Jujur Setelah Jajal Dell XPS 15 Kamu Pasti Ngiler

Sebagai orang yang sehari-hari berkutat sama gadget, ada kalanya saya ketemu perangkat yang bikin mata langsung melirik, bahkan sebelum dinyalain. Nah, Dell XPS 15 terbaru ini salah satunya. Dari awal lihat kotaknya, udah terasa aura premiumnya. Pas dibuka, bener aja. Desainnya itu lho, minimalis tapi elegan banget. Perpaduan material aluminium di bagian luar dan carbon fiber yang nyaman di area palm rest bikin laptop ini terasa solid dan mewah di tangan. Raih Pengalaman Terbaik dengan Realme 2: Review Lengkap

Ukuran layar 15 inci memang bukan yang paling ringkas kalau bicara portabilitas absolut, tapi Dell berhasil meminimalkan bezel-nya (teknologi yang mereka sebut InfinityEdge Display) sampai tipis banget, bikin dimensi total laptop ini jadi nggak jauh beda sama laptop 14 inci konvensional. Jadi, meskipun layarnya gede buat kerja atau nonton, bodinya masih cukup masuk akal buat dibawa-bawa dalam tas.

Keyboard-nya terasa pas, tuts-nya punya travel yang cukup dan responsif saat ditekan. Mungkin nggak se-klikky keyboard gaming, tapi buat ngetik panjang udah nyaman banget. Ada lampu latar juga yang berguna di kondisi minim cahaya. Nah, trackpad-nya ini juaranya. Ukurannya ekstra besar, permukaannya halus, dan presisinya tinggi. Navigasi pakai gerakan multitouch Windows jadi sangat lancar dan nyaman. Jujur, saya jadi jarang nyari mouse eksternal kalau lagi pakai laptop ini.

Mari bicara soal performa. Ini area di mana Dell XPS 15 biasanya bersinar, dan model terbaru ini nggak beda jauh. Dibekali prosesor Intel Core generasi terbaru, RAM yang bisa di-upgrade sampai kapasitas jumbo, dan opsi kartu grafis diskrit NVIDIA GeForce RTX, laptop ini benar-benar siap buat tugas berat. Bukan cuma sekadar buka-buka aplikasi Office atau browsing (yang pastinya lancar jaya), tapi ini laptop buat yang serius kerja kreatif atau butuh tenaga ekstra.

Saya coba tes buat ngedit video 4K di Adobe Premiere Pro. Hasilnya? Lumayan banget. Proses rendering-nya terbilang cepat untuk kelas laptop tipis, playback timeline juga minim stuttering, bahkan saat ditambahkan banyak efek atau transisi. Buat yang kerja di bidang desain grafis atau arsitektur pakai software berat kayak AutoCAD atau Blender, laptop ini juga bisa diandalkan. Meskipun mungkin nggak sekencang workstation murni, tapi buat mobilitas, performanya udah lebih dari cukup.

Gimana kalau buat main game? Ya, meskipun bukan laptop gaming murni, dengan GPU RTX, XPS 15 terbaru ini bisa diajak main beberapa game AAA modern dengan setting grafis yang disesuaikan, terutama di resolusi Full HD. Game-game kompetitif ringan atau game indie pasti bisa dijalankan tanpa masalah. Jadi, kalau sesekali pengen refreshing setelah kerja keras, laptop ini bisa banget. Nyobain ASUS Zenbook Flip S UX371 dan Kenapa Kamu Mungkin Perlu Punya

Salah satu fitur yang paling bikin “ngiler” dari XPS 15, menurut saya, adalah layarnya. Opsi layar OLED resolusi tinggi itu beneran bikin beda. Warna hitamnya pekat sempurna, kontrasnya tinggi, dan warnanya vibrant tapi tetap akurat (Dell biasanya kalibrasi layarnya dengan baik). Buat desainer grafis, editor video, atau fotografer, akurasi warna ini krusial. Buat nonton film atau streaming serial favorit, pengalaman visualnya juga jauh lebih imersif dibandingkan layar IPS biasa. Detailnya tajam, bahkan teks kecil pun terlihat jelas.

Di balik performa kencang, ada tantangan soal manajemen panas. Dell menggunakan sistem pendinginan dengan kipas ganda dan heat pipe. Saat dipakai ringan, laptop ini adem dan nyaris tanpa suara. Tapi, begitu diberi beban kerja berat, kipasnya akan mulai berputar kencang dan area di atas keyboard akan terasa hangat. Ini wajar sih untuk laptop berperforma tinggi dalam bodi ramping. Ada sedikit penurunan performa (thermal throttling) kalau kerja beratnya sangat lama, tapi masih dalam batas yang bisa ditoleransi untuk penggunaan non-stop berjam-jam.

Soal konektivitas, Dell XPS 15 ini agak modern sentris. Port Thunderbolt 4-nya ada beberapa biji, ini serbaguna banget karena bisa buat ngecas, output ke banyak monitor eksternal, atau nyambungin ke eGPU (kartu grafis eksternal) kalau butuh performa grafis lebih tinggi lagi. Ada juga slot SD card ukuran penuh, ini nilai plus banget buat fotografer atau videografer yang sering transfer data dari kamera. Sayangnya, port USB-A konvensional sudah mulai ditinggalkan di model terbaru ini, jadi siap-siap pakai dongle atau hub kalau masih banyak pakai periferal lama. Port HDMI juga absen, lagi-lagi butuh adapter.

Kameranya? Nah, ini mungkin satu area yang masih bisa ditingkatkan Dell. Kamera web di bagian atas layar (mereka berhasil masukin kamera di bezel tipis itu lho!) resolusinya standar aja. Buat video call biasa sih cukup, tapi jangan harap kualitas setajam kamera smartphone terbaru ya. Di era yang makin banyak video conference, kualitas kamera ini memang terasa kurang premium dibanding aspek lain di laptop ini. Setelah seminggu pakai Samsung Galaxy S23 FE ini yang kamu perlu tahu

Speaker-nya lumayan oke. Ada empat speaker yang menghasilkan suara stereo yang cukup jernih dan lantang untuk ukuran laptop. Buat nonton film atau dengerin musik sambil kerja udah enak, nggak cempreng kayak beberapa laptop lain di kelasnya. Dell juga biasanya menyertakan software audio tuning yang bisa disesuaikan.

Baterai? Ini selalu jadi pertanyaan klasik buat laptop berperforma tinggi. Kalau dipakai kerja ringan seperti ngetik dan browsing, baterainya bisa bertahan seharian kerja standar (sekitar 7-9 jam tergantung brightness layar dan pengaturan daya). Tapi kalau dipakai buat ngedit video atau tugas berat lainnya, siap-siap cari colokan dalam hitungan jam. Ini konsekuensi dari menanamkan komponen bertenaga dalam bodi ringkas. Adaptor charger-nya juga ukurannya cukup besar, jadi menambah sedikit beban saat dibawa.

Penggunaan sehari-hari Dell XPS 15 ini terasa sangat menyenangkan, asalkan memang kebutuhanmu menuntut performa dan kualitas layar yang premium. Bobotnya sekitar 1.9 – 2 kg tergantung konfigurasi, nggak ringan-ringan amat, tapi masih bisa ditoleransi buat mobilitas moderat. Build quality yang solid bikin laptop ini terasa tangguh. Software bawaan dari Dell juga minimal, nggak terlalu banyak bloatware yang mengganggu.

Kalau bicara soal **Kelebihan**, jelas poin utamanya ada di:

  • Desain premium dan build quality super solid dari aluminium dan carbon fiber.
  • Layar InfinityEdge yang tipis bezel-nya dan punya opsi layar OLED dengan kualitas visual luar biasa.
  • Performa kencang berkat prosesor terbaru dan GPU diskrit, sanggup buat tugas berat.
  • Trackpad ukuran besar dan presisi tinggi yang nyaman banget.
  • Adanya slot SD card full size, nilai plus buat kreator konten.
  • Keyboard yang nyaman buat ngetik dalam waktu lama.

Namun, jujur aja, ada juga beberapa **Kekurangan** yang perlu jadi catatan:

  • Harganya nggak main-main, ini laptop premium dengan banderol harga premium.
  • Kualitas webcam yang standar aja, terasa kurang di era video conference.
  • Port konektivitas yang minim USB-A dan HDMI, butuh dongle atau hub.
  • Manajemen panas terasa saat laptop diberi beban kerja berat, meskipun masih wajar.
  • Adaptor charger yang lumayan besar dan berat.

Jadi, kesimpulannya gimana setelah menjajal Dell XPS 15 terbaru ini? Kalau kamu butuh laptop Windows dengan kualitas build terbaik, layar yang bikin mata betah berlama-lama (apalagi yang OLED), dan performa yang mumpuni buat kerja-kerja kreatif atau profesional, laptop ini layak banget masuk daftar paling atas. Ini bukan laptop buat semua orang, terutama kalau budget terbatas atau cuma butuh buat kerja ringan. Tapi kalau kebutuhanmu pas dan budget memungkinkan, Dell XPS 15 ini beneran bisa bikin “ngiler”. Rasanya pakai laptop ini tuh beda aja, ada kebanggaan tersendiri karena pakai salah satu laptop Windows terbaik yang ada di pasaran saat ini. Investasi yang mahal, iya, tapi sepadan dengan apa yang didapat, terutama buat mereka yang benar-benar memanfaatkan potensinya.

Share this content: