Dengan Ricoh GR IIIx Kamu Bisa Motret Apa Aja Tanpa Ketahuan Hasilnya Wow

Mengulas Ricoh GR IIIx: Si Kecil yang Bikin Kamu Auto Jadi Fotografer Handal Diam-Diam

Oke, ngomongin kamera saku premium itu kadang bikin dahi mengernyit. Mahal, fix lens, kok gitu? Tapi ada satu nama yang kayaknya punya sekte sendiri, penggemar berat yang fanatik sampai bikin komunitas. Ya, Ricoh GR series. Dan yang terbaru ini, Ricoh GR IIIx, datang dengan sedikit sentuhan beda yang ternyata ngaruh banget.

Pas pertama kali megang Ricoh GR IIIx, rasanya… familiar. Buat yang pernah pegang GR sebelumnya, ukurannya masih sama kompaknya. Bentuknya kotak minimalis, bodinya terasa kokoh di tangan, meskipun ukurannya mungil banget. Ini kamera yang beneran bisa masuk saku celana jeans tanpa bikin tonjolan aneh. Desainnya super understated, nggak ada tombol atau knob yang heboh. Semua serba simpel, tujuannya satu: nggak menarik perhatian. Ini yang bikin dia jadi senjata rahasia buat street photography atau sekadar motret momen sehari-hari tanpa orang sadar kamu lagi motret. Kesan pertama? Kamera serius yang nggak sok serius.

Nah, bedanya GR IIIx sama GR III standar ada di lensanya. Kalau GR III itu pakai lensa 28mm (ekuivalen full-frame), si IIIx ini pakai lensa 40mm (ekuivalen full-frame). Angka 40mm ini mungkin terdengar aneh, kok nggak 35mm atau 50mm sekalian? Tapi percaya deh, 40mm itu sweet spot yang unik banget. Nggak selebar 28mm yang kadang terlalu luas buat sebagian orang, dan nggak seketat 50mm yang kadang butuh mundur jauh. 40mm ini pas banget buat motret orang, detail, atau suasana di sekitar tanpa distorsi berlebihan. Rasanya kayak pakai mata sendiri, tapi dengan kualitas gambar yang… nanti kita bahas.

Jeroannya? Ricoh GR IIIx dibekali sensor APS-C 24.2 megapiksel. Sensor segede itu di bodi sekecil ini itu udah WOW duluan. Biasanya kamera saku segini pakai sensor yang lebih kecil. Ini artinya apa? Kualitas gambar yang dihasilkan itu setara kamera mirrorless atau DSLR dengan sensor APS-C. Detailnya dapet banget, noise-nya terkontrol dengan baik di ISO tinggi, dan dynamic range-nya lumayan lebar buat kelasnya.

Untuk performa, Ricoh GR IIIx ini nyala lumayan cepet, siap jepret dalam waktu singkat. Autofocusnya lumayan cepat di kondisi cahaya ideal, tapi kadang agak mikir di kondisi minim cahaya atau subjek yang nggak kontras. Tapi ini kamera GR, fokus utamanya bukan di autofocus secepat kilat buat motret olahraga lari sprint. Senjata utamanya adalah fitur yang namanya Snap Focus. Ini fitur legendaris GR series. Kamu bisa set jarak fokus preset, misalnya 1 meter, 2 meter, 3 meter, 5 meter, atau infinity. Tinggal tentukan jaraknya, tekan shutter full, langsung jepret, nggak pake nunggu fokus ngunci. Ini ENAK BANGET buat street photography atau motret momen spontan. Kamu udah kira-kira jarak subjeknya berapa, set Snap Focus, tinggal angkat kamera (atau bahkan dari pinggang) dan jepret. Hasilnya? Biasanya pas dan tajem di jarak yang kamu setting. Fitur ini yang bikin banyak fotografer jalanan jatuh cinta sama GR.

Selain Snap Focus, ada juga fitur Full Press Snap. Kamu bisa setel di layar atau tombol. Kalau fitur ini aktif, pas kamu tekan tombol shutter langsung penuh, kamera otomatis jepret di jarak Snap Focus yang sudah diset sebelumnya. Jadi, nggak perlu tekan setengah buat fokus lalu tekan penuh. Tekan langsung penuh, langsung jepret di jarak preset. Ini beneran bikin kamera ini super responsif buat momen yang lewat sedetik doang.

Bagian kamera yang paling bikin “WOW” itu tentu saja kualitas gambarnya. Lensa 40mm di GR IIIx ini tajem banget dari tengah sampai pinggir, bahkan di aperture terbukanya (f/2.8). Bokehnya lumayan creamy buat sensor APS-C dengan lensa f/2.8. Tapi yang paling khas dari Ricoh GR itu adalah image processing-nya. JPG yang keluar dari kamera itu udah mateng banget. Warna-warnanya khas, kontrasnya pas, dan ada banyak Image Control (semacam filter atau preset warna) yang bisa dipilih. Favorit banyak orang itu simulasi film Positive Film. Hasilnya warnanya pop, kontrasnya naik, tapi nggak lebay. Cocok banget buat berbagai kondisi, dari street sampai portrait. Hasilnya beneran bisa langsung share tanpa editing berat, dan terlihat punya karakter.

Fitur lain yang patut diacungi jempol adalah stabilisasi gambar (IBIS) 3-axis yang ada di bodinya. Ini ngebantu banget pas motret di low light atau pakai shutter speed rendah. Mengingat ukurannya yang kecil dan mudah digenggam satu tangan, stabilisasi ini sangat berguna buat meminimalkan blur karena goyangan.

Penggunaan sehari-hari Ricoh GR IIIx ini beneran bikin nagih. Karena ukurannya yang kecil dan nggak mencolok, kamu bisa bawa dia ke mana aja tanpa terasa beban. Masukin ke saku jaket, ke tas kecil, atau sekadar pegang di tangan. Dia selalu siap pas ada momen menarik. Motret di keramaian nggak bikin orang merasa terganggu atau sadar lagi difoto (kalau kamu jeli ya). Suara shutter-nya juga senyap banget, ada mode silent malah. Ini yang bikin tagline “Tanpa Ketahuan Hasilnya Wow” itu beneran pas buat kamera ini.

Layar sentuhnya responsif dan cukup terang buat dipakai di luar ruangan, meskipun nggak bisa ditekuk atau diputar. Navigasi menunya simpel dan fungsional. Ricoh juga menyediakan banyak tombol custom yang bisa diatur sesuai selera, bikin workflow motret jadi lebih personal dan cepat.

Tapi, namanya gadget pasti ada kurangnya. Beberapa kekurangan yang terasa: pertama, daya tahan baterai. Baterainya mungil, jadi jangan harap bisa seharian motret nonstop tanpa bawa power bank atau baterai cadangan. Kamu butuh minimal satu baterai ekstra buat tenang. Kedua, tidak weather sealed. Jadi harus hati-hati kalau ketemu hujan atau debu tebal. Ketiga, fixed lens. Ya, ini memang konsepnya, tapi buat sebagian orang mungkin jadi batasan. Nggak bisa zoom in atau zoom out secara optik. Kalau mau lebih dekat ya kakinya yang gerak, mundur atau maju. Tapi justru keterbatasan ini yang kadang bikin kita lebih kreatif dalam framing.

Kekurangan lain yang minor mungkin ketiadaan electronic viewfinder (EVF). Buat yang terbiasa motret lewat jendela bidik, motret pakai layar di siang bolong yang terik bisa jadi tantangan. Tapi lagi-lagi, ini desainnya memang dibuat sesimpel mungkin.

Jadi, siapa yang cocok pakai Ricoh GR IIIx ini? Menurut saya, kamera ini pas banget buat kamu yang:

  • Suka motret street photography atau momen candid sehari-hari.
  • Butuh kamera yang super kompak tapi hasilnya setara kamera besar.
  • Nggak mau ribet gonta-ganti lensa.
  • Suka karakter warna JPG yang khas dan bisa langsung jadi.
  • Mencari kamera pendamping buat kamera utama yang lebih besar.
  • Menghargai fitur Snap Focus yang legendaris.
  • Pingin punya kamera yang nggak menarik perhatian tapi bisa menghasilkan foto-foto epik secara diam-diam.

Lensa 40mm di GR IIIx ini menurut saya lebih versatile dibanding 28mm di GR III standar kalau kamu sering motret subjek manusia atau detail, karena memberikan sedikit kompresi dan perspektif yang lebih natural dibanding wide 28mm. Tapi ini kembali ke selera masing-masing ya.

Secara keseluruhan, Ricoh GR IIIx ini adalah kamera premium yang sangat spesial. Ukurannya kecil, kualitas gambarnya luar biasa, dan fitur-fiturnya (terutama Snap Focus) didesain khusus buat motret spontan. Dia bukan kamera buat semua orang, harganya juga lumayan menguras kantong. Tapi buat yang ngerti dan butuh kamera seperti ini, Ricoh GR IIIx itu kayak belahan jiwa. Dia selalu siap di saku kamu, menunggu momen, dan ketika momen itu datang, dia nggak akan melewatkannya. Hasilnya? Seringkali bikin kita takjub sendiri, “Kok bisa ya kamera sekecil ini hasilnya gini banget?”. Yup, itu dia sihir Ricoh GR IIIx.

Kesimpulan singkatnya, Ricoh GR IIIx adalah kamera saku dengan sensor besar dan lensa fixed 40mm yang fokus pada portabilitas ekstrem, diskresi, dan kualitas gambar mumpuni. Dia adalah alat tempur yang ampuh buat motret apa aja, di mana aja, tanpa perlu ribet, dan seringkali tanpa orang sadar kamu lagi motret. Hasilnya, seperti banyak dibicarakan, seringkali bikin melongo karena bagusnya. Layak banget dipertimbangkan kalau kamu nyari teman motret setia yang bisa masuk saku dan bikin foto-foto kamu naik level.

Share this content: