Ngomongin drone, rasanya nggak mungkin deh kalo kita nggak sebut nama DJI. Mereka ini emang udah kayak penguasa langit di dunia drone sipil. Setiap kali ngeluarin produk baru, pasti langsung jadi omongan dan ditunggu-tunggu. Nah, salah satu yang bikin heboh beberapa waktu belakangan ini adalah kehadiran DJI Mavic 3 Pro. Kenapa heboh? Karena drone ini bawa sesuatu yang bener-bener beda dari pendahulunya atau bahkan kompetitornya: TIGA kamera dalam satu bodi yang ringkas. Yap, kamu nggak salah baca, tiga lensa sekaligus!
Pertama kali liat Mavic 3 Pro, kesan yang muncul tuh “premium dan kokoh”. Desainnya nggak banyak berubah drastis dari Mavic 3 series sebelumnya, tetap mengusung bentuk lipat yang khas, bikin gampang dibawa ke mana-mana. Material bodinya terasa solid, dan engsel lipatannya juga mantap, nggak kelihatan ringkih. Ukurannya pas, nggak terlalu besar tapi juga nggak mini banget. Pas digenggam sebelum diterbangkan, terasa banget ini adalah gadget serius, bukan mainan. Warna abu-abunya juga bikin kelihatan elegan dan profesional.
Hal pertama yang paling mencolok tentu aja di bagian depannya, tempat gugusan kamera itu berada. Kelihatan ada tiga lensa yang berjejer, masing-masing punya ukuran dan fokal yang berbeda. Ini yang jadi daya tarik utama Mavic 3 Pro. DJI kayaknya dengerin banget masukan dari para profesional atau hobiis serius yang pengen fleksibilitas framing tanpa harus mendaratkan drone dan ganti posisi terbang. Dengan tiga lensa ini, kita bisa langsung ganti sudut pandang dari lebar banget sampai nge-zoom detail, semua on the fly lewat remot kontrol. Rekam Aksi Kamu Bareng DJI Action 4 Stabilnya Edan
Oke, mari kita bedah satu per satu “mata” dari Mavic 3 Pro ini. Yang paling utama dan paling besar ada di bagian bawah: kamera Hasselblad. Ini adalah kamera utama dengan sensor CMOS 4/3 inci. Buat yang familiar sama dunia fotografi, nama Hasselblad ini udah jaminan kualitas. Resolusinya bisa mencapai 20MP untuk foto dan rekam video hingga 5.1K di 50fps atau 4K di 120fps. Sensor yang besar ini artinya kemampuan menangkap cahaya lebih baik, noise lebih minim, terutama di kondisi low light. Dynamic range-nya juga luas banget, bikin detail di area terang dan gelap tetap terjaga. Buat yang suka ngulik color grading, kamera Hasselblad ini juga support format D-Log M dan bahkan Apple ProRes buat versi yang lebih tinggi (Cine), ngasih fleksibilitas maksimal di post-produksi.
Nah, ini dia yang baru dan bikin Mavic 3 Pro unik: kamera medium telephoto. Lensa ini punya fokal 70mm (setara 35mm) dengan aperture f/2.8. Sensornya 1/1.3 inci dan bisa rekam video sampai 4K 60fps. Kenapa lensa 70mm ini penting? Karena dia ngisi kekosongan antara lensa wide (utama Hasselblad) dan lensa tele yang super jauh. Fokal 70mm ini sering disebut sebagai fokal potret atau “standard” buat ngambil objek dari jarak agak jauh tapi nggak terlalu kompres perspektifnya kayak lensa tele super. Bayangin, kamu bisa ngambil gambar atau video bangunan dari jarak yang aman, tapi objeknya kelihatan “lebih dekat” dan proporsional, tanpa harus terlalu dekat yang mungkin melanggar aturan terbang atau bikin objeknya terlalu dominan di frame. Lensa ini cocok banget buat ngambil detail arsitektur, landscape, atau bahkan ngikutin subjek yang bergerak dari jarak yang lebih “manusiawi” dibanding lensa tele 7x.
Terakhir, ada lensa telephoto dengan fokal 166mm (setara 35mm). Ini adalah lensa yang sama yang ada di Mavic 3 sebelumnya, tapi di Pro ini dia jadi kamera ketiga. Sensornya 1/2 inci dengan aperture f/3.4. Lensa ini punya kemampuan optical zoom 7x dan digital zoom sampai 28x. Fungsinya jelas, buat ngambil objek yang jaraknya super jauh. Cocok banget buat ngawasi area luas, ngambil gambar satwa liar dari jarak yang aman, atau ngintip detail di tempat yang sulit dijangkau. Kualitas gambarnya memang nggak secanggih kamera Hasselblad utama, tapi buat kebutuhan zoom jauh, ini udah lebih dari cukup dan sangat berguna dalam skenario tertentu.
Jadi, bayangin fleksibilitasnya. Kamu lagi terbang tinggi ngambil wide shot pemandangan pakai lensa Hasselblad. Tiba-tiba lihat ada formasi batuan unik di kejauhan, tinggal switch ke lensa 70mm buat dapat framing yang lebih rapat. Terus lihat ada satwa liar di paling ujung lembah, langsung switch ke lensa 166mm buat intip lebih dekat. Semua itu bisa dilakukan dalam satu kali penerbangan tanpa perlu mendarat, ganti drone, atau terbang manual mendekati subjek. Ini bener-bener game changer buat para konten kreator, surveyor, atau siapa pun yang butuh sudut pandang bervariasi dari udara.
Beralih ke performa terbangnya. Mavic 3 Pro mewarisi semua kehebatan Mavic 3 series dalam hal terbang. Stabilitasnya luar biasa, dia bisa nahan posisi dengan sangat baik bahkan di kondisi angin sedang. Sistem transmisi O3+ yang dipakai DJI ini juga patut diacungi jempol. Jangkauannya bisa sampai belasan kilometer (meskipun di banyak negara ada aturan jarak terbang maksimum), dan koneksinya ke remot itu stabil banget dengan latency yang minim. Bikin kita pede aja nerbangin drone ini agak jauh, sinyal video feed di remot tetap lancar jaya.
Soal baterai, ini juga salah satu keunggulan DJI. Baterai Mavic 3 Pro bisa ngasih waktu terbang sampai sekitar 43-46 menit dalam kondisi ideal. Di penggunaan nyata, mungkin sekitar 35-40 menit lah tergantung kondisi dan cara terbang. Ini udah cukup lama buat ngeksplor area luas atau nyelesaiin beberapa shot berbeda dalam satu kali penerbangan. Nggak kayak drone-drone lama yang baru sebentar udah harus mendarat.
Fitur keselamatan juga lengkap banget. Mavic 3 Pro punya sistem sensor rintangan omnidirectional. Artinya, dia bisa mendeteksi objek di segala arah (depan, belakang, samping, atas, bawah). Jadi kalo lagi terbang dan ada objek di depannya, dia bisa otomatis menghindar atau berhenti. Ini ngebantu banget, terutama buat pemula atau saat terbang di area yang nggak begitu open. Ada juga fitur Return to Home (RTH) yang ditingkatkan, jadi drone bisa nyari rute pulang yang paling aman dan efisien kalo sinyal putus atau baterai udah lemah.
Fitur-fitur cerdas DJI juga hadir di Mavic 3 Pro. Ada MasterShots, QuickShots, FocusTrack (termasuk ActiveTrack 5.0 yang bisa ngunci dan ngikutin subjek dengan cerdas), Panorama, dan Hyperlapse. Fitur-fitur ini ngebantu banget buat bikin video sinematik atau foto keren dengan minim usaha manual. Tinggal pilih mode, tentuin subjek, drone-nya bakal otomatis gerak sendiri ngambil shot yang diinginkan. Buat yang pengen hasil pro tapi nggak mau pusing ngendaliin drone sambil ngatur kamera, fitur-fitur ini penyelamat. Iseng Cobain Tecno Camon 30 Pro Ternyata Lumayan Juga Lho Buat Kamu!
Pengalaman pakai remotnya juga nyaman. Ada dua pilihan remot, yang standar DJI RC-N1 (pakai HP sebagai layar) atau DJI RC/RC 2 (dengan layar built-in). Rekomendasi sih ambil yang pakai layar built-in kayak DJI RC atau RC 2 (yang lebih baru), soalnya jauh lebih praktis, nggak perlu ribet nyolok HP, dan layarnya terang banget meskipun di bawah sinar matahari langsung. Interface aplikasinya, DJI Fly, juga user friendly banget. Simpel, jelas, dan semua kontrol penting gampang diakses.
Sekarang, ngomongin kelebihan dan kekurangan yang kerasa setelah pakai drone ini. Kelebihan paling jelas adalah TIGA KAMERA! Ini bener-bener ngasih fleksibilitas framing yang nggak ditawarkan drone sekelasnya. Kualitas kamera utama Hasselblad juga udah nggak perlu diragukan lagi, hasilnya profesional banget. Performa terbangnya stabil, baterai awet, dan fitur keselamatannya bikin hati tenang. Sistem transmisi O3+ juga juara, sinyalnya reliable.
Kekurangannya? Pertama, harganya lumayan ‘wow’. Ini bukan drone buat iseng-iseng aja, ini investasi serius. Jadi memang targetnya adalah profesional atau hobiis yang serius banget. Kedua, meskipun gampang diterbangkan, buat manfaatin semua fitur dan tiga kameranya secara optimal, butuh waktu buat belajar dan latihan. Nggak cuma nerbangin lurus doang. Ketiga, meskipun bodinya ringkas saat dilipat, bobotnya lumayan, jadi tetap terasa bawa gadget yang substansial di tas.
Kesimpulannya, DJI Mavic 3 Pro ini adalah monster di kelas drone prosumer. Kehadiran tiga kamera dengan fokal yang beda-beda itu bener-bener ngasih dimensi baru dalam pengambilan gambar dari udara. Nggak lagi cuma wide shot atau tele shot doang, tapi ada fokal menengah yang krusial buat banyak skenario. Kualitas hasil fotonya ciamik, video profesional, terbangnya stabil dan aman, serta baterainya awet. Buat kamu yang emang nyari drone terbaik di kelasnya dengan fleksibilitas framing maksimal, punya budget yang cukup, dan serius di dunia videografi atau fotografi udara, Mavic 3 Pro ini layak banget jadi pilihan. Dia bener-bener bikin kamu pengen terbang terus, nyari angle-angle baru yang sebelumnya susah banget didapat dengan satu atau dua kamera aja. Teknologi tiga lensa ini bukan gimmick, tapi evolusi yang sangat berarti di dunia drone. Setelah Coba Realme Narzo 50 Pro Akhirnya Aku Tau Kenapa Kamu Bakal Suka
Share this content: