Oke, mari kita bicara soal sesuatu yang beda. Bukan cuma sekadar ponsel baru, tapi pengalaman baru. Dan kalau ngomongin pengalaman beda di dunia gadget saat ini, salah satu nama yang langsung muncul adalah OnePlus Open. Jujur, pas pertama kali pegang, ada rasa penasaran. Ini dia, kan, foldable pertama dari OnePlus. Ekspektasinya lumayan tinggi, apalagi dengan reputasi OnePlus soal performa dan pengalaman pengguna yang clean.
Kesan pertama? Solid. Banget. Begitu dikeluarkan dari kotaknya, terasa kalau ini bukan barang sembarangan. Material yang dipakai terasa premium, pilihan warna yang elegan (gue pegang yang warna hijau), dan rasa kokoh di tangan. Padahal ini ponsel lipat, lho. Seringkali ponsel lipat itu terasa agak ringkih atau tebal banget pas dilipat. Nah, OnePlus Open ini beda. Pas dilipat, dia terasa ramping, nggak segambot yang dibayangkan. Ukurannya pas buat digenggam dan masuk saku celana, hampir kayak ponsel “biasa” yang tebal sedikit. Ini salah satu poin plus yang langsung terasa. Pengalaman Pakai Tecno Camon 20 Pro Sehari Hari Ini yang Kamu Dapat
Engselnya juga patut diacungi jempol. Ini inti dari pengalaman “Buka Aja”, kan? Engselnya terasa mulus, tapi sekaligus kuat. Nggak letoy sama sekali. Bisa berhenti di berbagai sudut, yang ini penting banget buat beberapa fitur multitasking nanti. Suara “klik” pas dibuka penuh juga memuaskan, terasa mantap. Desain bagian luarnya simpel tapi elegan, dengan modul kamera bulat yang cukup besar di bagian belakang. Ya, modul kameranya memang menonjol banget, ini konsekuensinya sih. Tapi secara keseluruhan, desainnya premium dan beda dari yang lain.
Sekarang, kita buka. Dan ini dia, momen “Buka Aja OnePlus Open Kamu Bakal Langsung Ngerti Bedanya” yang sesungguhnya. Layar dalamnya itu gede banget, dan yang bikin beda, aspek rasionya. Nggak terlalu kotak kayak beberapa ponsel lipat lain. Ini terasa lebih natural, lebih mirip tablet kecil. Jadi, buat konsumsi konten, enak banget. Nonton video di YouTube atau Netflix jadi lebih imersif. Baca artikel atau ebook juga lebih nyaman karena teksnya nggak terlalu melebar atau terlalu sempit.
Layar luarnya juga nggak kalah penting. Ini poin krusial buat ponsel lipat. Kalau layar luarnya nggak enak dipakai, kita jadi malas buka ponselnya, kan? Nah, layar luar OnePlus Open ini ukurannya proporsional, nggak terlalu ramping atau aneh. Hampir kayak layar ponsel “biasa”. Jadi, buat balas chat singkat, browsing sebentar, atau scrolling media sosial, bisa banget cuma pakai layar luar tanpa perlu repot-repot membuka. Ini yang bikin transisi dari ponsel biasa ke ponsel lipat jadi mulus dan nggak terasa kaku. Pegang Vivo V29e Rasanya Kayak Gini Kamu Harus Tahu
Kedua layar ini, baik yang luar maupun yang dalam, kualitasnya jempolan. Panelnya pakai teknologi layar terbaru, cerah banget bahkan di bawah sinar matahari terik, dan refresh rate-nya tinggi (120Hz). Scroll-nya super mulus. Responsif disentuh. Layar dalamnya juga minim lipatan atau crease di bagian tengahnya. Ada sih, tapi nggak terlalu terlihat atau terasa pas diusap. Ini salah satu yang terbaik yang pernah gue coba di ponsel lipat.
Dari sisi performa, nggak perlu diragukan lagi kalau ini ponsel flagship. Chipset yang dipakai adalah yang terkencang saat ini, dipadukan dengan RAM yang super lega. Buat multitasking, ini sih surga. Buka tiga aplikasi sekaligus di layar dalam yang lebar itu rasanya effortless. Pindah-pindah aplikasi, buka tutup, semua lancar jaya. Main game berat kayak Genshin Impact atau game balap terbaru? Sikat! Grafisnya rendered dengan mulus, frame rate stabil, dan di layar yang gede rasanya beda banget. Sensasi main game di layar sebesar ini, tapi wujudnya ponsel yang bisa dilipat dan masuk saku, itu sesuatu banget.
Manajemen RAM-nya juga bagus, jadi aplikasi-aplikasi yang sering dipakai tetap standby di latar belakang dan bisa dibuka kembali dengan cepat. Nggak perlu nunggu loading lagi. Buat kerja, ini juga powerful. Buka spreadsheet, edit dokumen, bales email, semua di satu layar lebar itu produktivitasnya naik drastis. Fitur multitasking “Open Canvas”-nya itu inovatif. Nggak cuma split screen biasa, tapi kita bisa atur ukuran jendela aplikasi dengan lebih fleksibel, bahkan bisa “menyembunyikan” jendela di pinggir layar dan ditarik lagi kalau butuh. Ini yang bikin pengalaman pakai layar lebar jadi bener-bener optimal dan intuitif. Belajar memaksimalkan fitur ini butuh waktu sebentar, tapi begitu terbiasa, rasanya nggak mau balik lagi ke layar kecil buat kerja.
Soal kamera, OnePlus menggandeng Hasselblad, dan hasilnya lumayan impresif. Modul kamera yang gede tadi isinya nggak cuma pajangan. Kamera utamanya pakai sensor yang ukurannya gede, jadi tangkapan cahayanya bagus, detailnya tajam. Kamera ultrawide-nya juga wide banget, cocok buat foto pemandangan atau foto rame-rame. Yang menarik, ada kamera telephoto dengan optical zoom yang cukup jauh, plus kemampuan macro yang bisa dibilang salah satu yang terbaik di kelasnya. Jadi, dari foto jarak jauh sampai foto detail super dekat, semuanya bisa diatasi dengan baik. Review Realme Narzo 30 5G: Kuat Performa, Desain, dan Harga yang Terjangkau
Hasil fotonya khas tuning Hasselblad, warna-warnanya natural tapi tetap punya karakter. Nggak terlalu lebay. Di kondisi cahaya minim, hasilnya juga bagus, noise minim dan detail tetap terjaga. Buat rekam video, kualitasnya juga udah flagship. Stabil, detail, dan dynamic range-nya luas. Menggunakan ponsel lipat buat motret atau merekam video juga kasih fleksibilitas lebih. Bisa pakai mode Flexion Angle buat jadikan ponselnya tripod mini atau buat selfie pakai kamera belakang kualitas terbaik sambil lihat preview di layar luar.
Baterainya gimana? Dengan dua layar dan performa kencang, daya tahan baterai jadi pertanyaan. Di penggunaan harian gue, dengan porsi pakai layar luar dan layar dalam seimbang, buka banyak aplikasi, sosmed, sedikit game, baterainya bisa bertahan seharian. Ya, nggak setahan ponsel “biasa” yang baterainya super gede, tapi buat ukuran ponsel lipat ini termasuk bagus. Ditambah lagi, OnePlus terkenal dengan teknologi fast charging-nya. Pengisian dayanya ngebut banget, nggak perlu nunggu lama buat baterai penuh. Charger udah termasuk dalam paket penjualan, ini nilai plus di saat banyak produsen lain udah nggak ngasih charger.
Software-nya, OxygenOS, di sini terasa matang banget. Adaptasinya ke form factor lipat itu dieksekusi dengan baik. Transisi dari layar luar ke layar dalam mulus, nggak ada lag atau patah-patah. Aplikasi-aplikasi kebanyakan juga udah kompatibel dan tampil dengan baik di layar lebar, nggak ada yang “pecah” atau aneh. Fitur multitasking “Open Canvas” tadi bener-bener game changer buat produktivitas. Ada juga fitur-fitur kecil tapi berguna yang bikin pengalaman pakai jadi makin enak.
Tentu ada kelebihan dan kekurangan yang terasa dalam pemakaian harian.
Kelebihan:
- Desain dan build quality premium, terasa kokoh dan ramping saat dilipat.
- Engsel yang mulus, kuat, dan bisa berhenti di berbagai sudut.
- Kedua layar berkualitas top, cerah, mulus (120Hz), dan minim lipatan di layar dalam.
- Layar luar proporsional, nyaman dipakai tanpa harus selalu membuka ponsel.
- Performa super kencang buat segala kebutuhan, dari ringan sampai berat.
- Fitur multitasking “Open Canvas” yang intuitif dan ningkatin produktivitas.
- Sistem kamera serbaguna dengan kualitas bagus, tuning Hasselblad, dan kemampuan macro/telephoto yang oke.
- Fast charging super ngebut dengan charger bawaan.
- Software OxygenOS yang clean, minim bloatware, dan teroptimasi baik buat ponsel lipat.
- Aspek rasio layar dalam yang lebih mirip tablet mini, enak buat konsumsi konten dan kerja.
Kekurangan:
- Modul kamera belakang yang menonjol banget, bikin ponsel nggak bisa diletakkan rata di meja tanpa case.
- Harganya tentu saja premium, sesuai dengan teknologi lipat yang dibawa.
- Ketahanan baterai, meski udah bagus buat ukuran lipat, tetap nggak setahan ponsel non-lipat dengan ukuran yang sama.
- Belum ada sertifikasi ketahanan debu, cuma tahan cipratan air. Jadi harus hati-hati.
Kesimpulan? OnePlus Open ini bukan cuma ponsel lipat biasa. Ini adalah ponsel lipat yang terasa matang, bahkan di percobaan pertama OnePlus. Mereka nggak cuma bikin ponsel lipat, tapi mikirin gimana ponsel lipat ini *dipakai* di kehidupan sehari-hari. Pengalaman “Buka Aja”-nya itu bukan cuma soal punya layar gede, tapi soal transisi yang mulus antara layar luar dan dalam, soal multitasking yang intuitif, soal performa yang bikin semuanya jadi cepat, dan soal fleksibilitas yang didapat dari form factor lipat.
Buat siapa ponsel ini? Buat kamu yang pengen pengalaman smartphone yang beda, yang butuh layar lebar buat kerja atau hiburan tapi tetap bisa masuk saku, yang nggak mau kompromi soal performa dan kamera. Harganya memang nggak murah, tapi kalau kamu memang mencari ponsel lipat yang menawarkan paket lengkap dari desain, layar, performa, kamera, dan pengalaman software yang solid, OnePlus Open ini patut banget dipertimbangkan. Ini bukti kalau OnePlus bisa masuk ke pasar ponsel lipat dan langsung bersaing di level tertinggi. Memang benar, buka aja OnePlus Open, kamu bakal langsung ngerti bedanya.
Share this content: