Oke, ngomongin soal smartphone flagship killer atau ponsel performa tinggi dengan harga yang lebih “ramah” dibanding kelas paling atas, nama Xiaomi sering banget muncul. Dan salah satu jagoannya yang terbaru, yang belakangan ini banyak dibicarakan, adalah Xiaomi 13T Pro. Saya udah coba pakai ponsel ini beberapa waktu buat dijadiin ponsel harian, dan kesan yang didapat cukup menarik. Pertanyaannya, beneran bisa jadi daily driver yang solid buat kamu?
Pertama kali pegang Xiaomi 13T Pro ini, kesan premiumnya langsung terasa. Desainnya lumayan ramping, meskipun ukurannya tergolong standar ponsel masa kini yang memang besar. Ada pilihan material bodi belakang, yang saya coba ini versi dengan material mirip kulit di bagian belakangnya, memberikan sensasi genggaman yang beda, nggak licin, dan jujur aja, kelihatan elegan. Modul kameranya memang cukup menonjol, khas ponsel-ponsel dengan sensor besar belakangan ini. Desain kotaknya itu bikin ponsel nggak bisa ditaruh rata sempurna di meja, tapi itu hal yang umum banget sekarang. Kamu Pasti Penasaran Honor X9b Setangguh Apa Saat Dipakai Curhat Pengalaman Pakai OnePlus 12 Kamu Wajib Coba Sendiri
Lanjut ke bagian layar. Ini salah satu keunggulan utama menurut saya. Panel AMOLED-nya terang banget, bahkan di bawah sinar matahari terik sekalipun, informasi di layar tetap jelas terlihat. Warnanya vibran, detailnya tajam berkat resolusi yang oke. Yang paling bikin nyaman buat penggunaan harian itu refresh rate 144Hz-nya. Transisi antar menu, scrolling di media sosial, sampai main game yang mendukung frame rate tinggi, semuanya terasa super mulus. Responsivitas layarnya juga cepat. Nonton video atau film di ponsel ini? Nyaman banget.
Sekarang, kita masuk ke jeroannya. Xiaomi 13T Pro ini ditenagai Dimensity 9200+ Ultra, chipset yang dirancang khusus untuk ponsel ini. Jangan remehkan chipset MediaTek yang satu ini, performanya kencang banget, bisa bersaing ketat sama chipset kelas atas dari kompetitor. Buat main game berat seperti Genshin Impact dengan setting grafis paling tinggi, ponsel ini bisa menjalankannya dengan lancar, meskipun ya pasti ada hangat-hangatnya setelah sesi gaming yang panjang. Tapi buat tugas sehari-hari seperti buka banyak aplikasi, multitasking, edit foto ringan, atau sekadar browsing dan media sosial, semua terasa ngebut tanpa hambatan sama sekali. RAM-nya juga besar, pilihan sampai 12GB atau bahkan 16GB, bikin manajemen aplikasi di latar belakang jadi sangat baik.
Penyimpanan internalnya juga lapang, mulai dari 256GB sampai 1TB, jadi nggak perlu khawatir cepat kehabisan ruang buat foto, video, atau game. Kombinasi performa chipset yang tinggi dan RAM serta penyimpanan yang besar ini bikin pengalaman pakai ponsel ini terasa future-proof dalam beberapa tahun ke depan.
Nah, poin yang bikin banyak orang penasaran di ponsel ini adalah kameranya. Xiaomi menggandeng Leica lagi di seri ini. Ada tiga kamera di belakang: kamera utama 50MP dengan OIS, kamera ultrawide 12MP, dan kamera telephoto 50MP dengan kemampuan 2x optical zoom. Angka 50MP di kamera telephoto ini lumayan menarik, memberikan detail yang lebih baik saat melakukan zoom dibandingkan lensa telephoto di banyak ponsel lain yang biasanya resolusinya lebih rendah.
Hasil jepretannya gimana? Jujur, kerjasama dengan Leica ini memberikan karakter warna yang unik. Ada dua mode warna Leica: Authentic dan Vibrant. Mode Authentic cenderung memberikan warna yang lebih natural, kontras halus, dan nuansa klasik ala Leica. Sementara mode Vibrant membuat warna lebih ngejreng, cerah, dan pop-out, cocok buat yang suka hasil foto yang langsung siap diposting di media sosial tanpa editing banyak. Kualitas foto di kondisi cahaya terang sudah pasti bagus, detailnya tajam, dynamic range luas. Di kondisi minim cahaya atau malam hari, kamera utamanya dengan OIS bisa menangkap cahaya dengan baik dan minim noise, hasilnya tetap terang dan detail.
Lensa ultrawide-nya juga lumayan oke, meskipun detailnya tidak setajam lensa utama, tapi cukup untuk menangkap pemandangan luas. Lensa telephoto 2x-nya sangat berguna untuk portrait atau mengambil subjek dari jarak agak jauh tanpa kehilangan banyak detail. Hasil portrait-nya juga cakep, bokehnya rapi, pemisahan subjek dengan latar belakangnya lumayan akurat. Buat merekam video, ponsel ini bisa sampai resolusi 8K, tapi buat penggunaan praktis biasanya 4K 60fps sudah lebih dari cukup, dan hasilnya stabil berkat OIS dan EIS.
Untuk kamera depan, resolusinya 20MP. Hasilnya standar, cukup oke buat selfie atau video call, detailnya lumayan tapi tidak sehebat kamera belakangnya.
Dari segi daya tahan, baterainya berkapasitas 5000 mAh. Dengan pemakaian normal (sosial media, browsing, sedikit gaming, foto-foto), ponsel ini bisa bertahan seharian penuh dari pagi sampai malam. Tapi yang paling gokil adalah kecepatan ngecasnya. Xiaomi 13T Pro dibekali teknologi 120W HyperCharge. Ngecas dari kosong sampai penuh? Cuma butuh waktu kurang dari 20 menit! Ini fitur yang bikin hidup berasa lebih mudah, nggak perlu khawatir kehabisan baterai pas mau buru-buru keluar, colok sebentar langsung terisi lumayan banyak.
Sistem operasinya menggunakan MIUI berbasis Android. Pengalaman pakai MIUI memang unik, banyak fitur kustomisasi, tapi kadang ada notifikasi yang agak annoying atau aplikasi bawaan yang mungkin tidak terlalu diperlukan. Namun secara umum, antarmukanya mulus dan responsif, apalagi didukung performa chipset yang kencang. Xiaomi juga menjanjikan update software yang cukup panjang untuk seri ini, yang mana ini poin plus.
Fitur pendukung lainnya juga lengkap. Speaker stereo-nya menghasilkan suara yang kencang dan cukup kaya. Haptics atau getaran saat mengetik atau navigasi terasa presisi dan nyaman. Konektivitas sudah mendukung 5G, Wi-Fi 6E, dan NFC. Sensor sidik jari di bawah layar juga cepat dan responsif.
Kalau ditanya kelebihan yang paling terasa dalam pemakaian harian, itu kombinasi performa ngebut, layar super mulus, dan ngecas kilat 120W. Tiga hal ini benar-benar meningkatkan kualitas penggunaan ponsel secara drastis. Nggak ada lagi rasa “nunggu” saat buka aplikasi atau ngecas semalaman. Kameranya dengan tuning Leica juga memberikan hasil yang menyenangkan untuk dieksplorasi.
Tapi, ada juga beberapa hal yang mungkin jadi kekurangan. Desainnya yang agak bongsor mungkin kurang nyaman buat sebagian orang yang tangannya kecil. Meskipun material kulitnya bikin nggak licin, versi dengan material kaca mungkin lebih rentan sidik jari. Bloatware di MIUI juga masih ada, meskipun bisa dihapus atau dinonaktifkan. Dan mungkin buat sebagian orang, nama chipset Dimensity 9200+ Ultra masih belum sepopuler Snapdragon seri tertinggi, padahal performanya sudah setara bahkan unggul di beberapa skenario.
Secara keseluruhan, Xiaomi 13T Pro ini adalah paket yang sangat lengkap. Dia menawarkan performa kelas atas, layar premium, kamera yang mumpuni dengan sentuhan khas Leica, dan fitur ngecas yang super cepat, semua dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan ponsel flagship murni. Buat kamu yang butuh ponsel dengan performa gahar buat gaming atau kerja berat, suka foto-foto dengan hasil yang unik dan berkualitas, dan paling penting, benci nunggu lama saat ngecas, ponsel ini bisa banget jadi pilihan utama kamu.
Kenapa dia bisa jadi ponsel harian kamu? Karena dia punya semua modalnya. Performa yang nggak bakal bikin kamu gregetan nungguin aplikasi kebuka atau game patah-patah. Layar yang enak dipandang berlama-lama, bikin scrolling atau nonton video jadi lebih asyik. Kamera yang bisa diandalkan buat mengabadikan momen-momen penting, dengan gaya warna yang bisa disesuaikan selera. Baterai yang awet seharian, dan kalaupun lowbat, tinggal colok sebentar sambil ngopi, udah penuh lagi. Semua kebutuhan esensial dari sebuah smartphone modern ada di sini, dan dieksekusi dengan sangat baik. Jadi, ya, Xiaomi 13T Pro sangat layak dipertimbangkan sebagai daily driver kamu yang baru. Google Pixel Watch dipakai seminggu apa yang bikin kamu betah atau malah sebel?
Share this content: