran bodi sedikit lebih besar dibanding beberapa pesaing di kelasnya.
- Performa AF, meskipun meningkat drastis, mungkin masih sedikit di bawah top-tier pesaing di skenario sangat spesifik.
- Baterai standar, perlu siap cadangan (tapi teratasi dengan USB-PD).
Kesimpulan: Siap Jadi Kuda Poni Kerja
Jadi, gimana rasanya pakai Panasonic Lumix S5II buat kerja? Menurut gue, rasanya tuh
mantap dan bikin pede. Fujifilm X100V Nostalgia Motret Yang Bikin Kamu Gak Berhenti Senyum Lihat Hasilnya
Kamera ini adalah bukti nyata kalau Panasonic mendengarkan penggunanya dan berani melakukan inovasi yang signifikan. Peningkatan di sektor autofocus ini benar-benar menghilangkan salah satu ganjalan utama yang ada di seri sebelumnya.
Dengan segudang fitur video kelas atas yang diwariskan dari lini kamera sinema Panasonic VariCam atau EVA1 (kayak V-Log, Dual Native ISO, Waveform), ditambah kemampuan rekam Open Gate dan yang paling krusial, fitur active cooling, Lumix S5II ini menjelma jadi
kuda poni pekerja yang sangat serius, terutama buat videografer dan content creator.
Dia menawarkan kapabilitas merekam video yang nggak kalah bahkan melebihi banyak kamera lain di rentang harga yang sama, tanpa limitasi durasi karena panas.
Kemampuan fotonya juga solid, build quality-nya kokoh, dan ergonominya pas buat pemakaian lama. Kalau kamu cari kamera mirrorless full-frame yang fitur videonya super lengkap, reliable buat kerja durasi panjang, punya AF yang udah bagus (bahkan sangat bagus untuk ukuran Lumix generasi baru), dan kamu siap masuk ke ekosistem L-mount, Panasonic Lumix S5II ini menurut gue
pilihan yang sangat, sangat layak dipertimbangkan dan investasi yang bagus buat karier profesional kamu di bidang kreatif.
Dia punya semua tools yang kamu butuhkan buat menghasilkan konten berkualitas tinggi.
Buat gue pribadi, Lumix S5II ini udah jadi salah satu kamera andalan di gear bag gue. Dia ngasih kombinasi performa, fitur, dan keandalan yang sulit ditandingi di kelasnya, terutama kalau fokus utamanya adalah produksi video profesional atau konten kreator yang butuh fleksibilitas dan durasi rekam panjang tanpa drama overheat.
Review Lengkap Realme X7: Smartphone Performa Tinggi dengan Harga TerjangkauShare this content: