Oke, gini. Pernah kebayang nggak sih kalau kamera profesional yang biasa dibawa-bawa fotografer atau videografer itu bisa masuk saku kamu? Maksudnya, bener-bener yang kontrolnya kayak kamera beneran, bukan cuma mode otomatis doang yang kadang hasilnya gitu-gitu aja. Nah, ini dia yang dicoba ditawarin sama Sony di lini Xperia 1 mereka, dan yang terbaru yang kita pegang ini adalah si Sony Xperia 1 V.
Dibilang HP sih iya, tapi rasanya kurang pas cuma nyebut gitu. Ini lebih kayak sebuah alat kreasi yang bisa nelpon dan WhatsApp-an. Fokus utamanya? Jelas di kameranya. Sony tuh punya warisan panjang di dunia fotografi dan videografi lewat lini Alpha mereka, dan semua teknologi itu kayak dituangin ke HP ini. Jadi, ekspektasinya tinggi banget.
Pas pertama kali megang, kesannya tuh beda. Desainnya khas Sony banget, kotak, kokoh, tapi nggak kaku. Finishing belakangnya tuh ada tekstur bergerigi gitu, bikin nggak licin dan kerasa premium. Bezel atas bawahnya masih lumayan ada, tapi buat sebagian orang, termasuk saya, ini justru nyaman buat megang pas motret atau ngerekam video secara horizontal. Nggak ada insiden jari nutupin layar atau kamera depan. Build quality-nya kerasa solid, pantes lah kalau harganya emang di kelas atas.
Sekarang, mari kita ngomongin yang paling menarik: kameranya. Sony Xperia 1 V ini bawa setup tiga kamera di belakang, tapi jeroannya itu lho yang bikin beda. Kamera utamanya pakai sensor terbaru yang namanya Exmor T for mobile. Ini bukan sembarang sensor. Teknologi stacked CMOS-nya bikin sensor ini bisa nangkap cahaya lebih banyak, noise lebih rendah, terutama di kondisi gelap. Hasilnya? Foto low light-nya kerasa lebih bersih dan detail dibandingin generasi sebelumnya, bahkan dibandingin beberapa kompetitor di kelasnya.
Resolusi kamera utamanya 52MP, tapi defaultnya dia output 12MP dengan pixel binning. Ini wajar kok, tujuannya biar size file nggak terlalu gede tapi detail tetap terjaga. Tapi yang penting, performa sensornya itu loh. Dynamic range-nya luas, jadi kalau motret di kondisi cahaya terang dan gelap dalam satu frame, detail di area gelap dan terang tetap bisa kelihatan. Warnanya khas Sony banget, natural, nggak lebay atau terlalu vibrant, tapi pas. Buat yang suka editing, ini kanvas yang bagus banget.
Lensa ultra-wide 12MP-nya juga oke, cocok buat motret pemandangan atau arsitektur. Distorsinya terkontrol dengan baik. Nah, yang paling unik itu lensa telephotonya. Ini bukan lensa telephoto biasa yang fix gitu aja zoom-nya. Xperia 1 V pakai lensa telephoto variabel 12MP, bisa zoom optik dari 85mm sampai 125mm. Jadi, kamu bisa milih mau zoom 3.5x atau 5.2x secara optik, atau di antara itu. Fleksibel banget! Buat portrait, zoom 85mm itu focal length klasik yang bagus. Buat sedikit ngintip objek jauh, 125mm lumayan ngebantu. Kualitas optiknya juga bagus di sepanjang rentang zoom itu. Samsung Galaxy Z Fold Terbaru Ternyata Senyaman Ini Lho Buat Kamu Pegang
Tapi sensor dan lensa sebagus apapun nggak ada gunanya kalau nggak didukung software yang mumpuni, kan? Nah, di sinilah Sony bener-bener beda. Mereka nggak cuma ngasih satu aplikasi kamera simpel. Kamu dapet Photography Pro, Videography Pro, dan Cinematography Pro. Ini bukan cuma nama keren, tapi beneran fitur-fitur yang diambil dari kamera mirrorless Alpha mereka. Kamu bisa atur ISO, shutter speed, white balance, fokus (termasuk manual focus dengan focus peaking), metering, format file (RAW pun ada!), semuanya secara manual. Rasanya kayak pakai kamera beneran, tapi bentuknya HP. Kurva belajarnya emang ada, apalagi kalau kamu biasa pakai mode otomatis di HP lain. Tapi kalau kamu mau belajar dan eksplorasi, potensinya gede banget.
Fitur-fitur auto-focus-nya juga canggih. Ada Real-time Eye AF yang bisa ngunci fokus di mata manusia atau hewan dengan cepat dan akurat, bahkan kalau subjeknya gerak-gerak. Real-time Tracking AF-nya juga reliable buat ngikutin objek yang bergerak. Ini fitur-fitur yang biasanya ada di kamera profesional, sekarang ada di saku.
Gimana soal videografi? Ini juga kekuatan utama Xperia 1 V. Kamu bisa rekam video sampai 4K 120fps di semua lensa! Ini gila sih. Slow motion 4K yang cinematic banget bisa kamu dapetin. Ada juga fitur S-Cinetone, yang ngasih profil warna sinematik ala kamera-kamera video profesional Sony. Hasilnya videonya kerasa “film-like” gitu, nggak cuma video HP biasa. Kontrol manual di Videography Pro dan Cinematography Pro juga lengkap, dari setting frame rate, resolusi, look (termasuk S-Log untuk grading), sampe audio level. Yes, kamu bisa monitor audio level lho di aplikasi Videography Pro! Mic bawaan HP ini juga kualitasnya bagus, jernih buat ngerekam suara ambient atau narasi singkat.
Intinya, kalau kamu mau kontrol penuh atas foto dan video yang kamu bikin lewat HP, Xperia 1 V ini jawabannya. Nggak ada HP lain yang nawarin kontrol manual sedalam ini dengan kualitas hardware seperti ini. Ini cocok banget buat content creator, videografer amatir atau profesional yang butuh alat cadangan atau alat utama yang ringkas tapi powerful, atau fotografer yang mau punya “kamera saku” yang serius.
Selain kamera, aspek lain gimana? Layarnya itu lho, resolusinya 4K HDR OLED! Di saat HP lain mentok di QHD+, Sony konsisten bawa 4K. Buat nonton film atau review hasil foto/video, layarnya tajam banget, warnanya akurat, dan terang. Refresh rate-nya 120Hz, jadi scrolling atau main game juga lancar.
Performa? Pakai prosesor Snapdragon terbaru di kelasnya, RAM besar, jelas kenceng. Buat editing video 4K di HP? Bisa aja, walaupun mungkin nggak secepat di komputer. Buat main game berat? Enteng. Multitasking? Lancar. Tapi memang sih, kalau dipakai buat motret atau ngerekam video 4K dalam waktu lama, HP-nya bisa kerasa hangat, terutama di area sekitar modul kamera. Ini wajar sih karena sensornya kerja keras dan prosesornya juga ngolah data gede.
Baterainya lumayan. Dengan kapasitas yang cukup besar di kelasnya, buat pemakaian normal sih bisa bertahan seharian. Tapi kalau kamu intensif pakai buat motret atau ngerekam video, siap-siap bawa power bank atau charger. Layar 4K dan penggunaan kamera pro memang menguras baterai.
Oh iya, satu hal lagi yang bikin beda dan patut diapresiasi: headphone jack 3.5mm masih ada! Di zaman TWS merajalela, punya port audio fisik itu berharga banget, apalagi buat yang mau colok mic eksternal atau headphone berkualitas buat monitor suara pas ngerekam.
Tapi tentu ada kekurangannya juga. Yang paling jelas itu harganya. HP ini ada di segmen paling atas, jadi siap-siap merogoh kocek dalam. Kedua, seperti yang udah disinggung, aplikasi kamera Pro-nya itu powerful tapi butuh waktu buat belajar. Kalau kamu cuma mau HP yang mode otomatisnya langsung bagus tanpa mikir, mungkin HP ini bukan yang paling pas. Mode Basic di aplikasi kameranya oke, tapi kekuatan utamanya beneran di mode Pro. Terakhir, software update-nya mungkin nggak sekenceng beberapa kompetitor lain di kelas flagship.
Kesimpulannya, Sony Xperia 1 V ini bukan buat semua orang. Ini HP buat mereka yang serius sama fotografi dan videografi, yang pengen alat kreasi yang powerful dan fleksibel di saku, dan nggak keberatan belajar. Kontrol manual yang ditawarin, kualitas sensornya (terutama Exmor T yang baru itu), lensa telephoto variabelnya, dan fitur-fitur video pro-nya itu bikin HP ini unik banget di pasaran. Kalau kamu udah akrab sama ekosistem Sony Alpha atau emang lagi nyari “kamera saku” yang beneran bisa diajak ngulik, Sony Xperia 1 V ini layak banget dipertimbangkan, bahkan mungkin jadi pilihan terbaik. Ini beneran ngasih pengalaman motret dan ngerekam video yang beda, lebih deket ke pakai kamera beneran daripada sekadar pakai HP. Vivobook S 14 OLED Layarnya Bikin Kamu Lupa Waktu
Share this content: