Oke, mari kita bicara soal salah satu gadget terbaru yang bikin saya senyum-senyum sendiri tiap kali memakainya: Samsung Galaxy Watch 6 Classic. Kenapa? Jujur aja, ini semua soal kembalinya fitur yang sempat hilang dan ternyata, oh ternyata, penting banget: puteran bezel fisik. Serius deh, ini bukan gimmick. Ini adalah game-changer buat interaksi di pergelangan tangan.
Kesan pertama waktu lihat Galaxy Watch 6 Classic ini langsung “wah, ini baru beneran jam”. Desainnya itu lho, classy abis. Bodi stainless steel yang kokoh, lug-nya yang pas, dan tentunya, si bezel fisik yang melingkar manis di sekeliling layarnya. Rasanya kayak pakai jam tangan mekanik premium, tapi di dalamnya ada teknologi canggih terbaru. Ukurannya ada dua, yang 43mm sama 47mm. Saya coba yang 47mm, dan di pergelangan tangan saya yang nggak gede-gede amat pun masih nyaman dan terlihat proporsional. Strap bawaannya juga enak, materialnya lembut dan nggak bikin gerah. Intinya, kalau kamu suka look jam tangan tradisional tapi pengen fitur smartwatch, ini jawabannya.
Nah, sekarang ke bintang utamanya: Puteran Bezel. Ini bukan sembarang puteran. Ini adalah cara paling intuitif dan menyenangkan buat navigasi di layar sekecil smartwatch. Dulu di Watch 4 Classic ada, terus di Watch 5 Pro dihilangkan diganti bezel virtual (yang jujur aja, nggak seenak itu), sekarang di Watch 6 Classic ini balik lagi! Dan rasanya makin disempurnakan.
Sensasinya itu lho… ada ‘klik’ halus tiap kali kamu memutarnya. Rasanya presisi, nggak terlalu longgar, nggak terlalu seret. Setiap putaran itu benar-benar terasa ‘mengunci’ ke item berikutnya di layar. Mau itu geser-geser notifikasi yang numpuk, scroll daftar aplikasi yang panjang, pindah antar ‘Tiles’ (widget pintasan di Wear OS), atau bahkan ngatur volume atau setting timer, semua jadi jauh lebih gampang dan cepat pakai bezel ini dibanding cuma ngandelin swipe di layar sentuh.
Kenapa bisa sebegitu enaknya? Bayangin deh, layar smartwatch itu kan kecil. Kadang pas lagi buru-buru, atau jari agak basah, atau bahkan cuma lagi gerak (misalnya pas lagi olahraga), nyentuh item yang pas di layar kecil itu bisa tricky. Sering salah sentuh, atau malah nggak responsif. Nah, dengan bezel fisik ini, kamu tinggal puter aja. Jari kamu nggak nutupin layar, feedback taktil ‘klik’nya itu bikin kamu tahu persis seberapa jauh kamu udah nge-scroll atau pindar. Ini bikin interaksi jadi minim kesalahan dan terasa lebih “mantap”. Nyobain Galaxy S24 Ultra Terbaru, Fitur AI Ini Bikin Bengong Sih Kamu Pasti Suka
Misalnya, pas lagi terima banyak chat. Di smartwatch lain yang cuma layar sentuh, kamu harus swipe-swipe pelan dari bawah ke atas. Kadang kepencet chatnya, padahal cuma mau lihat sekilas. Di Watch 6 Classic, kamu tinggal puter bezelnya aja ke atas. Notifikasi bakal scroll mulus, dan kamu bisa lihat satu per satu tanpa harus menyentuh layarnya sama sekali. Atau pas mau setting alarm atau timer, ngatur angka pakai bezel itu jauh lebih cepat dan presisi daripada tap-tap di layar yang angkanya kecil-kecil.
Belum lagi soal tampilan layarnya. Layar Galaxy Watch 6 Classic ini gede dan terang banget. Layar Super AMOLED-nya itu jernih, warnanya vivid, dan di bawah sinar matahari terik pun masih kelihatan jelas. Ini penting banget buat smartwatch, karena sering dipakai outdoor. Ukuran layar yang lebih besar dibanding generasi sebelumnya juga bikin informasinya lebih banyak yang bisa ditampilkan, dan bezel ini jadi semakin relevan buat navigasi area yang lebih luas.
Soal performa, Galaxy Watch 6 Classic ini pakai chipset terbaru, Exynos W930, dipadu RAM yang lebih besar juga. Hasilnya? Rasanya kenceng banget. Buka aplikasi, pindah-pindah menu, semua kerasa instan dan responsif. Nggak ada lag atau stutter yang ganggu. Ini pengalaman Wear OS yang paling mulus yang pernah saya rasakan di jam Samsung. Jadi, kombinasi performa ngebut sama navigasi pakai bezel fisik yang presisi itu bikin pengalaman pakai jam ini tuh benar-benar top notch.
Fitur kesehatan dan kebugarannya juga lengkap banget, khas smartwatch Samsung terbaru. Ada sensor detak jantung, EKG buat rekam aktivitas listrik jantung, analisis komposisi tubuh (BIA) buat ngukur lemak, otot, air dalam tubuh, sensor suhu kulit buat pantau siklus menstruasi atau tren kesehatan umum. Pelacakan tidurnya juga makin pintar, bisa kasih analisis mendalam soal fase tidur kamu dan bahkan kasih coaching personal buat ningkatin kualitas tidur.
Buat yang suka olahraga, mode olahraganya banyak banget. Pelacakan GPS-nya juga lumayan akurat buat lari atau sepeda. Yang paling saya suka itu gimana jam ini bisa otomatis deteksi beberapa jenis aktivitas fisik, jadi kalau kamu lupa start tracking, dia bakal tetap catat aktivitasmu. Data-data kesehatan ini terintegrasi rapi di aplikasi Samsung Health di HP, yang informatif dan mudah dipahami.
Pengalaman pakai sehari-hari gimana? Pakai Wear OS 4 dengan antarmuka One UI Watch 5 dari Samsung rasanya seamless, apalagi kalau HP kamu juga Samsung. Notifikasi masuk cepet, bisa langsung balas pesan (pakai suara atau keyboard mini), terima telepon, kontrol musik, sampai pakai Google Maps langsung dari pergelangan tangan itu praktis banget. Google Wallet buat pembayaran cashless juga sudah dukung di Indonesia, jadi makin gampang kalau lagi buru-buru.
Baterainya… nah, ini mungkin satu area yang masih “oke tapi nggak wow”. Dengan pemakaian aktif, termasuk terima notifikasi, pakai AOD (Always On Display), beberapa kali cek notifikasi, dan sedikit olahraga, jam ini biasanya bertahan sekitar satu sampai satu setengah hari buat saya. Kalau fitur Always On Display dimatikan atau pemakaiannya lebih ringan, mungkin bisa tembus dua hari. Tapi ya, kalau kamu sering pakai GPS atau fitur kesehatan intensif kayak BIA, siap-siap nge-charge setiap malam. Charging-nya sendiri lumayan cepat kok.
Kekurangan lain? Selain baterai yang “cukup” tapi nggak “luar biasa” (dibandingkan beberapa jam outdoor yang bisa tahan seminggu lebih, misalnya), mungkin ukurannya yang Classic ini memang sedikit lebih tebal dan berat dibanding model non-Classic (Watch 6 biasa). Tapi buat saya, itu trade-off yang sangat sepadan demi mendapatkan bezel fisik yang ajaib itu.
Jadi, kesimpulan saya soal Galaxy Watch 6 Classic? Ini adalah jam pintar terbaik Samsung saat ini, dan sebagian besar keunggulannya itu berasal dari kembalinya bezel fisik yang legendaris itu. Desainnya premium, performanya ngebut, fitur kesehatannya super lengkap, integrasi softwarenya mulus, dan yang paling penting, cara berinteraksi sama jam ini tuh beda banget, jauh lebih intuitif dan menyenangkan berkat si puteran bezel. Rasanya kayak nemu lagi cara ‘lama’ yang ternyata itu cara yang paling ‘benar’ buat navigasi di pergelangan tangan.
Kalau kamu lagi cari smartwatch Android yang punya semua fitur canggih terbaru, plus tampilan yang elegan kayak jam tangan klasik, dan nggak keberatan dengan harga premium (karena fitur bezel fisik ini biasanya memang ada di model Classic yang harganya di atas model reguler), Samsung Galaxy Watch 6 Classic ini patut banget kamu pertimbangkan. Dan serius deh, sensasi muter bezelnya itu nagih banget. Ini bukan sekadar cara navigasi; ini bikin pengalaman pakai jamnya jadi jauh lebih menyenangkan. Bawa Pulang Honor Magic 5 Pro: Apa yang Bakal Kamu Rasakan Pertama Kali?
Buat saya pribadi, puteran bezel di Galaxy Watch 6 Classic ini adalah alasan utama kenapa jam ini menonjol di antara persaingan. Di era layar sentuh yang kadang terasa kurang tactile, punya kontrol fisik yang presisi dan memuaskan di pergelangan tangan itu adalah kemewahan tersendiri. Ini membuktikan bahwa kadang, inovasi itu bukan soal bikin sesuatu yang benar-benar baru, tapi soal membawa kembali fitur yang sudah terbukti efektif dan menyempurnakannya di konteks teknologi terbaru. Jadi, kalau kamu punya kesempatan, coba deh mainin unit display-nya di toko. Rasakan sensasi muter bezelnya. Mungkin kamu bakal langsung paham kenapa saya seantusias ini.
Fokus pada bezel ini memang sengaja saya tekankan, karena fitur inilah yang paling membedakan Galaxy Watch 6 Classic dari kompetitornya di kelas yang sama, bahkan dari Galaxy Watch 6 versi biasa. Ini bukan cuma soal estetika, tapi murni soal fungsionalitas yang meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan dalam pemakaian sehari-hari. Dari hal-hal kecil seperti mengatur alarm di pagi hari sampai memantau progres lari di tengah-tengah sesi olahraga, bezel ini membuat semuanya terasa lebih mudah, cepat, dan minim frustrasi.
Selain itu, desainnya yang klasik dengan bezel fisik ini juga punya keuntungan lain: melindungi layar. Bezel yang sedikit terangkat di atas permukaan layar memberikan lapisan perlindungan ekstra dari benturan atau goresan langsung saat pergelangan tangan nggak sengaja berbenturan dengan benda lain. Ini detail kecil yang penting buat menjaga jam tetap mulus lebih lama, apalagi kalau kamu tipe orang yang aktif. Samsung Galaxy A55: Performa Tinggi dalam Balutan Desain Elegan
Integrasi ekosistem Samsung juga patut diacungi jempol. Kalau kamu pakai HP Samsung, pairing-nya gampang banget, dan semua fitur berjalan mulus. Samsung Health di HP jadi pusat data kesehatanmu, SmartThings bisa dikontrol dari jam tangan, dan sinkronisasi antar perangkat Samsung terasa seamless. Meskipun pakai Wear OS dan support Google apps, pengalaman terbaik memang didapat kalau kamu sudah masuk ekosistem Samsung. Tapi tenang, kalau pakai HP Android merek lain pun masih tetap berfungsi dengan baik kok, cuma beberapa fitur spesifik Samsung mungkin nggak optimal.
Jadi, apakah Samsung Galaxy Watch 6 Classic dengan puteran bezelnya ini layak dibeli? Kalau kamu menghargai kombinasi antara desain jam tangan tradisional yang elegan, performa smartwatch terbaru yang ngebut, fitur kesehatan super lengkap, dan yang terpenting, cara interaksi yang paling nyaman dan memuaskan di pergelangan tangan, maka jawabannya iya. Bezel fisik ini adalah nilai jual utamanya, dan setelah memakainya, saya yakin kamu juga bakal ngerasa susah balik lagi ke smartwatch tanpa fitur ini.
Ini bukan cuma jam pintar biasa. Ini adalah smartwatch yang punya “jiwa” jam tangan klasik, dipertemukan dengan teknologi tercanggih saat ini, dengan satu fitur kecil (tapi sebenarnya besar dampaknya) yang membuatnya unggul: puteran bezel fisik yang presisi, responsif, dan adiktif. Cobain deh, kamu nggak akan nyesel!
Share this content: