Oke, jadi kamu penasaran gimana sih rasanya pakai Huawei Watch GT 4? Jujur, sebelum pakai ini, ekspektasiku itu standar aja buat sebuah smartwatch. Paling ya notifikasi, hitung langkah, dan monitor tidur. Tapi setelah lumayan lama ngejadiin ini jam tangan harian, ada banyak hal yang bikin beda dan bikin nagih.
Kesanyang Pertama: Cakep Banget, Kayak Jam Biasa Tapi Pinter
Pas pertama kali buka kotaknya, kesan premium itu langsung terasa. Huawei Watch GT 4 ini punya beberapa varian, tapi yang paling mencuri perhatianku adalah desainnya yang beneran kayak jam tangan klasik. Aku pakai yang versi 46mm dengan bezel segi delapan, itu lho yang mirip-mirip jam mahal yang bentuknya unik. Materialnya kokoh, kombinasi stainless steel dan pilihan strap kulit atau metal bikin dia kelihatan elegan banget. Kalau dipakai buat meeting atau acara formal, nggak kelihatan kayak jam tangan “olahraga” yang bulky. Ini nilai plus gede buat aku yang nggak mau lepas jam tangan tapi juga butuh fungsi pinter.
Varian yang 41mm juga nggak kalah menarik dengan desain bulat yang lebih feminin dan ringkas, cocok buat pergelangan tangan yang lebih kecil. Pilihan warna dan strapnya juga macem-macem, dari yang sporty sampai yang super elegan. Intinya, soal desain, Huawei Watch GT 4 ini berhasil bikin smartwatch nggak cuma soal fungsi, tapi juga fashion statement.
Layar AMOLED-nya itu lho, cerah banget dan warnanya tajam. Mau di bawah sinar matahari terik juga masih kelihatan jelas. Pilihan watch face-nya juga banyaaak banget, mulai dari yang klasik analog, digital yang informatif, sampai yang animasi lucu-lucu. Bisa gonta-ganti tiap hari biar nggak bosen. Ini detail kecil tapi ngaruh banget buat pengalaman pakai sehari-hari.
Performa dan ‘Otaknya’
Soal performa, Huawei Watch GT 4 ini pakai sistem operasi HarmonyOS yang dikembangkan Huawei sendiri. Rasanya gimana? Smooth! Navigasinya lancar, geser-geser menu, buka aplikasi, semuanya terasa responsif. Nggak ada lag yang ganggu. Koneksi ke smartphone (baik Android maupun iOS) juga stabil lewat aplikasi Huawei Health.
Fitur konektivitasnya lumayan lengkap. Ada Bluetooth buat nyambung ke HP dan juga bisa buat terima atau nelpon langsung dari jam tangan. Ini kepake banget pas lagi nyetir atau tangan lagi kotor, tinggal angkat pergelangan tangan terus ngomong deh. Speaker dan mikrofon di jamnya juga surprisingly jernih buat ukuran jam tangan.
GPS-nya? Ini salah satu yang di-highlight di seri terbaru ini. Akurasinya meningkat signifikan berkat teknologi GNSS yang lebih canggih. Pas nyoba lari atau sepedaan di rute yang sama, data jarak dan map-nya lebih presisi dibanding jam-jam lama yang pernah aku pakai. Buat yang serius latihan outdoor, ini fitur penting.
Jagoan di Sisi Kesehatan dan Olahraga
Nah, ini inti kenapa banyak orang milih smartwatch Huawei, termasuk aku. Fitur kesehatan dan olahraganya itu komplit dan datanya cukup bisa diandalkan. Sensor detak jantungnya akurat, bisa monitor terus-menerus selama 24 jam.
Fitur TruSeen 5.5+ adalah teknologi sensor terbaru Huawei yang beneran kerasa bedanya. Monitor detak jantung saat istirahat, saat latihan intens, bahkan variabilitas detak jantung (HRV) buat ngukur level stres, datanya lebih konsisten. Terus ada juga sensor SpO2 buat ngukur kadar oksigen dalam darah, berguna banget apalagi kalau lagi nggak enak badan atau buat yang suka mendaki.
Monitor tidur juga jadi salah satu fitur andalan. Teknologi TruSleep 3.0 bisa deteksi tahapan tidur (tidur ringan, nyenyak, REM) dengan cukup detail. Dia juga bisa kasih saran gimana ningkatin kualitas tidur kita berdasarkan data yang dikumpulin. Lumayan insightful buat yang sering merasa kurang istirahat.
Yang terbaru di Huawei Watch GT 4 ini adalah fitur Stay Fit. Ini bukan cuma sekadar ngitung kalori yang masuk, tapi juga bantu kita ngatur defisit kalori buat yang pengen nurunin berat badan. Kita masukkin makanan yang dimakan (input manual ya, belum secanggih aplikasi nutrisi terpisah), terus jamnya ngasih tahu udah berapa kalori yang masuk dan sisa kalori yang bisa dibakar lewat aktivitas. Ini pendekatan yang lebih holistik soal manajemen berat badan.
Mode olahraganya bejibun, ada lebih dari 100 mode olahraga! Mulai dari lari, sepeda, renang (iya, jam ini tahan air sampai 50 meter), sampai olahraga yang jarang-jarang kayak panjat tebing atau dance. Setiap mode punya metrik yang spesifik. Misalnya lari, dia ngasih data VO2 Max, waktu pemulihan, efek latihan aerobik/anaerobik, sampai pola lari kita. Buat yang lagi nyiapin diri buat maraton atau sekadar pengen lari lebih efisien, data-data ini kepake banget.
Ada juga fitur rencana lari adaptif yang bisa disesuaikan sama kemampuan dan target kita. Jadi kayak punya pelatih pribadi di pergelangan tangan. Ini ngebantu banget buat yang baru mulai lari atau pengen ningkatin performa lari tanpa bingung harus mulai dari mana.
Huawei juga nambahin fitur baru yang unik, namanya Menstrual Cycle Management 3.0. Ini buat yang cewek-cewek, bisa prediksi siklus menstruasi dengan lebih akurat berdasarkan data fisiologis yang dikumpulin jam. Lumayan ngebantu buat perencanaan.
Fitur kebugaran lainnya yang nggak kalah penting adalah Activity Rings. Mirip kayak di jam sebelah (yang logonya buah), ada tiga lingkaran: Gerak, Latihan, dan Berdiri. Tujuannya biar kita termotivasi buat nyelesaiin target harian. Notifikasi buat berdiri kalau kelamaan duduk juga lumayan annoying tapi efektif bikin kita gerak.
Baterai: Juara Tanpa Tanding (di Kelasnya)
Ini dia nih, salah satu alasan utama orang milih Huawei Watch GT series. Baterainya itu lho, awetnya nggak masuk akal buat ukuran smartwatch dengan fitur sebanyak ini. Huawei ngeklaim sampai 14 hari buat versi 46mm dengan pemakaian standar, dan 7 hari buat pemakaian intensif. Di pengalaman nyataku, klaim itu bukan isapan jempol.
Dengan notifikasi nyala terus, monitor detak jantung 24/7, monitor tidur, olahraga seminggu 3-4 kali (sekitar 30-60 menit per sesi dengan GPS nyala), dan sesekali terima telepon di jam tangan, baterainya bisa tahan 10-12 hari! Ini jauh banget ngalahin smartwatch lain yang rata-rata cuma tahan 1-2 hari. Nggak perlu pusing mikirin ngecas tiap malem. Mau dibawa travelling seminggu juga nggak masalah tanpa bawa charger.
Bahkan pas dipakai intensif banget, misalnya buat lari maraton dengan GPS nyala nonstop, jam ini sanggup. Ini beda banget sama pengalaman pakai smartwatch lain yang baterainya langsung drop drastis kalau fitur-fitur power hungry kayak GPS diaktifkan.
Pengalaman Pakai Sehari-hari: Apa yang Disukai dan Apa yang Kurang
Selain fitur-fitur inti di atas, ada juga hal-hal kecil yang bikin pengalaman pakai Huawei Watch GT 4 ini nyaman. Misalnya, fitur AOD (Always-On Display) yang tampilan jamnya bisa nyala terus tapi tetep hemat baterai. Notifikasi dari berbagai aplikasi juga masuk dengan cepat dan bisa dibaca di jam tangan. Ada juga fitur kontrol musik, cek cuaca, stopwatch, timer, alarm, senter (layar jadi putih terang), dan find my phone.
Bezel yang bisa diputar di versi 46mm (kayak crown di jam tangan biasa) ini juga ngebantu banget buat navigasi menu atau scroll notifikasi tanpa harus nyentuh layar terus. Di versi 41mm, navigasinya pakai tombol fisik dan layar sentuh.
Terus, ada juga Gallery Watch Face. Jadi kita bisa pakai foto sendiri jadi watch face. Ini personal banget dan bikin jamnya beneran jadi milik kita.
Tapi, namanya juga gadget, pasti ada aja kurangnya. Ekosistem aplikasi pihak ketiga di HarmonyOS ini masih terbatas. Kalau kamu berharap bisa install Spotify, Google Maps, atau aplikasi-aplikasi populer lainnya langsung di jam tangan kayak di Wear OS atau watchOS, ya siap-siap kecewa. Aplikasi yang ada di AppGallery Huawei buat smartwatch masih didominasi aplikasi lokal atau aplikasi bawaan Huawei sendiri. Ini mungkin kendala buat sebagian orang yang butuh integrasi aplikasi tertentu banget di jam tangannya.
Fitur smart reply buat bales chat juga masih basic, cuma bisa pakai template yang udah ada atau emoji. Belum bisa ngetik manual atau pakai voice input (kecuali buat nelpon). Ini bikin bales chat di jam tangan jadi kurang fleksibel.
Terus, meskipun bisa nyambung ke iOS, fitur-fiturnya tetep akan lebih maksimal kalau dipasangin sama HP Huawei atau setidaknya Android. Beberapa fitur mungkin nggak berjalan sempurna di iPhone. Tapi secara umum, fitur inti kayak notifikasi dan health tracking sih aman.
Satu lagi, kadang data sinkronisasi ke aplikasi Huawei Health butuh waktu sedikit, terutama kalau data latihannya banyak. Tapi ini nggak kejadian setiap saat sih.
Kesimpulan: Jam Tangan Pintar yang Fokus ke Gaya dan Kesehatan
Jadi, gimana rasanya pakai Huawei Watch GT 4 ini? Rasanya kayak pakai jam tangan mahal yang elegan tapi diam-diam punya “otak” pintar yang selalu merhatiin kesehatan dan aktivitas kita. Dia nggak ganggu, baterainya nggak bikin stres, dan desainnya beneran bikin pede mau dipakai kemana aja.
Kalau kamu cari smartwatch dengan desain premium yang bisa nyatu sama gaya fashion kamu, baterai super awet yang nggak perlu dicas tiap hari, dan fitur kesehatan & olahraga yang komplit dan akurat, Huawei Watch GT 4 ini pilihan yang sangat menarik. Fitur Stay Fit dan peningkatan akurasi GPS beneran jadi nilai plus di seri terbaru ini.
Tapi kalau kamu butuh smartwatch yang ekosistem aplikasinya luas, bisa install macem-macem aplikasi pihak ketiga, atau butuh fitur smart reply yang canggih langsung dari jam, mungkin kamu perlu lihat opsi lain. Huawei Watch GT 4 ini lebih fokus sebagai “health and fitness companion” dengan tampilan jam tangan tradisional.
Buat aku pribadi, keawetan baterai dan desainnya itu yang bikin betah. Fitur kesehatan dan olahraganya udah lebih dari cukup buat kebutuhan sehari-hari dan bantu aku buat hidup lebih aktif. Rasanya puas banget punya gadget yang nggak cuma fungsional tapi juga enak dipandang dan nggak ribet soal ngecas.
Jadi, kalau kamu lagi cari jam tangan pintar yang seimbang antara gaya, fungsi kesehatan, dan ketahanan baterai, Huawei Watch GT 4 ini layak banget buat dipertimbangkan.
Share this content: