Bukan Sekadar HP, Fairphone 4 Nunjukin Kalau Gadget Bisa Seawet Ini Buat Kamu

Halo bro dan sis sekalian, apa kabar? Sebagai seorang yang setiap hari berkutat dengan gadget terbaru, saya sering banget melihat bagaimana ponsel-ponsel muncul dan tenggelam dalam waktu singkat. Setiap tahun, ada aja model baru yang nongol, dan model lama seolah langsung usang. Tapi, gimana kalau ada HP yang justru punya misi berbeda? Bukan sekadar ngejar performa atau kamera paling gila, melainkan fokus pada hal yang sering kita lupakan: durabilitas, kemudahan perbaikan, dan keberlanjutan. Nah, kali ini, kita bakal ngulik tuntas Fairphone 4, sebuah ponsel yang bener-bener nunjukin kalau gadget itu bisa seawet ini buat kamu.

Begitu pertama kali pegang Fairphone 4, kesan pertama yang muncul itu bukan “wah, tipis banget!” atau “gila, layarnya nyala banget!”, tapi lebih ke arah “ini kokoh dan beda”. Desainnya memang nggak semewah atau seramping ponsel-ponsel flagship lainnya. Bezelnya lumayan tebal, dan material bodinya terasa tebal, agak chunky malah. Tapi, di situlah letak kekuatannya. Fairphone 4 didesain untuk jadi ponsel yang bisa bertahan banting, dan lebih penting lagi, gampang diperbaiki. Jadi, jangan harap bodi kaca yang licin atau frame metal yang super presisi ala perhiasan. Yang kamu dapatkan adalah bodi plastik daur ulang yang terasa solid, dengan finishing matte yang nyaman digenggam dan nggak gampang ninggalin jejak sidik jari.

Bagian belakang Fairphone 4 bisa dibuka, kayak HP jadul gitu, tapi dengan twist modern. Di balik penutup itu, kamu nggak cuma nemuin slot SIM dan baterai aja, tapi juga komponen-komponen yang dirancang modular. Ini bukan sekadar gimmick, lho. Fairphone memang sengaja membuatnya begitu supaya kalau ada bagian yang rusak, kamu bisa dengan mudah menggantinya sendiri tanpa harus ke service center yang ribet. Layar retak? Baterai ngedrop? Kamera buram? Tinggal pesan komponennya, buka beberapa sekrup kecil, dan pasang yang baru. Filosofi desain ini benar-benar revolusioner di tengah tren ponsel yang makin tertutup dan susah diperbaiki.

Dari segi performa, Fairphone 4 dibekali chipset Snapdragon 750G. Nah, mungkin sebagian dari kamu bakal mikir, “Kok cuma 750G? Kan udah banyak yang lebih kenceng?”. Jujur aja, Fairphone 4 memang bukan dirancang untuk jadi juara benchmark. Prosesor ini adalah chipset mid-range yang cukup powerful untuk sebagian besar kebutuhan harian. Browsing, chatting, scrolling media sosial, nonton video, sampai main game-game yang nggak terlalu berat, semuanya bisa dilibas dengan lancar. Kombinasi RAM 6GB atau 8GB (tergantung varian) dengan penyimpanan internal 128GB atau 256GB juga memastikan multitasking berjalan mulus dan kamu punya cukup ruang buat aplikasi serta file pentingmu. Intinya, kalau kamu bukan hardcore gamer yang ngejar setting grafis paling rata kanan atau editor video profesional di ponsel, performa Fairphone 4 ini lebih dari cukup.

Lalu gimana dengan layarnya? Fairphone 4 menggunakan panel IPS LCD berukuran 6.3 inci dengan resolusi Full HD+. Sekali lagi, ini bukan OLED yang warnanya super ngejreng atau refresh rate 120Hz yang bikin scrolling makin smooth. Tapi, layarnya terang, tajam, dan warnanya akurat kok. Buat penggunaan sehari-hari, nonton YouTube, baca artikel, atau sekadar melihat foto, layar ini sudah sangat mumpuni. Respons sentuh juga nggak ada masalah. Mungkin ini adalah salah satu kompromi desain yang harus diambil Fairphone untuk menjaga biaya produksi dan kemudahan perbaikan, karena panel IPS biasanya lebih mudah dan murah diganti dibanding OLED.

Baterai di Fairphone 4 punya kapasitas 3905 mAh. Angka segitu mungkin nggak kedengaran besar di era ponsel dengan baterai 5000 mAh ke atas. Tapi, ingat, baterai ini bisa dilepas-pasang sendiri! Itu adalah nilai plus yang luar biasa. Kalau suatu saat baterai udah mulai loyo, kamu nggak perlu repot-repot ke service center atau beli HP baru. Cukup beli baterai pengganti dan pasang sendiri. Ini secara signifikan memperpanjang umur pakai ponselmu. Dari pengalaman pakai, dengan chipset yang efisien, baterai Fairphone 4 bisa bertahan seharian penuh dengan pemakaian moderat. Ada juga dukungan fast charging 20W, meskipun chargernya harus beli terpisah karena memang tidak disertakan dalam kemasan, sebagai bagian dari upaya Fairphone untuk mengurangi jejak karbon.

Nah, sekarang ke bagian kamera. Fairphone 4 dibekali setup dual camera di belakang: lensa utama 48MP dengan OIS (Optical Image Stabilization) dan lensa ultrawide 48MP. Di depan ada kamera selfie 25MP. Angka megapixel yang tinggi memang seringkali menggoda, tapi yang terpenting adalah hasil akhirnya, kan? Kamera Fairphone 4 ini tergolong bagus untuk kelasnya, terutama di kondisi cahaya yang cukup. Foto-fotonya punya detail yang baik dan warna yang natural. OIS di lensa utama juga sangat membantu saat merekam video atau mengambil foto di kondisi kurang cahaya agar hasilnya lebih stabil. Lensa ultrawide-nya juga cukup useful untuk mengambil pemandangan atau foto grup. Namun, jangan berharap kualitasnya bisa menyaingi flagship terbaru dengan prosesor gambar dan algoritma AI yang jauh lebih canggih. Untuk kebutuhan media sosial, dokumentasi pribadi, atau video call, kamera Fairphone 4 ini udah lebih dari cukup, kok.

Fitur unik Fairphone 4 yang paling menonjol tentu saja adalah modularitasnya dan komitmen terhadap etika serta lingkungan. Bukan hanya baterai dan layar, kamu juga bisa mengganti modul kamera, port USB-C, bahkan speaker! Ini adalah game changer. Bayangkan, kamu nggak perlu khawatir lagi kalau port chargermu rusak atau kamera depanmu tiba-tiba nggak fokus. Tinggal ganti modulnya, beres. Selain itu, Fairphone juga sangat transparan mengenai rantai pasok mereka. Mereka berkomitmen menggunakan bahan-bahan daur ulang dan mineral yang ditambang secara etis, bebas dari konflik. Ini adalah poin besar bagi kamu yang peduli dengan dampak sosial dan lingkungan dari gadget yang kamu pakai. Mendapatkan ponsel yang tahan lama itu satu hal, mendapatkan ponsel yang “bersih” dari hulu ke hilir itu hal lain yang nggak banyak ditawarkan brand lain.

Lalu, bagaimana dengan pengalaman software-nya? Fairphone 4 menjalankan Android yang sangat bersih, mendekati stock Android. Ini artinya, kamu nggak akan menemukan bloatware yang nggak perlu atau antarmuka yang berat. Pengalaman menggunakan Android di Fairphone 4 terasa ringan dan responsif. Yang lebih penting lagi, Fairphone menjanjikan dukungan software yang sangat panjang, yaitu hingga tahun 2027 atau bahkan lebih lama lagi. Ini sejalan dengan filosofi mereka untuk membuat ponsel yang awet dan bisa dipakai bertahun-tahun tanpa ketinggalan update keamanan atau fitur baru.

Sekarang kita masuk ke kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan dalam pemakaian harian.

Kelebihan:

  • Sangat Mudah Diperbaiki: Ini adalah bintang utamanya. Kamu bisa ganti komponen utama sendiri. Ini bukan cuma hemat biaya, tapi juga memberimu rasa aman karena tahu ponselmu bisa bertahan lebih lama.
  • Ramah Lingkungan & Etis: Penggunaan material daur ulang dan mineral yang fair-sourced adalah nilai plus yang sangat besar. Ini adalah pilihan yang bertanggung jawab.
  • Dukungan Software Jangka Panjang: Janji update Android yang panjang memastikan ponselmu tetap relevan dan aman untuk waktu yang lama.
  • Baterai Bisa Diganti Sendiri: Titik paling lemah ponsel modern adalah baterai yang seiring waktu pasti akan menurun performanya. Dengan Fairphone 4, kamu tinggal beli baterai baru dan ganti sendiri. Fantastis!
  • Performa Harian Solid: Snapdragon 750G mungkin bukan yang terkencang, tapi untuk penggunaan sehari-hari, performanya sangat memuaskan dan lancar.
  • Desain Kokoh: Meskipun tidak ramping, bodinya terasa tangguh dan siap diajak berpetualang.

Kekurangan:

  • Harga Relatif Tinggi untuk Spesifikasi: Kalau cuma melihat spesifikasi di atas kertas, Fairphone 4 memang terasa mahal dibanding ponsel lain dengan chipset dan layar serupa. Kamu membayar lebih untuk filosofi, kemudahan perbaikan, dan etika di baliknya.
  • Desain Tidak Paling Estetik: Bezel tebal dan bodi yang sedikit chunky mungkin kurang menarik bagi sebagian orang yang terbiasa dengan ponsel super tipis dan bezel-less.
  • Kamera Biasa Saja: Meski sudah bagus, performa kameranya tidak akan membuatmu ternganga seperti flagship-flagship dari brand besar.
  • Layar IPS LCD, Bukan OLED: Bagi pecinta layar OLED dengan warna ngejreng dan kontras tinggi, ini bisa jadi deal-breaker.
  • Tidak Ada Jack Audio 3.5mm: Ini adalah hal yang cukup disayangkan, mengingat filosofi Fairphone yang biasanya mengutamakan fungsionalitas dan kemudahan.
  • Tidak Ada Charger di Kotak: Harus beli terpisah, meskipun ini sudah menjadi tren di banyak brand.

Sebagai kesimpulan, Fairphone 4 ini bukan sekadar HP biasa. Ini adalah sebuah pernyataan, sebuah manifestasi bahwa gadget bisa dan harus lebih bertanggung jawab. Kalau kamu adalah tipe orang yang selalu ingin punya gadget terbaru setiap tahun dan mementingkan performa paling gahar atau kamera paling canggih, mungkin Fairphone 4 bukan pilihan yang tepat. Tapi, kalau kamu adalah seseorang yang peduli dengan keberlanjutan, ingin punya ponsel yang bisa dipakai bertahun-tahun tanpa harus ganti, dan menghargai kemampuan untuk memperbaiki gadgetmu sendiri, maka Fairphone 4 ini adalah pilihan yang sangat, sangat menarik. Kamu tidak hanya membeli sebuah ponsel, tapi juga berinvestasi pada masa depan teknologi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Fairphone 4 ini bener-bener nunjukkin kalau HP itu bisa seawet dan semandiri ini. Jadi, siapkah kamu jadi bagian dari perubahan ini?

Share this content: