Gimana Rasanya Pakai Hasselblad X2D 100C Apakah Ini Kamera Impian Kamu Selama Ini

Oke, jadi gini. Kalau ngomongin kamera impian, nama ‘Hasselblad’ itu pasti muncul di benak banyak fotografer, apalagi yang suka mainan medium format. Ada aura magis, warisan sejarah di bulan, dan tentu saja, kualitas gambar yang legendaris. Nah, gue berkesempatan buat nyobain langsung salah satu model terbaru mereka, si Hasselblad X2D 100C. Pertanyaannya, apakah kamera ini beneran kamera impian yang selama ini digembar-gemborkan? Atau cuma nama besar doang?

Kesan Pertama: Begitu Digenggam, Langsung Beda

Begitu kotak hitam minimalisnya dibuka, udah kerasa vibe premiumnya. Hasselblad X2D 100C ini tuh kayak, “Oke, gue ini kamera serius, buat orang serius.” Desainnya minimalis banget, khas Skandinavia gitu kali ya. Bodi metal, finishing doff, nggak banyak tombol aneh-aneh. Bentuknya kotak, tapi sudut-sudutnya tumpul. Pas dipegang, beratnya itu pas, nggak enteng banget kayak kamera consumer biasa, tapi juga nggak seberat kamera medium format lawas.

Grip-nya nyaman digenggam, meskipun nggak sebesar grip kamera DSLR atau mirrorless full-frame kebanyakan. Tapi ini medium format, jadi ekspektasinya beda. Layar sentuh di belakang besar dan jernih banget, responsif juga. Terus ada layar kecil monokrom di bagian atas, ini fitur yang simpel tapi super berguna buat lihat setting dasar tanpa nyalain layar utama. build quality-nya solid banget, kerasa kayak pegang sebongkah metal presisi tinggi. Lensanya juga kerasa kokoh, ring fokusnya smooth. Overall, kesan pertama? Premium, minimalis, dan serius.

Performa dan Jeroan: 100 Megapiksel Itu Gimana Rasanya?

Nah, ini dia yang paling bikin penasaran: sensor 100 megapikselnya. Angka segitu tuh gila ya buat sebuah kamera. File fotonya jelas gede banget, siapin storage sama komputer spek dewa kalau nggak mau ngelag pas ngedit. Tapi detail yang didapat? Luar biasa. Kalau kamu suka foto landscape, arsitektur, atau produk yang butuh detail sampai ke serat-seratnya, sensor ini tuh kayak surga. Kamu bisa zoom in jauh banget di satu area foto dan detailnya masih tajam. Kayak ada dunia baru di dalam foto itu.

Selain sensor, X2D 100C ini udah dibekali IBIS (In-Body Image Stabilization) 5-axis. Ini penting banget di kamera dengan resolusi setinggi ini, apalagi medium format yang biasanya rentan goyang. Dengan IBIS, gue bisa pede motret handheld di speed yang lebih rendah tanpa takut blur karena shake. Ini bikin kamera ini lebih fleksibel dipakai di berbagai kondisi, nggak cuma di atas tripod doang.

Autofokusnya gimana? Ini mungkin area yang sering jadi perdebatan di kamera medium format, apalagi Hasselblad yang dulu terkenal lambat. Di X2D 100C ini, AF-nya jauh lebih baik dari model sebelumnya. Dia pakai sistem Phase Detection Autofocus (PDAF) dengan 294 zona. Dalam kondisi cahaya ideal, AF-nya cukup cepat dan akurat buat motret subjek yang nggak gerak terlalu cepat. Tapi, kalau dibandingkan sama kamera mirrorless full-frame terbaru dari merk lain yang fokusnya udah segila kilat buat motret olahraga atau subjek bergerak cepat, X2D ini masih terasa lebih kalem. Buat motret portrait, landscape, still life, atau arsitektur sih udah lebih dari cukup dan reliable. Tapi kalau ekspektasimu motret anak lari-lari di taman atau balap mobil, mungkin ini bukan kamera yang paling tepat.

Kecepatan shutter maksimalnya bisa sampai 1/4000 detik mekanik dan 1/6000 detik elektronik. Sync speed flash-nya juga lumayan kencang, 1/2000 detik di lensa tertentu (lensa XCD dengan leaf shutter), ini mantap buat overpower matahari.

Salah satu fitur unik yang gue suka banget adalah built-in SSD 1TB! Ya, kamu nggak salah baca. SSD internal 1 terabyte. Ini solusi cerdas buat nampung file RAW 100MP yang gede-gede itu. Kamu masih bisa pakai slot CFexpress Type B juga kalau butuh lebih, tapi punya storage internal sebesar itu tuh nyaman banget, terutama kalau lagi di lapangan dan lupa bawa banyak kartu atau butuh backup cepat.

Kualitas Gambar: Signature Hasselblad Colour Itu Nyata Adanya

Ini dia poin krusialnya. Kamera Hasselblad tuh terkenal dengan warna dan tonalitasnya yang khas, yang sering disebut “Hasselblad Colour Science”. Dan di X2D 100C ini, itu nyata banget. Out of camera JPEGs-nya aja udah cakep, warnanya natural, subtle, dan punya depth yang beda. Tone kulit kelihatan hidup tapi nggak berlebihan, warna hijau daun kerasa adem, dan langit biru punya gradasi yang halus.

File RAW-nya (3FR) punya dynamic range yang luas banget. Kamu bisa narik detail di highlight yang over atau shadow yang under exposure cukup ekstrem tanpa fotonya jadi pecah atau muncul noise yang ganggu. Ini krusial banget buat fotografer yang suka ngedit intensif atau motret di kondisi cahaya yang tricky. Detail dari sensor 100MP juga bikin editing cropping jadi sangat fleksibel. Kamu bisa crop jauh banget dan hasilnya masih tajam, kayak punya banyak lensa prime dalam satu file.

Bokeh yang dihasilkan dari sensor medium format dan lensa XCD juga punya karakter sendiri. Transisinya creamy dan soft, ada dimensi 3D yang khas yang susah didapat di sensor full-frame atau lebih kecil. Ini bikin foto portrait kelihatan makin menawan.

Noise performance-nya di ISO tinggi gimana? Untuk ukuran sensor 100MP, performanya cukup bagus, tapi tentu saja nggak sebersih sensor full-frame low-light monster. Di ISO standar sampai menengah (misalnya sampai ISO 1600-3200) masih sangat usable, detailnya terjaga dengan baik. Di atas itu noise mulai kelihatan, tapi karakternya masih terbilang ‘halus’ dan nggak terlalu mengganggu kalau nggak pixel peeping terlalu jauh. Tapi ya, kamera ini memang lebih ideal dipakai di kondisi cahaya yang memadai atau dengan bantuan lighting studio/flash.

Fitur Unik dan Pengalaman Penggunaan

Selain layar sentuh utama yang responsif dan layar monokrom di atas, menu sistem Hasselblad itu unik. Berbasis icon, minimalis, dan cukup intuitif setelah terbiasa. Nggak seruwet menu kamera Jepang yang tombolnya bejibun, tapi mungkin butuh waktu adaptasi buat yang baru pertama pakai.

Konektivitas? Ada Wi-Fi buat transfer foto atau remote control pakai aplikasi Phocus Mobile 2. Tapi fitur video di kamera ini tuh nyaris nggak ada. Ini murni kamera foto. Jadi kalau kamu cari hybrid camera yang bisa buat video juga, skip aja. Hasselblad X2D 100C ini lahir dan besar buat motret.

Baterainya lumayan, tapi kalau kamu motret banyak dengan preview di layar, siap-siap bawa cadangan. Mengingat resolusi sensor dan prosesor yang harus ngolah file sebesar itu, konsumsi daya pasti lumayan.

Ekosistem lensa XCD-nya? Kualitas optiknya luar biasa, setajam silet, dan didesain khusus buat nanganin sensor beresolusi tinggi ini. Tapi pilihannya memang belum sebanyak sistem lain dan harganya, ya, sesuai dengan merk dan kualitasnya, cukup ‘premium’.

Kelebihan dan Kekurangan (Setelah Dipakai Harian)

Setelah beberapa waktu pakai, gue bisa rangkum beberapa poin penting:

  • Kelebihan:
    • Kualitas Gambar Superior: Detail 100MP yang gila, dynamic range luas, dan warna Hasselblad yang legendaris. Ini juaranya.

    • Build Quality: Solid, premium, kerasa banget pegang kamera mahal dan durable.

    • IBIS: Fitur krusial buat kamera 100MP, bikin motret handheld jadi lebih memungkinkan.

    • Built-in SSD 1TB: Sangat praktis dan inovatif.

    • Desain dan Ergonomi: Minimalis, keren, dan nyaman digenggam (meskipun subyektif).

    • Layar Atas: Berguna banget buat glance setting cepat. Honor X9b Akhirnya Ponsel yang Nggak Bikin Kamu Dag Dig Dug Saat Jatuh

  • Kekurangan:
    • Harga: Ini bukan rahasia, kamera ini mahal, lensanya juga.

    • Performa AF: Lebih baik dari sebelumnya tapi masih kalah cepat dibanding full-frame terbaru di kondisi challenging atau buat subjek bergerak cepat.

    • Ekosistem Lensa: Pilihan belum seluas merk lain, dan harganya mahal.

    • Tanpa Video: Ini murni kamera foto.

    • Ukuran File: Butuh spek komputer dan storage yang memadai.

Dalam penggunaan harian, X2D 100C ini memang bukan kamera buat semua orang atau semua situasi. Kalau kamu butuh kamera cepat buat motret sport, wildlife, atau event yang gerakannya serba spontan, mungkin ada pilihan lain yang lebih pas. Tapi kalau kamu seorang fotografer yang fokus di landscape, portrait, studio, still life, arsitektur, atau produk, dan kamu sangat menghargai kualitas gambar tertinggi, warna yang natural, detail yang luar biasa, dan pengalaman memotret yang lebih ‘terukur’, kamera ini sangat menarik.

Kesimpulan: Kamera Impian? Tergantung Siapa Kamu.

Jadi, balik lagi ke pertanyaan awal: Apakah Hasselblad X2D 100C ini kamera impian? Jawabannya… ya, untuk sebagian orang. Kalau impianmu adalah memiliki alat dengan kualitas gambar terbaik yang bisa kamu dapatkan, detail yang nggak ada habisnya, warna yang autentik, dan build quality premium tanpa kompromi, terlepas dari kecepatan AF yang bukan yang tercepat di kelasnya atau harganya yang bikin dompet menangis, maka ya, ini bisa jadi kamera impianmu.

Ini bukan kamera yang kamu bawa buat iseng-iseng jepret di mall atau buat ngonten nge-vlog. Ini alat kerja serius untuk fotografer yang tahu persis apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Setiap jepretan itu terasa ‘mahal’, bikin kamu lebih mikir sebelum memencet shutter, lebih menghargai setiap momen. Ada kepuasan tersendiri saat melihat hasil akhirnya di layar besar atau saat file RAW-nya dibuka di software editing.

Gue pribadi sangat terkesan dengan X2D 100C. Kualitas gambarnya memang se-legendary namanya. Rasanya pakai kamera ini tuh beda, ada rasa ‘serius’ dan ‘penghargaan’ terhadap proses fotografi itu sendiri. Kalau budget bukan isu dan kebutuhanmu memang di ranah yang mengutamakan kualitas gambar absolut, Hasselblad X2D 100C ini layak banget dipertimbangkan. Dia menawarkan pengalaman memotret yang unik dan hasil yang sulit ditandingi di segmen lain.

Buat sebagian besar fotografer, mungkin kamera mirrorless full-frame terbaru udah lebih dari cukup dan jauh lebih versatile dengan harga yang lebih terjangkau. Tapi kalau kamu selalu penasaran dengan ‘rasa’ medium format dan mau yang terbaik dari yang terbaik di era digital saat ini, Hasselblad X2D 100C adalah salah satu puncak dari apa yang bisa ditawarkan teknologi fotografi digital saat ini. Kamera impian? Mungkin iya, kalau impianmu itu sangat spesifik dan berani mahal. Review Realme C53: Smartphone Stylish dengan Performa Mengesankan di Kelasnya

Performa Terbaik dengan Realme 6 Pro: Review Lengkap dan Jujur

Share this content: