Nikon Z8 dan Sensasi Jepret yang Bikin Kamu Susah Berhenti

Oke, mari kita bicara soal kamera yang satu ini. Begitu pertama kali memegang Nikon Z8, sensasi “pro-grade” langsung terasa. Ini bukan kamera main-main. Desainnya familiar buat pengguna Nikon, tapi ada rasa modern yang kental. Bodi magnesium alloy-nya terasa sangat kokoh, memberi kepercayaan diri penuh saat dibawa ke lapangan, mau itu cuaca lagi bersahabat atau sedikit menantang. Ukurannya memang nggak sekecil kamera mirrorless kebanyakan, tapi ini justru pas di tangan, terutama kalau kamu pakai lensa-lensa profesional yang ukurannya juga lumayan. Grip-nya dalam dan mantap, bikin pegangan stabil walau satu tangan. Tata letak tombol dan dial-nya juga sangat ergonomis, hampir semua fungsi krusial bisa diakses tanpa perlu melepas pandangan dari viewfinder. LCD belakang yang bisa di-tilting dua arah juga sangat membantu saat memotret atau merekam dari sudut rendah atau tinggi. Ini kamera yang dirancang untuk kerja keras, dan itu terlihat dari setiap detail fisiknya.

Masuk ke performa, di sinilah Nikon Z8 benar-benar menunjukkan taringnya. Otaknya adalah prosesor gambar EXPEED 7, yang terbaru dari Nikon. Sensornya? Stacked CMOS 45.7 megapiksel yang sama dengan kakaknya yang lebih mahal. Kombinasi ini menghasilkan kecepatan yang luar biasa. Mulai dari startup yang cepat, responsivitas tombol, hingga performa autofocus. Bicara soal autofocus, ini salah satu poin paling kuat dari Z8. Sistem AF berbasis AI-nya bisa mendeteksi dan melacak subjek dengan akurat dan lengket. Mulai dari manusia (mata, wajah, badan), hewan (burung, kucing, anjing, dll.), hingga kendaraan (mobil, motor, sepeda, kereta, pesawat). Bahkan di kondisi cahaya minim, AF-nya tetap gesit dan bisa diandalkan. Ini krusial banget buat momen-momen cepat yang nggak bisa diulang. Mau motret burung terbang? Pembalap di sirkuit? Anak-anak lagi main? Z8 bisa mengunci subjeknya dengan mudah. Samsung Galaxy A55: Performa Tinggi dalam Balutan Desain Elegan

Sensasi “jepret” yang bikin susah berhenti itu datang dari kecepatan burst shooting-nya. Bayangin, kamu bisa memotret RAW dengan kecepatan 20 frame per detik (fps)! Kalau JPEG, malah bisa sampai 30 fps (ukuran penuh) atau 60 fps (DX format) bahkan sampai 120 fps (ukuran 11MP). Dan yang paling keren, viewfinder elektronik (EVF) di Z8 ini virtually blackout-free pada kecepatan tinggi itu, jadi kamu nggak kehilangan jejak subjek sama sekali. Rasanya kayak lagi nonton video, padahal lagi motret cepat. Buffer-nya juga sangat dalam, kamu bisa menahan tombol shutter cukup lama sebelum kamera mulai melambat. Ini game changer banget buat fotografer olahraga, satwa liar, atau jurnalis yang butuh merekam rentetan momen penting. Kualitas gambar yang dihasilkan sensor 45.7MP-nya tentu saja luar biasa detail, memberikan fleksibilitas editing yang sangat luas, termasuk kemampuan cropping yang signifikan tanpa kehilangan terlalu banyak kualitas.

Selain jago foto, Nikon Z8 ini juga monster video. Ini mungkin kamera hybrid terbaik yang pernah dibuat Nikon. Kamu bisa merekam video 8K RAW 60p secara internal! Ya, RAW, di dalam kamera, tanpa recorder eksternal yang ribet. Ini memungkinkan fleksibilitas editing dan grading warna yang maksimal di post-produksi. Selain itu, ada juga opsi ProRes RAW HQ dan ProRes 422 HQ. Resolusi lain seperti 4K juga tersedia dengan berbagai frame rate, termasuk oversampling dari 8K untuk kualitas 4K yang superior. Fitur video profesional seperti N-Log, HLG, waveform monitor, dan focus peaking tentu saja ada. Kamera ini punya dua slot kartu (satu CFexpress Tipe B, satu SD UHS-II), yang sangat penting buat backup atau memisahkan file foto dan video, terutama saat merekam video resolusi tinggi yang butuh speed kartu super cepat.

Sistem stabilisasi gambar in-body (IBIS) 5-axis-nya diklaim bisa memberikan kompensasi hingga 6 stop, yang sangat membantu saat memotret genggam di cahaya minim atau merekam video tanpa tripod. Fitur-fitur kecil tapi penting lainnya juga melengkapi, seperti illuminated button yang berguna saat motret di gelap, mode Starlight view yang bikin preview di EVF lebih jelas saat memotret bintang, atau fitur pre-release capture yang bisa menangkap momen sebelum kamu menekan tombol shutter penuh (berguna banget buat nangkep momen yang sangat cepat). Port konektivitasnya juga lengkap, ada USB-C (bisa buat charging atau power delivery), HDMI full size, port mic dan headphone, serta port ethernet. Ini menunjukkan Z8 memang dirancang untuk penggunaan profesional di berbagai skenario. Review Realme C53: Smartphone Stylish dengan Performa Mengesankan di Kelasnya

Setelah menggunakan Nikon Z8 dalam berbagai skenario, ada beberapa kelebihan yang sangat terasa: Nothing Phone 1: Inovasi Berani dengan Desain Transparan dan Performa Mumpuni

  • Performa Super Cepat: AF-nya akurat dan responsif, burst rate-nya gila, dan blackout-free EVF bikin pengalaman motret cepat jadi sangat menyenangkan.
  • Kualitas Gambar dan Video Top Tier: Resolusi tinggi, detail tajam, dynamic range luas, dan kemampuan video 8K RAW internal adalah nilai jual yang sangat kuat.
  • Ergonomi dan Build Quality: Terasa kokoh, pas di tangan, dan tata letak tombolnya intutif buat pengguna Nikon.
  • AF Canggih: Pelacakan subjeknya bekerja dengan sangat baik di berbagai kondisi.
  • Fitur Profesional Lengkap: IBIS efektif, dual card slots, port lengkap, ini kamera yang siap kerja.

Namun, tidak ada gadget yang sempurna. Beberapa kekurangan yang mungkin perlu dipertimbangkan antara lain:

  • Harga: Ini kamera profesional, jadi harganya tentu tidak murah. Ini investasi yang lumayan besar.
  • Baterai: Meskipun lebih baik dari beberapa mirrorless generasi awal, daya tahan baterainya tetap tidak bisa menyamai daya tahan DSLR flagship seperti D850 atau D6 dalam penggunaan intensif. Siap-siap bawa baterai cadangan.
  • Fokus pada Electronic Shutter: Z8 mengandalkan penuh pada shutter elektronik yang super cepat karena sensor stacked-nya. Meskipun rolling shutter-nya sangat minimal berkat sensor stacked, tetap saja di beberapa kondisi ekstrem dengan sumber cahaya artifisial tertentu (seperti lampu LED jadul), flicker mungkin bisa muncul. Namun, untuk mayoritas skenario, ini bukan masalah besar. Tidak adanya shutter mekanik tradisional mungkin terasa berbeda bagi sebagian orang.
  • Ukuran dan Berat: Meskipun lebih kecil dan ringan dari D850, ini tetap kamera yang lumayan berisi. Bukan yang paling ringkas kalau dibandingkan dengan mirrorless kelas bawah atau menengah.

Kesimpulannya, Nikon Z8 adalah kamera yang sangat powerful dan serbaguna. Kamera ini mengambil hampir semua kehebatan Z9, ‘kakak’ tertinggi Nikon, tapi dalam bodi yang lebih ringkas dan (sedikit) lebih terjangkau, meskipun tetap di segmen profesional. Performa, kualitas gambar/video, dan keandalan yang ditawarkannya membuatnya jadi pilihan sangat menarik bagi fotografer dan videografer profesional maupun enthusiast serius yang butuh alat kerja terbaik. “Sensasi jepret” yang ditawarkan Z8, terutama berkat kecepatan AF dan burst rate-nya yang luar biasa tanpa blackout, memang bikin ketagihan dan membuatmu ingin terus memotret atau merekam. Ini adalah kamera yang siap menemani petualangan kreatifmu, apapun tantangannya. Kalau budget memungkinkan dan kamu butuh performa flagship dalam bodi yang lebih “manageable” dibanding Z9, Nikon Z8 ini benar-benar sulit dikalahkan di kelasnya saat ini.

Share this content: