Pengalaman Buka OnePlus Open Kenapa Kamu Mungkin Nggak Mau Balik ke Ponsel Lain

Oke, jadi akhirnya kesampaian juga megang langsung gadget yang lagi bikin heboh, si OnePlus Open. Jujur, dari pas lihat di gambar atau video, udah penasaran banget. Pas kotaknya sampai di tangan, kerasa banget premiumnya. Bukan cuma kotaknya, tapi begitu dibuka, unitnya langsung nunjukin kelasnya.

Desainnya ini lho, beda. Begitu dipegang dalam kondisi terlipat, rasanya kayak pegang ponsel flagship biasa, tapi agak sedikit lebih tebal dari rata-rata. Tapi tebalnya ini terasa solid, bukan ringkih. Materialnya berasa mewah, frame metalnya dingin di tangan, dan finishing bodinya itu bikin ogah pakai casing bening. Ada pilihan warna yang elegan, yang bikin makin standout. Bagian kameranya juga dibuat cukup menonjol dengan modul melingkar yang khas, langsung nunjukkin kalau ini bukan sembarang ponsel.

Yang bikin deg-degan itu pas pertama kali membukanya. Engselnya terasa kokoh, nggak oblak sama sekali. Ada bunyi ‘klik’ yang memuaskan pas dia terbuka penuh. Dan voila! Layar besar yang terbentang di depan mata itu bener-bener bikin ternganga. Rasanya kayak punya tablet mini di saku celana. Layar luarnya juga bukan layar tempelan. Ini layar yang ukurannya pas banget, aspek rasionya nyaman dipakai buat scrolling media sosial, balas chat cepat, atau bahkan nonton video sebentar tanpa perlu repot-repot membuka ponselnya. Kualitas layar luarnya juga top markotop, panel AMOLED yang cerah, warnanya punchy, dan refresh rate tinggi bikin semuanya kerasa smooth.

Tapi ya, pesonanya itu ada di layar dalamnya. Layar lipat AMOLED-nya ini ukurannya luas banget. Begitu terbuka, langsung kepikiran, “Wah, ini bisa buat apa aja ya?”. Yang paling mencolok dari layar lipat OnePlus Open ini adalah lipatannya yang hampir nggak kelihatan. Dibandingin beberapa ponsel lipat lain yang pernah saya coba, crease atau lipatan di tengahnya ini minim banget. Kalau dilihat dari sudut pandang normal, hampir nggak sadar ada lipatan di sana. Baru kerasa sedikit kalau disentuh atau kalau ada pantulan cahaya di sudut tertentu. Ini sebuah pencapaian yang signifikan banget dalam teknologi layar lipat.

Kualitas layarnya sendiri luar biasa. Resolusi tinggi, tingkat kecerahan puncaknya bikin nyaman dipakai di bawah sinar matahari terik, dan reproduksi warnanya sangat akurat. Buat nonton film atau serial, ini surganya. Layar lebar ini bener-bener mengubah pengalaman konsumsi konten. Yang biasanya mata harus agak sedikit effort lihat detail di layar ponsel standar, di sini semua terlihat lega dan detailnya jelas. Buat main game? Jangan ditanya. Game-game berat yang butuh layar luas kayak Genshin Impact atau game strategi lainnya jadi jauh lebih immersive dan kontrolnya lebih mudah.

Soal performa, OnePlus Open ini dibekali dapur pacu kelas berat. Chipset terbaru di kelas flagship yang dipadukan dengan RAM yang kapasitasnya juga jumbo, bikin ponsel ini ngebut bukan main. Buka banyak aplikasi barengan? Enteng. Pindah-pindah aplikasi? Instan. Multitasking di layar besarnya ini bener-bener dimaksimalkan oleh performa brutalnya. Nggak ada lag, nggak ada stuttering yang mengganggu. Mau edit video singkat di ponsel? Bisa banget. Main game paling berat dengan setting grafis maksimal? Libas aja. Performanya ini menjamin kalau ponsel ini siap buat kerja keras maupun hiburan maksimal. Main Game Atau Kerja Pakai ASUS ROG Zephyrus G14 Rasanya Gimana Ya Buat Kamu? Motorola Edge 50 Ultra Gini Rasanya Dipakai Harian Apa Kamu Bakal Suka

Nah, ini nih yang bikin “males balik ke ponsel biasa”. Fitur multitasking di layar lebarnya. OnePlus punya fitur yang namanya Open Canvas. Ini bukan sekadar split screen biasa. Kita bisa buka sampai tiga aplikasi sekaligus di layar besar, bahkan bisa atur ukuran setiap jendelanya dengan fleksibel dan gampang banget. Geser-geser jendela, ubah ukurannya, bikin jendela floating, semua terasa natural. Bayangin, lagi balas email sambil lihat referensi di browser, dan sesekali cek chat penting, semua bisa dilakukan di satu layar tanpa harus bolak-balik ganti aplikasi yang bikin pusing. Ini bener-bener game changer buat produktivitas di ponsel. Buat saya yang sering butuh akses info cepat dari beberapa sumber sekaligus, fitur ini sangat membantu dan menghemat waktu. Setelah Coba Sony WH-1000XM5 Ini Yang Bakal Kamu Rasain

Pengalaman multitasking di OnePlus Open ini terasa lebih matang dan lebih fungsional dibanding beberapa kompetitor lain. Mungkin karena aspek rasio layarnya yang pas, jadi setiap jendela aplikasi punya ruang yang cukup buat menampilkan konten dengan baik. Nggak kayak beberapa foldable lain yang layarnya terlalu persegi, bikin split screen jadi terasa sempit buat beberapa aplikasi. Di OnePlus Open, rasio layarnya terasa lebih optimal, baik saat dilipat maupun saat dibuka.

Bagaimana dengan kameranya? OnePlus kolaborasi lagi dengan Hasselblad di sini. Modul kamera belakangnya memang besar, tapi hasil fotonya sepadan. Kamera utamanya punya sensor besar yang bisa menangkap cahaya dengan baik, menghasilkan foto yang detail dengan dynamic range luas. Warna hasil jepretannya khas Hasselblad, natural tapi tetap punchy, nggak over-saturated. Kamera ultrawide-nya juga punya kualitas yang bagus, nggak sekadar pelengkap. Dan yang paling menarik adalah kamera telephoto-nya. Ini bukan cuma buat zoom-zoom nggak jelas, tapi zoom optiknya benar-benar fungsional dan hasilnya tetap tajam. Cocok buat motret subjek dari jauh tanpa kehilangan detail. Mode portraitnya juga cakep, bokehnya natural.

Kelebihan form factor lipat ini juga terasa di sektor fotografi. Kita bisa pakai layar luar sebagai preview buat subjek yang difoto (cocok kalau mau dipotretin orang lain biar mereka bisa lihat pose mereka). Atau, ponselnya bisa dilipat sebagian dan ditaruh di permukaan datar, berubah fungsi jadi tripod mini. Ini berguna banget buat ngambil foto long exposure, time lapse, atau bahkan selfie/wefie pakai kamera belakang yang hasilnya jauh lebih bagus daripada kamera depan. Kreativitas dalam memotret jadi terbuka lebar.

Bicara soal kekurangan, ya namanya gadget canggih pasti ada aja. Harga jelas jadi pertimbangan utama, ponsel lipat memang belum bisa semurah ponsel standar. Meskipun engsel dan layarnya terasa kokoh, tetap ada rasa khawatir sedikit soal durabilitas jangka panjang, meskipun OnePlus mengklaim engselnya sudah diuji ratusan ribu kali buka tutup. Bobotnya juga sedikit lebih berat dari ponsel biasa, dan pas dilipat ada gap kecil di dekat engsel (meskipun sangat minim). Beberapa aplikasi mungkin belum 100% teroptimasi buat layar besar ini, tapi kebanyakan aplikasi populer sudah berjalan dengan baik atau setidaknya usable.

Baterainya gimana? Dengan dua layar dan performa tinggi, wajar kalau konsumsi dayanya lumayan. Tapi untungnya kapasitas baterainya cukup besar dan didukung teknologi fast charging yang ngebut banget. Jadi kalaupun habis dipakai seharian buat kerja berat dan hiburan, ngecas sebentar aja udah bisa penuh lagi. Manajemen daya di OxygenOS juga lumayan bagus, jadi baterainya bisa bertahan seharian penuh dengan pemakaian moderat sampai intens.

Pengalaman software OxygenOS di OnePlus Open ini juga patut diacungi jempol. OnePlus berhasil mengoptimalkan antarmuka mereka agar nyaman dipakai di kedua layar, baik layar luar yang standar maupun layar dalam yang lebar. Transisinya mulus. Fitur-fitur multitaskingnya terasa intuitif dan mudah diakses. Notifikasi, setting, semua diletakkan di posisi yang pas. Ini penting banget, karena software yang nggak optimal bisa bikin pengalaman pakai ponsel lipat jadi kurang menyenangkan.

Kembali ke judul, kenapa rasanya kayak nggak mau balik lagi ke ponsel biasa setelah pakai OnePlus Open? Jawabannya simpel: kenyamanan dan fleksibilitas yang ditawarkan form factor ini, dipadukan dengan performa flagship yang kencang dan software yang matang. Punya layar sebesar ini di saku, yang bisa langsung dibuka pas butuh layar lebar buat kerja atau hiburan, itu mengubah cara kita berinteraksi dengan ponsel secara fundamental. Yang tadinya cuma alat komunikasi dan hiburan ringan, sekarang jadi alat produktivitas yang serius di mana saja.

Membaca dokumen PDF lebar, melihat spreadsheet, multitasking antar aplikasi kerja, atau sekadar menikmati video YouTube atau Netflix di layar yang luas dan imersif, semua terasa jauh lebih baik. Pengalaman-pengalaman ini sulit didapatkan di layar ponsel biasa. Memang butuh adaptasi di awal, terutama soal ukuran dan cara menggenggamnya, tapi begitu terbiasa, manfaatnya jauh melampaui kekurangannya.

Bahkan untuk hal-hal kecil, seperti browsing web. Melihat halaman web penuh tanpa perlu sering-sering zoom in atau scroll horizontal itu nyaman banget. Atau saat melihat galeri foto, bisa melihat foto-foto dalam ukuran yang jauh lebih besar dan detail. Ini adalah kemewahan yang sebelumnya hanya ada di tablet, tapi sekarang ada dalam format ponsel yang bisa dilipat dan masuk saku.

Integrasi fitur Open Canvas juga bukan cuma gimmick. Ini adalah fondasi dari pengalaman produktivitas di ponsel ini. Bisa drag and drop teks atau gambar antar aplikasi dengan mudah, menjalankan dua atau tiga jendela aplikasi secara bersamaan tanpa terasa sempit, ini adalah sesuatu yang belum bisa ditawarkan oleh ponsel standar secara efektif. Ini memberdayakan pengguna untuk melakukan lebih banyak hal di mana saja, tanpa harus selalu membuka laptop.

Jadi, kesimpulannya? OnePlus Open ini bukan sekadar ponsel lipat pertama dari OnePlus, ini adalah ponsel lipat yang dirancang dengan sangat serius, dengan fokus pada pengalaman pengguna yang optimal. Dari desain yang kokoh dan elegan, layar lipat yang minim lipatan dan berkualitas tinggi, performa buas, fitur multitasking yang revolusioner, sampai kamera yang mumpuni, semuanya bersinergi untuk memberikan pengalaman memakai ponsel yang berbeda dari biasanya.

Ponsel ini mungkin bukan untuk semua orang, terutama melihat harganya. Tapi bagi mereka yang mencari batas baru dalam mobile computing, yang butuh fleksibilitas antara ponsel dan tablet dalam satu perangkat, yang menghargai produktivitas dan hiburan maksimal di mana saja, OnePlus Open ini adalah pilihan yang sangat menarik. Pengalaman menggunakan layar lipat yang seamless dan fungsional seperti yang ditawarkan OnePlus Open ini memang bisa membuat ponsel biasa terasa… ya, biasa saja. Mungkin kamu memang nggak akan mau balik ke ponsel lain.

Share this content: