Oke, mari kita ngobrolin soal laptop terbaru yang kebetulan mampir ke meja gue, yaitu Huawei MateBook 16s. Jujur aja, pas denger namanya, yang kebayang mungkin cuma “laptop Huawei, spek kenceng”. Tapi setelah gue pake buat kerja sehari-hari, ngerjain proyek, sampai sekadar scroll-scroll atau nonton, ada satu hal yang bikin gue bener-bener kaget sekaligus nyaman banget: laptop ini tuh *nyaman* dipakai, dalam artian yang bikin betah berlama-lama.
Awalnya pas buka kotak, kesan pertama ya, ini laptop gede. Dengan layar 16 inci, jelas bukan yang paling ringkas buat dibawa-bawa di tas ransel yang sempit. Tapi begitu gue angkat, bobotnya surprisingly masih reasonable untuk ukuran segini. Desainnya minimalis, bodi metal yang solid, finishing matte bikin sidik jari nggak gampang nempel. Warnanya juga kalem, bikin kelihatan profesional tapi nggak kaku. Pas dibuka, engselnya terasa kokoh, bisa dibuka pakai satu tangan, dan layar bisa ditekuk sampai hampir 180 derajat. Ini detail kecil, tapi penting banget buat fleksibilitas posisi kerja. Bezel layarnya tipis di tiga sisi, bikin area pandang terasa luas, fokus ke konten di layar, bukan ke pinggiran.
Nah, ngomongin soal layar, ini nih salah satu sumber kenyamanan utama. Layar 16 inci dengan aspek rasio 3:2. Buat yang biasa pakai laptop 16:9, awalnya mungkin terasa agak beda. Tapi percaya deh, buat kerja yang butuh banyak ruang vertikal kayak nulis, coding, atau ngedit dokumen panjang, rasio 3:2 ini juara banget. Informasi yang kelihatan di layar jadi lebih banyak tanpa harus sering-sering scroll. Resolusinya juga tinggi, 2.5K (2520 x 1680 piksel), bikin gambar dan teks super tajam. Ini penting banget buat mata, lho. Nggak gampang capek kalau ngeliat detail yang jelas. Ditambah lagi, layar ini punya color accuracy yang bagus, cakupan sRGB 100%, jadi buat yang kerja kreatif kayak edit foto atau video ringan, warna yang tampil di layar itu mendekati aslinya. Brightness-nya juga cukup tinggi, 300 nits, jadi masih nyaman dipakai di ruangan yang agak terang. Fitur anti-glare-nya membantu banget mengurangi pantulan, jadi nggak silau pas lagi kerja di dekat jendela. Intinya, layarnya tuh bikin mata betah, nggak gampang lelah, yang secara langsung berkontribusi ke rasa nyaman berlama-lama di depan laptop.
Selain layar, elemen lain yang bikin betah adalah keyboard dan touchpad-nya. Huawei MateBook 16s punya keyboard full-size dengan numpad di sebelah kanan. Buat yang sering input angka, ini pasti nilai plus. Tapi yang paling penting itu rasa ngetiknya. Key travel-nya terasa pas, nggak terlalu dangkal atau terlalu dalam. Feedback pas tombol ditekan juga enak, nggak bikin jari pegal meskipun ngetik cepat dalam waktu lama. Ada backlight juga yang bisa diatur tingkat terangnya, berguna banget pas kerja di kondisi minim cahaya. Gue sering banget ngetik artikel panjang, bales email, atau sekadar chatting, dan keyboard MateBook 16s ini bener-bener bikin proses itu jadi menyenangkan, bukan beban. Jarak antar tombolnya juga pas, minim typo gara-gara salah tekan.
Touchpad-nya juga nggak kalah keren. Ukurannya super besar! Ini salah satu touchpad laptop Windows paling lega yang pernah gue coba. Permukaannya halus, responsif banget, dan gesture multi-finger-nya jalan lancar tanpa hambatan. Ukuran yang besar ini bikin navigasi jadi gampang dan presisi, nggak perlu angkat-angkat jari atau geser berkali-kali buat mindahin kursor dari ujung ke ujung layar. Palm rejection-nya juga bagus, jadi nggak sengaja klik atau geser pas lagi ngetik. Dengan touchpad sebagus ini, kadang gue sampai lupa kalau nggak pakai mouse eksternal, saking nyamannya.
Geser ke performa, nah ini dia yang bikin nyaman dari sisi kecepatan. Huawei MateBook 16s yang gue coba ini ditenagai prosesor Intel Core i9 generasi terbaru. Ditambah RAM yang lega dan SSD kencang, urusan performa udah nggak perlu diraguin lagi. Buka banyak aplikasi sekaligus? Lancar jaya. Buka puluhan tab di browser sambil streaming musik dan edit dokumen? Nggak ada drama lag atau stuttering yang bikin frustrasi. Rendering video atau edit foto dengan software berat kayak Adobe Premiere Pro atau Photoshop juga bisa dilibas dengan cukup baik untuk ukuran laptop tipis. Memang bukan buat nge-game AAA dengan setting ultra, tapi buat kerja, laptop ini powerful banget.
Kinerja yang ngebut ini juga secara nggak langsung bikin nyaman, lho. Kenapa? Karena nggak ada waktu yang terbuang sia-sia buat nunggu aplikasi kebuka, nunggu file kesave, atau nunggu sistem responsif. Semua serba sat-set. Produktivitas jadi ningkat, mood juga jadi bagus karena nggak terhambat sama performa lelet. Sistem pendinginnya juga lumayan efektif. Pas dipakai buat kerja ringan, kipasnya hampir nggak kedengeran sama sekali, hening banget. Pas diajak kerja berat, kipas memang muter kencang dan suhunya naik, tapi nggak sampai bikin panas banget di area palm rest atau keyboard, jadi masih nyaman disentuh. Panasnya terkonsentrasi di bagian atas dekat engsel, jauh dari tangan kita pas ngetik.
Selain performa dan kenyamanan pakai, ada fitur-fitur lain yang nambah poin positif. Kamera depan (webcam) lokasinya di bezel atas, bukan di keyboard kayak model MateBook lama, jadi sudut pandangnya normal pas video call. Kualitasnya lumayan buat kebutuhan meeting online sehari-hari. Mikrofonnya juga jernih. Buat yang sering video conference, ini penting banget biar lawan bicara denger suara kita dengan jelas.
Konektivitas juga cukup lengkap. Ada port Thunderbolt 4, USB-A, HDMI, dan audio jack. Keberadaan port HDMI dan USB-A standar tanpa perlu dongle itu bikin hidup lebih gampang. Mau presentasi colok proyektor? Langsung colok HDMI. Mau pakai mouse wireless dengan dongle USB-A? Ada port-nya. Nggak perlu ribet bawa-bawa hub atau dongle tambahan kalau cuma butuh port dasar, nambah kenyamanan pas lagi di luar atau pindah-pindah tempat kerja.
Soal baterai, ini juga berpengaruh ke kenyamanan, yaitu kenyamanan buat nggak nempel terus ke colokan listrik. Baterai Huawei MateBook 16s bisa dibilang cukup baik untuk laptop 16 inci dengan performa kencang. Buat kerja ringan sampai sedang (ngetik, browsing, nonton YouTube sesekali), bisa tahan sekitar 7-8 jam. Lumayan banget buat nemenin kerja seharian di kafe atau meeting di luar kantor tanpa harus panik nyari colokan. Charger-nya pakai USB-C, ukurannya cukup ringkas (charger 135W), dan mendukung fast charging. Jadi kalaupun baterai habis, nge-charge-nya juga nggak butuh waktu lama.
Jadi, kalau ditarik kesimpulan dari pengalaman pakai harian, yang bikin “nggak nyangka senyaman ini” dari Huawei MateBook 16s itu adalah kombinasi dari beberapa faktor: layar 16 inci 3:2 yang luas dan nyaman di mata, keyboard dan touchpad yang responsif dan bikin betah ngetik atau navigasi berlama-lama, performa yang ngebut bikin kerja jadi lancar tanpa hambatan, dan daya tahan baterai yang cukup buat mobilitas harian. Semua elemen ini tuh saling melengkapi dan menciptakan pengalaman pakai yang minim frustrasi, malah bikin betah.
Tentu ada kekurangannya juga. Sebagai laptop 16 inci, jelas dia nggak seringkas laptop ultraportable 13 atau 14 inci. Bobotnya lumayan kalau harus dibawa jalan jauh setiap hari. Buat sebagian orang, lokasi webcam di bezel atas mungkin dianggap biasa aja, tapi beberapa kompetitor udah punya webcam dengan kualitas lebih tinggi. Dan harga, tentu saja, dengan spesifikasi kencang kayak gini, harganya nggak bisa dibilang murah.
Tapi kalau prioritas kamu adalah laptop dengan layar besar berkualitas yang nyaman buat kerja produktif, ngetik dokumen panjang, coding, atau ngedit konten ringan sampai sedang, dengan performa ngebut yang bikin semua pekerjaan terasa ringan, dan kamu nggak masalah dengan ukurannya yang lumayan lega, Huawei MateBook 16s ini bener-bener bisa jadi pilihan yang bikin kamu ngerasa “ah, ternyata kerja di laptop ini enak banget ya”. Kenyamanan itu kan bukan cuma soal empuk atau ringan, tapi juga soal seberapa mulus dan tanpa hambatan kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita. Dan di poin itu, MateBook 16s ini juara.
Ini bukan laptop gaming, bukan juga laptop teringan di dunia. Tapi ini adalah laptop produktivitas yang dirancang buat bikin penggunanya betah di depan layar dalam waktu lama. Layarnya yang lega dan nyaman, keyboardnya yang enak, performanya yang ngebut, semuanya bersinergi buat menciptakan pengalaman pakai yang bikin nagih. Buat gue, pakai Huawei MateBook 16s ini kayak nemu tempat kerja yang pas; semua elemennya mendukung, nggak ada yang bikin bete. Sensasi “nyaman banget pas dipake”-nya itu beneran kerasa, dan itu hal yang nggak selalu didapat di setiap laptop.
Yang menarik lagi dari pengalaman menggunakan MateBook 16s ini adalah bagaimana setiap detail kecil terasa dipikirkan untuk mendukung alur kerja. Ambil contoh fitur konektivitasnya tadi. Punya port Thunderbolt 4 itu artinya fleksibilitas tinggi. Bisa colok eGPU (walaupun mungkin overkill untuk target pasar utamanya), bisa pakai docking station canggih buat nambah port, atau sekadar colok monitor eksternal resolusi tinggi dan transfer data super cepat dari SSD eksternal. Kecepatan transfer data yang tinggi ini lagi-lagi menambah kenyamanan, nggak perlu nunggu lama saat memindahkan file-file besar proyek. Bayangin kalau lagi buru-buru mau transfer footage video atau file presentasi gede, nunggu lama itu kan bikin nggak nyaman dan buang-buang waktu. Dengan Thunderbolt 4, urusan itu jadi cepat selesai.
Kemudian kita bicara lagi soal keyboard. Mungkin terlihat sepele, tapi coba bandingkan dengan keyboard laptop lain yang key travel-nya cetek banget atau tombolnya keras. Jari-jari kita itu kerasa bedanya setelah berjam-jam ngetik. Keyboard MateBook 16s ini punya tactile feedback yang pas, suara tombolnya nggak ganggu, dan spacing-nya pas. Ini kontribusi besar terhadap kenyamanan ergonomis saat menggunakan laptop untuk durasi yang lama. Nggak cuma itu, penempatan numpad di kanan juga membantu banget buat yang sering kerja dengan spreadsheet atau entri data. Alih-alih harus pakai deretan angka di atas, ada numpad itu rasanya kayak kerja di desktop, tapi dengan form factor laptop.
Area palm rest yang luas di sekitar touchpad juga menambah kenyamanan. Tangan jadi punya tempat bertumpu yang cukup lebar, nggak menggantung di udara atau malah terlalu mepet ke pinggir laptop. Permukaannya yang matte juga bikin tangan nggak gampang lengket karena keringat. Detail-detail kayak gini yang seringkali luput dari perhatian tapi sebenernya krusial buat pengalaman pakai yang nyaman.
Baterai yang tahan lama juga bukan cuma soal bisa kerja di luar. Buat gue pribadi, seringkali kerja itu pindah-pindah posisi, dari meja kerja, ke sofa, ke dapur sebentar, tanpa harus mikirin colokan. Fleksibilitas ini bikin kerja terasa lebih santai dan nggak kaku. Nggak harus terikat sama kabel power. Dan kalaupun butuh nge-charge, fitur fast charging-nya bikin nggak perlu nunggu berjam-jam buat baterai penuh lagi. Colok sebentar pas istirahat makan siang aja udah cukup buat nambah daya yang signifikan.
Sistem operasi dan software bawaan dari Huawei juga cukup minimalis dan nggak terlalu banyak bloatware yang nggak perlu. Ada software PC Manager yang justru fungsional banget, terutama kalau kamu pakai ekosistem Huawei lainnya (smartphone, tablet, dll). Fitur Super Device yang memungkinkan transfer file, screen mirroring, atau pakai tablet jadi extended display itu beneran berguna dan bikin alur kerja jadi lebih seamless. Integrasi antar perangkat ini adalah lapisan kenyamanan lain yang ditawarkan Huawei, bikin perpindahan antara laptop dan HP terasa mulus, nggak ribet.
Dari sisi pendinginan, walaupun pas beban berat kipasnya muter kencang, tapi suaranya itu nggak melengking atau mengganggu banget. Lebih kayak suara “nguuung” yang konsisten, nggak tiba-tiba naik-turun drastis yang bikin kaget atau sebel. Manajemen suhunya juga bagus, seperti yang udah gue sebut, area yang sering disentuh tangan tetap relatif adem. Ini penting lho, laptop yang panas di tangan itu beneran nggak nyaman.
Buat siapa sih sebenarnya laptop ini cocok? Gue rasa Huawei MateBook 16s ini pas banget buat para profesional, mahasiswa, atau content creator yang butuh performa kencang, layar luas berkualitas tinggi buat produktivitas, dan yang paling penting, menghargai kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari. Kalau kamu sering ngetik, ngedit, coding, atau kerja yang butuh multitasking berat, dan kamu mau pengalaman itu berjalan lancar dan nyaman di mata maupun di jari, laptop ini bener-bener bisa jadi jawaban. Ukurannya yang 16 inci memang bukan buat yang ultra-mobile, tapi buat yang lebih sering kerja di satu tempat (rumah, kantor, kafe) tapi kadang perlu dibawa-bawa, bobot dan ukurannya masih bisa ditoleransi.
Meskipun harganya nggak bisa dibilang terjangkau buat semua orang, tapi investasi di laptop yang nyaman kayak gini menurut gue worth it banget, terutama kalau kamu pakai laptop ini berjam-jam setiap hari. Kesehatan mata, kenyamanan pergelangan tangan, dan minimnya frustrasi karena performa lambat itu kan nilainya nggak bisa diukur cuma dari harga.
Intinya, Huawei MateBook 16s ini berhasil ngasih kejutan positif di aspek kenyamanan penggunaan. Gue pikir cuma laptop biasa yang kenceng, ternyata dia punya nilai lebih di desain ergonomis dan pengalaman visual yang bikin betah. Jadi, kalau kamu lagi nyari laptop baru buat boosting produktivitas dan kamu pengen laptop yang nggak cuma powerful tapi juga enak dipake, Huawei MateBook 16s ini layak banget masuk daftar pertimbangan. Beneran deh, ga nyangka bisa senyaman ini pas dipake.
Share this content: