Microsoft Surface Pro 9 Ini Tablet Atau Laptop Sih Kamu Pasti Bingung Kalau Udah Rasain Sendiri

Pernah nggak sih kamu merasa bingung, ini sebenarnya saya lagi pegang tablet atau laptop ya? Nah, perasaan kayak gini pasti bakal muncul kalau kamu lagi berinteraksi sama Microsoft Surface Pro 9. Jujur aja, perangkat terbaru dari Microsoft ini memang didesain untuk jadi ambigu, tapi dalam artian yang positif banget. Dia mencoba menutupi garis samar antara kebutuhan produktivitas ala laptop dan fleksibilitas ala tablet, dan menurut saya, dia berhasil melakukannya dengan sangat baik.

Sejak pertama kali melihatnya, kesan premium langsung terpancar. Desainnya yang minimalis dan elegan khas Surface Series memang nggak pernah gagal bikin mata terpukau. Bodinya ramping, dengan material aluminium anodized yang terasa kokoh dan dingin saat disentuh. Pilihan warnanya juga cukup menarik, mulai dari warna klasik Graphite sampai Forest yang lebih fresh. Kamu pegang ini sebagai tablet tanpa Type Cover, rasanya ringan dan nyaman di tangan. Begitu dipasangkan dengan Type Cover dan dibuka kickstand-nya, seketika dia berubah wujud jadi laptop tipis yang siap diajak kerja.

Oh ya, ngomongin kickstand, ini salah satu fitur ikonik Surface Pro yang selalu saya suka. Engselnya itu loh, mulus banget dan bisa diatur ke berbagai sudut. Mau dipakai nulis pakai stylus, nonton film santai, atau kerja serius di meja, dia bisa menyesuaikan dengan sempurna. Nggak ada tuh ceritanya layar goyang-goyang karena engselnya ringkih. Ini menunjukkan perhatian Microsoft pada detail yang bikin pengalaman pakai jadi lebih mantap. Bezel di sekitar layarnya memang bukan yang paling tipis di kelasnya, tapi nggak sampai mengganggu. Malah, ada gunanya buat tempat pegangan saat digunakan sebagai tablet tanpa takut sentuhan tidak sengaja di layar.

Beralih ke sektor visual, Surface Pro 9 dibekali layar PixelSense Flow Display 13 inci yang menurut saya pribadi, salah satu yang terbaik di pasaran. Resolusi 2880 x 1920 piksel dengan kerapatan yang tinggi bikin semua yang tampil di layar terlihat super tajam dan detail. Warna-warnanya juga kaya, cerah, dan akurat, cocok banget buat kamu yang sering ngedit foto atau video ringan, atau sekadar nonton film favorit. Yang paling keren, refresh rate-nya bisa sampai 120Hz secara adaptif. Jadi, scroll timeline media sosial, pindah antar aplikasi, atau menggambar pakai stylus jadi terasa jauh lebih mulus dan responsif. Pengalaman sentuhan di layarnya juga juara, geser-geser jari atau pakai stylus terasa natural banget, hampir seperti nulis di kertas asli. Layar ini juga sudah dilapisi Gorilla Glass untuk perlindungan ekstra dari goresan atau benturan ringan sehari-hari.

Nah, sekarang kita masuk ke bagian jeroan, yang seringkali jadi penentu utama. Microsoft Surface Pro 9 ini datang dengan dua pilihan otak yang cukup berbeda, lho. Ada varian dengan prosesor Intel Core generasi ke-12 (yang sudah masuk kategori Intel Evo) dan ada juga varian dengan chip Microsoft SQ3, yang merupakan hasil kolaborasi Microsoft dengan Qualcomm berbasis ARM. Pilihan ini menarik, karena masing-masing punya kelebihan dan segmennya sendiri.

Untuk varian Intel, kamu bisa pilih antara Core i5 atau Core i7. Performa yang ditawarkan jelas nggak main-main. Buat aktivitas sehari-hari seperti browsing puluhan tab, ngerjain dokumen Office yang berat, video conference, sampai editing foto atau video ringan, semua bisa dilibas dengan lancar jaya. Multitasking? Nggak masalah. Dengan RAM yang bisa sampai 32GB dan pilihan storage SSD yang ngebut, semua aplikasi terbuka instan dan perpindahan antar aplikasi terasa sangat responsif. Varian Intel ini cocok buat kamu yang butuh performa laptop “sungguhan” dengan kompatibilitas aplikasi Windows yang maksimal. Jadi, nggak perlu khawatir ada aplikasi yang nggak bisa jalan.

Sementara itu, varian dengan chip Microsoft SQ3 membawa angin segar dengan fokus pada efisiensi daya dan konektivitas. SQ3 ini memang didesain untuk memberikan daya tahan baterai yang lebih panjang dan integrasi 5G bawaan, cocok banget buat kamu yang super mobile dan butuh koneksi internet stabil di mana saja tanpa harus ribet tethering. Performa SQ3 juga nggak bisa diremehkan untuk penggunaan sehari-hari seperti email, browsing, media sosial, atau aplikasi produktivitas ringan. Namun, perlu diingat, karena ini chip berbasis ARM, beberapa aplikasi Windows lawas atau yang spesifik mungkin belum teroptimasi atau perlu di-emulasi, yang kadang bisa sedikit memengaruhi performa. Tapi tenang, semakin ke sini, dukungan aplikasi untuk Windows di ARM semakin banyak dan membaik.

Kedua varian ini sama-sama dibekali dengan kartu grafis terintegrasi (Intel Iris Xe Graphics untuk varian Intel, dan Adreno GPU untuk SQ3), yang cukup mumpuni untuk kebutuhan multimedia, streaming, bahkan gaming kasual yang tidak terlalu menuntut. Jadi, jangan berharap bisa main game AAA terbaru dengan setingan ultra di perangkat ini ya. Ini bukan peruntukannya. Perangkat ini lebih menyoroti keseimbangan antara performa, portabilitas, dan efisiensi. Sistem pendinginnya juga bekerja dengan baik, meskipun saat dipakai kerja berat, bagian belakangnya mungkin terasa hangat, tapi masih dalam batas wajar dan tidak sampai mengganggu performa secara signifikan (terutama di varian Intel).

Untuk melengkapi pengalaman “laptop”nya, aksesoris seperti Surface Pro Type Cover dan Surface Slim Pen 2 itu esensial banget, nggak bisa dipisah. Type Cover-nya ini, meskipun dijual terpisah, tapi kualitasnya patut diacungi jempol. Keyboard-nya punya travel key yang nyaman dan responsif, bikin ngetik jadi enak banget, bahkan buat sesi panjang. Dilengkapi dengan lampu latar, jadi ngetik di tempat gelap pun bukan masalah. Touchpad-nya juga presisi dan mendukung gesture multi-touch Windows. Begitu dipasangkan, Type Cover ini melindungi layar sekaligus menyediakan tempat penyimpanan dan pengisian daya untuk Surface Slim Pen 2.

Nah, Surface Slim Pen 2 ini yang bikin pengalaman “tablet” jadi lebih hidup. Rasanya nulis atau menggambar di layar itu natural banget, apalagi ada fitur haptic feedback yang meniru sensasi goresan pena di kertas. Mau bikin catatan kuliah, anotasi dokumen PDF, atau sekadar corat-coret ide, semuanya jadi lebih intuitif dan menyenangkan. Integrasinya dengan aplikasi seperti Microsoft OneNote juga mulus banget. Jadi, kalau kamu orangnya kreatif atau sering bikin catatan manual, Pen 2 ini wajib punya.

Fitur lain yang nggak kalah menarik adalah kameranya. Surface Pro 9 punya kamera depan 1080p yang oke banget buat video conference, dengan kemampuan merekam video Full HD. Jadi, muka kamu bakal terlihat jelas dan tajam saat meeting online. Kamera belakang 10MP juga lumayan buat scan dokumen atau foto-foto sederhana. Lalu ada Windows Hello yang bikin login jadi cepat dan aman pakai deteksi wajah. Cukup tatap layar, langsung masuk ke desktop. Speaker-nya juga bagus, mendukung Dolby Atmos, jadi pengalaman dengerin musik atau nonton film makin asyur. Untuk konektivitas, sudah support Wi-Fi 6E dan Bluetooth terbaru. Varian SQ3 bahkan dilengkapi dengan konektivitas 5G yang super cepat, bikin kamu selalu terhubung tanpa hambatan.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemakaian Harian:

Setelah dipakai beberapa waktu, ada beberapa hal yang menonjol dari Surface Pro 9 ini:

Kelebihan:

  • Fleksibilitas Luar Biasa: Ini jagoannya. Bisa jadi tablet ringan, bisa jadi laptop produktif. Sempurna buat kamu yang mobile dan butuh perangkat yang bisa beradaptasi.
  • Desain Premium dan Ringkas: Bodi kokoh, tipis, ringan, dan elegan. Gampang banget dibawa kemana-mana dan nggak makan tempat.
  • Layar Cantik: Resolusi tinggi, warna akurat, 120Hz adaptif. Mantap buat kerja, hiburan, dan kreativitas.
  • Pengalaman Mengetik dan Menulis Top: Type Cover dan Slim Pen 2 (meskipun terpisah) benar-benar meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
  • Performa Mumpuni (Intel): Untuk kebutuhan sehari-hari sampai kerja berat ringan, varian Intel Core i5/i7 sangat bisa diandalkan.
  • Konektivitas 5G (SQ3): Buat kamu yang butuh internet ngebut di mana saja tanpa ribet.
  • Fitur Keamanan dan Kenyamanan: Windows Hello adalah fitur yang sangat membantu dan cepat.

Kekurangan:

  • Aksesoris Terpisah: Ini yang sering jadi keluhan. Type Cover dan Slim Pen 2 itu essential, tapi dijual terpisah, bikin biaya awal jadi lumayan tinggi.
  • Port Terbatas: Hanya ada dua port USB-C dan satu Surface Connect. Untuk beberapa orang, ini mungkin kurang, butuh dongle tambahan.
  • Kompatibilitas Aplikasi (SQ3): Meskipun terus membaik, masih ada kemungkinan beberapa aplikasi lawas atau spesifik belum sepenuhnya optimal di chip ARM.
  • Bukan Pengganti Laptop Gaming/Workstation: Meskipun performanya bagus, ini bukan perangkat untuk game berat atau rendering 3D kompleks. Jangan salah ekspektasi.
  • Harga: Sebagai perangkat premium, harganya memang tidak murah, apalagi jika ditotal dengan aksesoris wajibnya.

Kesimpulan Akhir: Tablet atau Laptop?

Jadi, Microsoft Surface Pro 9 ini tablet atau laptop? Jawabannya adalah: keduanya. Dan dia melakukan peran ganda itu dengan sangat meyakinkan. Ini adalah perangkat yang sempurna buat kamu yang butuh fleksibilitas tinggi, mobilitas tanpa batas, dan performa yang bisa diandalkan untuk sebagian besar skenario kerja dan hiburan. Dia bukan cuma sekadar tablet dengan keyboard, tapi benar-benar jembatan yang solid antara dua kategori perangkat.

Jika kamu seorang mahasiswa, pekerja kantoran yang sering mobile, profesional kreatif yang butuh alat serbaguna untuk mencatat ide dan presentasi, atau siapa pun yang mendambakan perpaduan desain elegan, layar memukau, dan performa gesit dalam satu paket ringkas, Surface Pro 9 ini patut banget jadi pertimbangan serius. Penting untuk menyesuaikan pilihan prosesor (Intel atau SQ3) dengan kebutuhan utama kamu, apakah lebih mementingkan performa aplikasi Windows maksimal atau daya tahan baterai super panjang dengan konektivitas 5G. Dengan Surface Pro 9, kamu nggak perlu lagi bingung milih antara tablet atau laptop, karena kamu bisa dapatkan keduanya dalam genggaman.

Share this content: