Nggak nyangka rasanya, sebuah ponsel bisa bikin kita betah berlama-lama, bahkan sampai malas buat pindah ke lain hati. Tapi itulah yang saya rasakan setelah cukup intens mencoba Motorola Edge 50 Pro. Jujur, awalnya saya kira cuma sekadar ‘gimmick’ pemasaran, tapi ternyata, sensasi nyaman dan premium yang ditawarkan ponsel terbaru ini memang bikin nagih.
Dari pertama kali saya pegang Motorola Edge 50 Pro, kesan yang muncul langsung kuat: ini bukan ponsel biasa. Desainnya itu loh, premium banget. Pilihan materialnya, terutama yang varian dengan material kulit vegan, bener-bener terasa mewah di tangan. Permukaan punggungnya yang lembut tapi nggak licin itu bikin genggaman jadi mantap. Frame aluminium yang melengkung juga menambah estetika sekaligus kenyamanan ergonomi. Rasanya pas banget di telapak tangan, nggak terlalu besar, nggak terlalu kecil, dan bobotnya pun terasa seimbang. Modul kameranya didesain menyatu mulus dengan bodi belakang, bukan sekadar tempelan yang mencolok. Estetikanya bersih, minimalis, tapi tetap punya karakternya sendiri. Motorola berhasil menghadirkan desain yang fungsional sekaligus sedap dipandang, plus dengan sertifikasi IP68, jadi makin tenang kalau kena cipratan air atau debu. Ini penting, karena kenyamanan itu bukan cuma soal performa, tapi juga ketenangan pikiran.
Lanjut ke bagian yang paling sering kita tatap: layarnya. Motorola Edge 50 Pro dibekali layar P-OLED berukuran 6.7 inci dengan resolusi 1.5K. Angka-angka ini mungkin terdengar biasa, tapi begitu layarnya menyala, baru deh kerasa bedanya. Warna-warna yang dihasilkan benar-benar kaya dan akurat. Ini bukan sembarang akurat, lho, layarnya sudah divalidasi oleh Pantone, sebuah standar global untuk warna. Jadi, buat kamu yang suka ngedit foto atau video langsung di ponsel, atau sekadar menikmati konten multimedia, akurasi warnanya ini bikin mata nyaman banget. Nggak ada lagi tuh warna yang ‘jedar’ tapi palsu. Refresh rate 144Hz-nya juga nggak main-main, bikin navigasi antarmuka, scrolling media sosial, sampai main game jadi super mulus. Respons sentuh 360Hz-nya juga memastikan setiap sentuhan jari langsung dieksekusi tanpa jeda. Ditambah lagi, kecerahan puncaknya yang bisa sampai 2000 nits, membuat layarnya tetap nyaman dilihat meskipun di bawah terik matahari. Nonton film, browsing, atau sekadar melihat galeri foto, semuanya jadi pengalaman yang menyenangkan. Ini salah satu faktor utama yang bikin saya betah berlama-lama dengan ponsel ini.
Beralih ke performa, Motorola Edge 50 Pro ditenagai chipset Snapdragon 7 Gen 3. Mungkin ada yang mikir, “Kok bukan Snapdragon 8 Gen terbaru?” Tapi tunggu dulu, jangan cepat-cepat menghakimi. Snapdragon 7 Gen 3 ini adalah chipset kelas menengah atas yang sangat mumpuni. Untuk penggunaan sehari-hari, mulai dari multitasking berat, berpindah-pindah aplikasi dengan cepat, browsing, chatting, sampai streaming video berkualitas tinggi, semuanya berjalan sangat lancar tanpa ada hambatan sedikit pun. Saya coba main beberapa game berat seperti Genshin Impact atau Asphalt 9, ponsel ini mampu menjalankannya dengan setting grafis yang nyaman dimainkan, meskipun mungkin bukan di “rata kanan” mentok. Tapi yang penting, pengalamannya tetap stabil dan minim lag. Dukungan RAM LPDDR5X yang besar dan penyimpanan UFS 4.0 yang super cepat juga berperan besar dalam menjaga performa tetap optimal. Kombinasi hardware dan software yang dioptimalkan dengan baik membuat Edge 50 Pro terasa sangat responsif dan efisien. Ini adalah performa yang saya sebut “cukup lebih dari cukup” untuk mayoritas pengguna, dan yang terpenting, performa ini konsisten, nggak bikin deg-degan pas lagi butuh kecepatan.
Nah, kalau ngomongin Motorola, pasti nggak afdal kalau nggak bahas kameranya. Motorola Edge 50 Pro ini punya setup kamera yang menarik banget. Kamera utamanya 50MP dengan Optical Image Stabilization (OIS) dan bukaan lensa yang lebar, bikin hasil fotonya tajam dan detail, bahkan di kondisi cahaya minim sekalipun. Dynamic range-nya juga luas, jadi detail di area terang dan gelap tetap terjaga. Uniknya, warna yang dihasilkan kamera ini juga divalidasi oleh Pantone, lho. Jadi, foto-foto yang kamu ambil bakal punya warna yang akurat dan alami, persis seperti yang kamu lihat dengan mata telanjang. Ini sebuah kelebihan besar buat para kreator konten atau siapa saja yang peduli dengan representasi warna yang jujur.
Selain kamera utama, ada juga kamera ultrawide 13MP yang multifungsi, karena bisa sekaligus jadi kamera makro. Jadi, kamu bisa motret pemandangan luas atau detail-detail kecil dari jarak sangat dekat. Nggak cuma itu, ada juga kamera telephoto 10MP dengan OIS yang punya kemampuan optical zoom, ini fitur yang jarang banget ada di kelas harganya. Dengan kamera telephoto ini, kamu bisa motret objek jarak jauh tanpa banyak kehilangan detail, cocok banget buat motret konser atau bangunan dari kejauhan. Kamera depannya juga nggak kalah gahar, 50MP dengan autofocus, jadi hasil selfie-nya pasti tajam dan detail. Fitur-fitur AI di kameranya juga cukup membantu, seperti adaptive stabilization untuk video yang lebih stabil, atau fitur peningkatan foto yang otomatis bikin hasil jepretan makin oke. Pengalaman fotografi dengan Edge 50 Pro ini benar-benar menyenangkan dan serbaguna. Kamu nggak perlu ribet bawa kamera tambahan, karena ponsel ini sudah lebih dari cukup.
Salah satu fitur yang paling saya suka dan bikin saya malas pindah ponsel lain adalah kemampuan pengisian dayanya. Motorola Edge 50 Pro dibekali dengan baterai berkapasitas yang cukup besar, yang sanggup menemani aktivitas saya seharian penuh. Tapi yang bikin wow adalah teknologi pengisian dayanya. Ponsel ini mendukung pengisian daya cepat 125W via kabel! Bayangkan, dari kondisi baterai sekarat sampai penuh itu cuma butuh waktu kurang dari 20 menit. Ini revolusioner banget buat saya yang sering lupa ngecas atau tiba-tiba harus buru-buru keluar. Nggak perlu lagi nunggu berjam-jam. Selain itu, dia juga mendukung pengisian daya nirkabel 50W, yang juga sangat cepat untuk ukuran wireless charging. Dan bahkan, ada fitur reverse wireless charging 10W, jadi kamu bisa pakai ponsel ini buat ngecas gadget lain yang mendukung wireless charging, misalnya earbud TWS. Ini adalah kemewahan yang bikin hidup saya lebih praktis dan nggak lagi sering-sering panik karena baterai low. Fitur ini benar-benar jadi game-changer dalam pengalaman penggunaan harian.
Selain poin-poin di atas, ada beberapa fitur unik lain yang bikin Motorola Edge 50 Pro ini terasa makin lengkap dan nyaman dipakai. Salah satunya adalah fitur Ready For. Ini adalah semacam mode desktop yang memungkinkan kamu menghubungkan ponsel ke monitor eksternal, baik secara nirkabel maupun kabel, untuk mendapatkan pengalaman komputasi seperti PC. Kamu bisa menjalankan aplikasi Android dalam mode jendela, presentasi, atau bahkan main game di layar yang lebih besar. Ini adalah fitur produktivitas yang sangat berguna buat kamu yang sering bekerja on-the-go atau ingin hiburan yang lebih imersif. Kemudian, ada juga speaker stereo dengan dukungan Dolby Atmos yang menghasilkan suara jernih dan imersif, cocok buat nonton film atau mendengarkan musik. Sensor sidik jari di dalam layar juga responsif dan akurat. Yang nggak kalah penting adalah pengalaman software-nya. Motorola selalu dikenal dengan antarmuka My UX yang bersih dan minim bloatware, mendekati Android murni. Ditambah lagi, ada gestur-gestur khas Motorola yang intuitif, seperti menggoyangkan ponsel dua kali untuk menyalakan senter atau memutar pergelangan tangan dua kali untuk membuka kamera. Fitur-fitur kecil tapi berguna inilah yang seringkali bikin pengguna betah.
Jadi, apa saja kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan dalam pemakaian harian?
Kelebihan:
- Desain dan Material Premium: Benar-benar terasa mewah dan nyaman digenggam, apalagi yang versi kulit vegan.
- Layar P-OLED yang Memukau: Warna akurat (Pantone Validated), sangat cerah, dan refresh rate 144Hz bikin semuanya mulus.
- Performa Andal: Snapdragon 7 Gen 3 cukup banget buat multitasking berat dan gaming, stabil pula.
- Kamera Serbaguna dan Akurat: Setup triple kamera yang fungsional, OIS di utama dan telephoto, plus akurasi warna Pantone. Hasilnya konsisten dan enak dilihat.
- Pengisian Daya Super Cepat: 125W wired dan 50W wireless bikin urusan baterai jadi nggak ribet sama sekali. Ini fitur favorit saya.
- UI Bersih dan Fitur Motorola Khas: My UX yang minim bloatware, gestur intuitif, dan fitur Ready For menambah nilai plus.
- IP68 Rating: Ketenangan ekstra dari air dan debu.
Kekurangan:
- Processor Bukan yang Teratas: Meskipun Snapdragon 7 Gen 3 sangat mumpuni, beberapa kompetitor di segmen harga yang sama mungkin menawarkan chipset kelas flagship murni. Namun, untuk penggunaan sehari-hari, ini bukan masalah sama sekali.
- Ketersediaan di Pasar: Kadang, beberapa varian atau unit bisa agak sulit dicari di awal peluncuran.
Secara keseluruhan, Motorola Edge 50 Pro ini bukan cuma sekadar ponsel dengan spesifikasi tinggi. Ini adalah paket lengkap yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman penggunaan yang mulus dari berbagai sisi. Mulai dari desainnya yang bikin betah di tangan, layarnya yang memanjakan mata, performa yang nggak pernah bikin kecewa, kamera yang serbaguna, sampai fitur pengisian daya super cepat yang benar-benar mengubah kebiasaan. Motorola Edge 50 Pro berhasil menciptakan ekosistem penggunaan yang harmonis dan efisien. Rasanya seperti semua detail kecil sudah dipikirkan matang-matang. Ini bukan ponsel yang cuma jualan angka spesifikasi, tapi jualan pengalaman. Makanya, nggak heran kalau ponsel terbaru ini bisa bikin kamu malas pindah HP lain saking nyaman dipakainya. Ini adalah pilihan yang sangat solid buat kamu yang mencari ponsel premium tapi fungsional, tanpa harus menguras dompet terlalu dalam, dan yang paling penting, ponsel yang bisa kamu andalkan setiap hari tanpa drama.
Share this content: