Pengalaman pakai Huawei Watch GT 3 seharian gimana sih rasanya?

Oke, mari kita cerita soal pengalaman pakai Huawei Watch GT 3. Smartwatch ini memang lagi banyak dibicarain, terutama yang cari jam tangan pintar tapi nggak mau ribet ngecas tiap hari kayak sebagian besar jam tangan pinter lainnya. Saya dapat kesempatan nyobain jam ini dipakai seharian, bahkan lebih, buat lihat gimana sih rasanya beneran hidup bareng dia.

Begitu pertama kali buka kotaknya, kesan pertamanya langsung kerasa premium. Desainnya itu lho, klasik tapi modern. Saya kebetulan nyoba yang ukuran 46mm, jadi agak besar di pergelangan, tapi entah kenapa nggak kerasa bulky atau berat yang mengganggu. Bahan stainless steel-nya bikin kelihatan kokoh dan elegan. Bagian belakangnya keramik yang nyaman banget nempel di kulit. Strap bawaannya (kalau yang saya coba ini) dari bahan kulit, bikin makin kelihatan formal, tapi gampang kok diganti kalau mau buat olahraga pake strap silikon. Yang paling saya suka dari desainnya adalah kenop putarnya (rotating crown) di samping kanan. Ini bikin navigasi menu jadi super intuitif, persis kayak muter-muter di jam tangan analog mahal, tapi ini ngontrol menu digital. Sentuhan haptic feedback pas muter kenopnya itu bikin sensasi pakainya makin mantap.

Layar AMOLED-nya itu beneran juara. Terang, tajam, dan warnanya gonjreng banget. Mau dipakai di bawah terik matahari bolong pun, informasinya tetap kebaca jelas. Resolusinya tinggi, jadi detail-detail kecil di watch face atau grafik data kesehatan kelihatan jernih. Nggak ada masalah sama sekali soal visibilitas.

Nah, mulai dipakai dari pagi. Setelah semalaman dicas (walaupun sebenarnya nggak perlu tiap malam), baterainya langsung 100%. Ini salah satu keunggulan utamanya yang paling kerasa di penggunaan nyata. Klaim baterainya bisa sampai 14 hari buat yang 46mm itu bukan cuma di atas kertas. Dipakai dengan notifikasi lumayan aktif, ngecek waktu sesekali, ngontrol musik, dan tracking olahraga sekali atau dua kali sehari, baterainya bisa bertahan seminggu lebih dengan sangat nyaman. Ini beda banget sama pengalaman pakai smartwatch lain yang seringkali harus ngecas tiap 1-2 hari. Rasa tenang nggak perlu mikirin charger itu mewah banget.

Selama jam kerja atau aktivitas harian, Watch GT 3 ini kerasa jadi asisten yang nggak mengganggu. Notifikasi dari HP masuk dengan cukup reliable, walaupun ada beberapa aplikasi yang notifikasinya kadang telat sedikit atau nggak lengkap. Tapi buat yang penting-penting kayak WhatsApp, SMS, atau panggilan telepon, aman terkendali. Saya bisa lihat siapa yang nelpon atau isi pesan singkat langsung di jam tangan, tanpa harus ngeluarin HP dari saku. Ini ngebantu banget pas lagi meeting atau tangan lagi penuh.

Fitur kesehatan dan kebugarannya gimana? Ini yang paling saya eksplor. Sensor detak jantung TruSeen 5.0+ yang dibawa Huawei Watch GT 3 ini diklaim akurat banget, dan dari pengalaman saya, kelihatannya memang begitu. Detak jantung istirahat, detak jantung pas aktivitas ringan, sampai pas olahraga intens, datanya konsisten dan masuk akal. Selain itu, dia juga bisa ngukur SpO2 (tingkat oksigen dalam darah) sepanjang hari. Ini fitur penting, apalagi di kondisi sekarang. Pengukurannya cepet dan gampang diakses.

Fitur sleep tracking-nya juga jadi andalan. Dipakai tidur semalaman pun nggak bikin risih karena desainnya yang ergonomis dan beratnya nggak berlebihan. Pagi-pagi, saya bisa lihat laporan tidur lengkap di aplikasi Huawei Health. Ada detail soal durasi tidur, kualitas tidur (tidur pulas, ringan, REM, bangun), dan analisis singkat soal kualitas tidur saya semalam. Dikasih juga saran buat ningkatin kualitas tidur. Buat yang peduli sama pola tidur, fitur ini sangat membantu.

Pas waktunya olahraga, ini momen Watch GT 3 unjuk gigi. Mode olahraganya buanyak banget, lebih dari 100 mode. Dari lari, sepeda, renang, sampai olahraga yang nggak umum pun ada. Saya coba buat lari di luar ruangan. GPS-nya cepet banget ngunci posisi. Akurasi jarak dan rute lari yang tercatat di aplikasi itu impresif, mirip sama data dari aplikasi lari profesional di HP yang pake GPS HP. Selama lari, layar jam nampilin data real-time kayak jarak, pace, detak jantung, dan zona detak jantung. Fitur AI running coach-nya juga menarik, bisa ngasih rencana lari personal berdasarkan kondisi fisik dan histori lari kita.

Selain lari, saya juga coba beberapa mode lain. Pas renang, jam ini tahan air (5 ATM) dan bisa tracking putaran, jarak, sampai SWOLF (efisiensi renang). Pas dipakai nge-gym, mode strength training-nya bisa ngitung repetisi beberapa gerakan secara otomatis, meskipun nggak semua gerakan bisa dideteksi sempurna. Tapi secara umum, buat yang aktif olahraga, data yang disajikan Watch GT 3 itu lengkap dan relevan. Semua data ini tersinkronisasi mulus ke aplikasi Huawei Health di HP, yang mana aplikasinya sendiri UI-nya bersih dan gampang dibaca.

Ngomongin software-nya, Huawei Watch GT 3 jalanin HarmonyOS. Pengalamannya cukup mulus. Geser-geser menu, buka aplikasi, responsif banget. Animasi transisinya juga halus. Pakai kenop putar buat scrolling daftar menu atau zoom in/out peta mini itu bikin interaksi jadi lebih menyenangkan dan presisi ketimbang cuma sentuh layar. Sayangnya, ekosistem aplikasi pihak ketiganya memang belum seluas Wear OS atau watchOS. Ada AppGallery di jamnya, tapi pilihan aplikasinya masih terbatas banget, kebanyakan aplikasi olahraga atau utilitas dasar. Ini jadi salah satu kekurangan yang paling kerasa kalau kamu terbiasa sama smartwatch yang bisa instal banyak aplikasi dari Google Play Store atau App Store.

Fitur unik lain yang saya suka adalah built-in speaker dan mikrofonnya. Ini artinya, saya bisa ngangkat panggilan telepon langsung dari jam tangan (selama jamnya terhubung via Bluetooth ke HP). Kualitas suara dari speaker jamnya cukup jelas buat ngobrol santai di tempat nggak terlalu bising. Mikrofonnya juga lumayan sensitif. Selain buat nelpon, speaker ini juga bisa dipakai buat dengerin notifikasi suara atau pas pakai fitur petunjuk arah (kalau ada aplikasi navigasi yang support, meskipun ini juga masih terbatas).

Ada juga fitur suhu kulit (skin temperature) di beberapa varian, tapi yang saya coba ini fokus ke fitur dasar kesehatan yang lebih umum kayak detak jantung, SpO2, stress level, dan siklus menstruasi buat pengguna wanita. Fitur stress level ini ngasih skor stres harian berdasarkan variabilitas detak jantung, dan kalau skornya tinggi, ada fitur panduan latihan pernapasan buat bantu rileks. Ini fitur kecil tapi cukup berguna di tengah kesibukan.

Manajemen musik juga bisa dilakukan dari jam tangan. Kalau kamu dengerin musik di HP via Spotify, YouTube Music, atau aplikasi lain, kamu bisa play/pause, skip track, atau atur volume langsung dari Watch GT 3. Buat yang sering dengerin musik pas olahraga, fitur ini sangat praktis. Beberapa varian juga punya penyimpanan internal buat nyimpan lagu langsung di jamnya, jadi bisa dengerin musik pake earbud Bluetooth tanpa perlu bawa HP saat olahraga. Sayangnya, fitur ini nggak support semua format atau semua layanan streaming dengan mudah. Raih Pengalaman Terbaik dengan Realme 2: Review Lengkap

Jadi, kalau dirangkum, apa sih kelebihan dan kekurangan yang paling menonjol dari pengalaman pakai Watch GT 3 seharian, seminggu, bahkan lebih?

Kelebihan:

  • Baterai Tahan Lama Banget: Ini juaranya. Bebas cemas soal charger berhari-hari.
  • Desain Premium & Nyaman: Kelihatan mahal, build quality mantap, nyaman dipakai seharian sampai tidur. Kenop putarnya ngebantu banget.
  • Layar AMOLED Cakep: Terang, tajam, gampang dibaca di kondisi cahaya apapun.
  • Fitur Kesehatan & Olahraga Akurat: Sensor detak jantung dan GPS-nya reliable. Data yang disajikan lengkap, terutama buat lari dan aktivitas dasar. Sleep tracking-nya juga bagus.
  • Performa Mulus: Navigasi di HarmonyOS responsif dan minim lag.
  • Bisa Telepon Langsung dari Jam: Speaker dan mikrofonnya berguna buat ngangkat panggilan cepat.

Kekurangan: Bukan cuma selfie ini Ricoh Theta SC2 bikin kamu rekam sekeliling

  • Ekosistem Aplikasi Terbatas: Ini kendala terbesar kalau kamu butuh banyak aplikasi pihak ketiga. AppGallery-nya masih sepi.
  • Fitur Smartwatch Lain Kurang Lengkap: Nggak ada NFC buat pembayaran digital (di banyak region), nggak ada asisten suara kayak Google Assistant atau Siri, interaksi notifikasi terbatas (nggak bisa balas pesan cepat dari banyak aplikasi).
  • Kadang Data Sinkronisasi Butuh Waktu: Sesekali perlu buka aplikasi Huawei Health di HP buat mastiin semua data terbaru sudah masuk.

Dalam penggunaan sehari-hari, Huawei Watch GT 3 ini lebih kerasa sebagai “fitness tracker super canggih dengan fitur smartwatch dasar” ketimbang “smartwatch penuh dengan fitur fitness yang oke”. Fokus utamanya jelas ada di pelacakan kesehatan dan kebugaran dengan akurasi yang bagus, ditambah daya tahan baterai yang superior. Fitur smartwatch-nya ada, tapi sifatnya tambahan dan terbatas pada yang esensial. OnePlus 11 Rasanya Ngebutnya Itu Lho Bikin Kamu Nggak Mau Lepas

Buat siapa jam ini cocok? Buat kamu yang cari smartwatch dengan penampilan stylish, nggak mau ribet ngecas tiap hari, dan prioritas utamanya adalah pelacakan aktivitas fisik dan kesehatan yang akurat (detak jantung, SpO2, tidur, langkah, olahraga dengan GPS) tanpa terlalu peduli sama ekosistem aplikasi yang luas atau fitur balask pesan langsung yang canggih. Kalau kamu butuh jam tangan yang bisa jadi perpanjangan tangan HP seutuhnya, bisa balas WA lengkap, bayar pake jam, atau ngomong sama asisten suara, mungkin ini bukan pilihan terbaik. Tapi kalau yang dicari itu kombinasi antara jam tangan klasik yang kelihatan bagus, daya tahan baterai legendaris, dan pelacak kesehatan/olahraga yang bisa diandalkan, Huawei Watch GT 3 ini pilihan yang sangat kuat.

Pengalaman pakai seharian sampai berhari-hari itu nyaman, reliable, dan bikin tenang karena nggak perlu bolak-balik nyari charger. Dia ngasih data yang saya butuhin buat mantau kesehatan dan aktivitas tanpa bikin distraksi berlebihan kayak smartwatch lain yang terlalu “ramai” notifikasi atau fitur. Simpel, efektif, dan elegan. Itu sih kesan akhirnya.

Share this content: