Halo teman-teman pegiat gadget! Kali ini, saya lagi nyobain sesuatu yang mungkin agak beda dari biasanya. Kalau seringnya kita bahas HP-HP terbaru yang speknya gahar, harganya bikin dompet nangis, atau fiturnya canggih banget sampai kadang nggak kepakai semua, nah, kali ini saya mau bawa pengalaman pakai HP yang… well, bisa dibilang udah nggak baru-baru amat di pasaran, tapi masih ada aja yang penasaran: Alcatel 3X.
Judulnya aja udah provokatif kan, “Nyobain Alcatel 3X Jadi HP Harian Kamu Nih Begini Rasanya”. Iya, saya beneran pakai HP ini buat nemenin aktivitas seharian, dari pagi sampai malam. Anggap aja ini semacam nostalgia atau mungkin buat yang lagi cari HP kedua atau HP murah buat kebutuhan basic, pengen tahu rasanya pakai Alcatel 3X di era sekarang.
Kesan Pertama dan Desain: Lumayanlah Buat Harga Segitu
Pas pertama kali pegang, Alcatel 3X ini nggak terasa murahan-murahan banget kok, meskipun materialnya tentu dominan plastik. Bobotnya pas, nggak terlalu enteng tapi juga nggak berat banget sampai bikin pegal. Desainnya kala itu lumayan kekinian lah, ada notch di bagian atas layarnya, meskipun notch-nya ini tipe waterdrop yang ukurannya lumayan terasa. Di bagian belakang, ada modul kamera yang posisinya vertikal. finishing-nya glossy, jadi siap-siap aja sama jejak sidik jari yang gampang nempel kalau tangan gampang berkeringat.
Layar Alcatel 3X ini ukurannya 6.52 inci. Lumayan lega, pas buat nonton video atau scroll media sosial. Resolusinya HD+, ya standar lah untuk kelasnya. Warna yang dihasilkan cukup oke di dalam ruangan, tapi kalau dibawa ke luar pas matahari lagi terik, lumayan struggle juga buat lihat isinya. Brightness-nya terasa kurang nendang. Bezel di pinggir-pinggir layarnya nggak tipis-tipis amat, terutama di bagian dagu, tapi ya masih dalam batas wajar untuk HP di segmen ini pada masanya. Secara keseluruhan, desainnya nggak jelek, tapi juga nggak ada yang wow banget. Fungsi dan estetika yang cukup fungsional.
Performa Harian: Jangan Berharap Banyak, Tapi Cukup Buat Tugas Ringan
Nah, ini bagian krusial kalau ngomongin HP harian. Alcatel 3X ditenagai chip MediaTek Helio P23. Buat yang ngikutin perkembangan chip HP, Helio P23 ini ada di kelas entry-level/mid-range bawah pada zamannya. Dipadukan dengan RAM 4GB, di atas kertas kedengarannya lumayan untuk tugas-tugas dasar.
Dalam pemakaian sehari-hari, buat sekadar buka WhatsApp, balas chat, scroll Instagram, atau browsing ringan, Alcatel 3X masih bisa jalan. Tapi jangan harap mulus banget tanpa jeda. Buka aplikasi butuh waktu beberapa detik, kadang terasa loading-nya agak lama. Pindah-pindah antar aplikasi juga seringkali nggak instan, ada jeda sepersekian detik atau bahkan satu detik yang bikin kerasa “mikro-stutter”.
Multitasking? RAM 4GB-nya lumayan membantu, tapi kalau buka terlalu banyak aplikasi berat sekaligus, performanya langsung drop. Nge-lag atau bahkan force close bisa terjadi. Misalnya, buka YouTube sambil buka browser dan aplikasi media sosial, pindah-pindah di antaranya mulai terasa berat. Jadi, kalau kamu tipikal yang suka buka banyak aplikasi barengan dan pindah cepat, Alcatel 3X mungkin akan menguji kesabaranmu.
Gimana dengan game? Game-game casual seperti Candy Crush atau sejenisnya masih bisa dimainkan tanpa masalah berarti. Tapi kalau masuk ke game yang lebih berat seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, atau Genshin Impact? Lupakan saja main di setting grafis tinggi. Di setting paling rendah pun, frame rate-nya jauh dari kata stabil. Panas? Iya, pasti terasa hangat kalau dipakai main game atau buka aplikasi berat dalam waktu lama. Jadi, kalau prioritasmu main game mobile yang demanding, Alcatel 3X jelas bukan pilihan utama, bahkan mungkin bukan pilihan sama sekali.
Secara umum, performanya cukup untuk kebutuhan komunikasi, media sosial dasar, dan browsing ringan. Kalau kamu pengguna yang sabar dan kebutuhannya nggak neko-neko, performanya masih bisa diterima sebagai HP kedua atau HP utama tapi dengan pemakaian sangat dasar. Tapi sebagai HP harian utama di zaman sekarang yang tuntutan aplikasinya makin tinggi, performanya terasa pas-pasan, atau bahkan kurang untuk sebagian orang.
Kamera: Cukup Buat Abadikan Momen Sederhana
Alcatel 3X ini punya konfigurasi tiga kamera di belakang: kamera utama 16MP, kamera ultrawide 8MP, dan depth sensor 5MP. Ada juga kamera depan 8MP untuk selfie.
Hasil jepretan kamera utamanya di siang hari dengan cahaya yang cukup terang cukup oke. Warnanya lumayan natural, detailnya juga ada, meskipun kalau di-zoom in udah mulai kelihatan ada pemrosesan yang agresif (semacam sharpening atau noise reduction). Buat di-upload ke media sosial atau sekadar disimpan sebagai kenangan pribadi, hasilnya masih layak kok.
Tapi begitu cahaya mulai redup, kualitasnya langsung menurun drastis. Noise mulai muncul di mana-mana, detail hilang, dan warnanya jadi pucat. Foto malam hari? Hmm, kecuali ada sumber cahaya yang kuat di sekitar objek, hasilnya kurang memuaskan.
Kamera ultrawide-nya lumayan buat dapat sudut pandang yang lebih luas, tapi kualitasnya jauh di bawah kamera utama, terutama di kondisi cahaya apapun. Detailnya kurang, dan distorsi di bagian pinggirnya cukup noticeable. Depth sensornya membantu untuk menghasilkan foto portrait dengan efek bokeh, tapi deteksi objek dan blur-nya kadang kurang rapi.
Kamera depannya 8MP. Hasilnya lumayan di kondisi cahaya bagus, cukup buat selfie standar. Tapi lagi-lagi, di kondisi low light hasilnya kurang oke. Video recording-nya juga standar, paling banter cuma bisa rekam di resolusi Full HD.
Fitur kamera bawaannya juga cukup basic. Ada mode Portrait, Panorama, dan beberapa filter standar. Nggak ada fitur super canggih seperti night mode dedicated yang mumpuni atau stabilisasi gambar yang bagus. Jadi, buat urusan fotografi, Alcatel 3X ini ya sekadar ada dan berfungsi. Cukup buat abadikan momen sederhana, tapi bukan buat yang hobi fotografi atau butuh kualitas gambar super detail.
Baterai: Lumayan Tahan Seharian (Tergantung Pemakaian)
Kapasitas baterai Alcatel 3X ini 4000 mAh. Dengan layar HD+ dan chip yang nggak terlalu haus daya, kapasitas ini lumayan menjanjikan di atas kertas. Dalam pemakaian harian saya yang nggak terlalu intens (chatting, scroll sosmed sebentar-sebentar, browsing, sedikit nonton YouTube), baterainya bisa bertahan sampai malam hari. Pagi dicabut charger, sore atau malam hari masih sisa sekitar 20-30%. Lumayan lah. Fujifilm GFX 100S II Saatnya Kamu Rasakan Sendiri Ketajaman Medium Format
Tapi kalau kamu pakai buat aktivitas yang lebih berat seperti main game, nonton video streaming dalam waktu lama, atau pakai GPS terus-terusan, baterainya pasti akan lebih cepat habis. Mungkin siang hari sudah butuh diisi daya ulang. Jadi, ketahanan baterainya sangat bergantung pada pola pemakaianmu.
Yang perlu dicatat, Alcatel 3X ini belum mendukung fast charging. Jadi, ngisi daya dari kosong sampai penuh itu butuh waktu yang lumayan lama, bisa dua jam lebih. Ini mungkin jadi sedikit PR kalau kamu butuh ngisi daya cepat di tengah aktivitas yang padat.
Fitur Lain & Pengalaman Harian
Alcatel 3X punya sensor sidik jari di bagian belakang. Posisinya ergonomis, gampang dijangkau jari telunjuk. Kecepatannya? Nggak secepat sensor sidik jari di HP kelas atas, ada jeda sepersekian detik sebelum layar terbuka, tapi cukup reliable kok. Face unlock juga ada, tapi seperti kebanyakan face unlock berbasis kamera depan biasa, kurang aman dan nggak bekerja di kondisi gelap.
Software-nya? Waktu awal rilis mungkin pakai Android versi yang lebih lama, tapi biasanya ada update sampai beberapa versi di atasnya (meskipun jangan berharap dapat update Android terbaru di zaman sekarang). Tampilannya cukup mendekati Android stock, nggak banyak kustomisasi yang aneh-aneh dari Alcatel, yang mana ini lumayan bagus biar performanya nggak terlalu terbebani.
Ada tombol Google Assistant dedicated di sisi kiri, yang mungkin buat sebagian orang berguna, tapi buat yang jarang pakai malah bisa bikin salah tekan. Speakernya mono, suaranya standar lah, cukup kencang tapi kualitasnya kurang nendang, terutama bass-nya. Masih ada port audio jack 3.5mm, ini nilai plus buat yang masih pakai earphone/headset kabel.
Sebagai HP harian di tahun ini? Rasanya ya… cukup. Cukup buat nelpon, SMS, WhatsApp, buka aplikasi kantor yang ringan via browser, atau sekadar hiburan ringan. Tapi jangan berharap lebih. Transaksi digital pakai aplikasi banking atau e-wallet masih bisa, tapi mungkin loading-nya agak lama. Buat yang butuh HP cadangan atau buat orang tua yang cuma pakai buat komunikasi, Alcatel 3X masih relevan.
Kelebihan yang Terasa:
- Layar lega 6.52 inci
- Desain lumayan oke di kelasnya
- Kapasitas baterai 4000 mAh yang lumayan awet untuk pemakaian ringan
- Masih ada audio jack 3.5mm
- Sensor sidik jari lumayan responsif
- Ada slot MicroSD buat perluas penyimpanan
Kekurangan yang Terasa:
- Performa pas-pasan untuk penggunaan standar sekarang
- Kurang bertenaga untuk multitasking berat atau game
- Layar kurang terang di luar ruangan
- Kualitas kamera menurun drastis di low light
- Tidak ada fast charging
- Software kemungkinan sudah tidak dapat update besar
Kesimpulan: Alcatel 3X Sebagai HP Harian di Era Sekarang?
Jadi, gimana rasanya pakai Alcatel 3X sebagai HP harian utama di era sekarang? Rasanya tuh kayak… balik ke beberapa tahun lalu. Kamu akan merasakan keterbatasan di sana-sini, terutama soal kecepatan dan performa. Aplikasi butuh waktu lebih lama buat loading, transisi antar aplikasi nggak instan, dan main game berat itu bukan pilihan. Kualitas kamera lumayan di kondisi optimal, tapi di luar itu ya biasa aja.
Alcatel 3X ini lebih cocok sebagai HP kedua yang cuma dipakai buat tugas-tugas spesifik, misalnya jadi hotspot, HP buat ojek online, atau buat anak-anak yang baru pegang HP dan kebutuhannya masih sangat dasar. Buat jadi HP utama di zaman sekarang dengan tuntutan aplikasi yang makin kompleks dan keinginan performa yang gesit, Alcatel 3X terasa kurang nendang.
Tapi kalau kamu memang cari HP yang super duper terjangkau (kalau nemu unit second dalam kondisi bagus misalnya), atau butuh HP cadangan yang baterainya lumayan awet buat chatting dan telpon, Alcatel 3X masih bisa dipertimbangkan, asal kamu sadar dan terima keterbatasan performanya. Jangan ekspektasi terlalu tinggi, dan Alcatel 3X mungkin nggak akan terlalu mengecewakan. Tapi kalau kamu terbiasa pakai HP dengan performa yang lebih ngebut, pindah ke Alcatel 3X sebagai HP harian utama dijamin akan terasa seperti penurunan yang signifikan.
Jadi, begitulah rasanya nyobain Alcatel 3X jadi HP harian. Sebuah pengalaman yang mengingatkan bahwa perkembangan teknologi itu cepat banget, dan HP yang dulu terasa lumayan, sekarang mungkin hanya cukup untuk tugas-tugas paling dasar. Pilihannya ada di tanganmu, sesuai sama kebutuhan dan budget tentunya! Mau Beli OnePlus 11? Tunggu Dulu Baca Ini Biar Kamu Nggak Nyesel
Share this content: