Halo sobat gadget! Kali ini kita mau ngobrolin sesuatu yang lagi bikin heboh jagat teknologi, sebuah perangkat yang nge-klaim bisa kasih kita pengalaman punya tablet tapi dengan kenyamanan sebuah smartphone yang bisa masuk kantong. Yap, siapa lagi kalau bukan OnePlus Open. Ini bukan sekadar ponsel lipat biasa, ini adalah pernyataan bahwa kita bisa punya produktivitas maksimal tanpa harus mengorbankan portabilitas.
Begitu pertama kali pegang OnePlus Open, kesan yang muncul tuh langsung ‘wah’. Desainnya terasa mewah, premium, tapi yang paling bikin terkejut adalah betapa tipisnya perangkat ini saat dilipat. Jujur, ekspektasi saya untuk ponsel lipat selalu agak tebal dan berat, tapi Open ini beda. Dia punya bodi yang ramping banget, bahkan lebih tipis dari beberapa flagship konvensional di pasaran. Rasio aspek layarnya juga pas banget di tangan, nyaman buat digenggam maupun saat membuka guliran media sosial. Materialnya terasa kokoh, terutama di bagian engselnya. Mekanisme lipatnya mulus banget, ada rasa solid setiap kali dibuka tutup. Gak ada lagi perasaan khawatir engselnya bakal rewel dalam jangka panjang. Pilihan warna dan finishing-nya juga bikin tampilannya makin elegan, jauh dari kesan ringkih yang mungkin sering kita duga dari sebuah ponsel lipat.
Bagian paling krusial dari ponsel lipat tentu saja ada di layarnya. OnePlus Open ini dibekali dua layar yang sama-sama spektakuler. Layar luarnya, atau yang sering kita sebut cover screen, punya ukuran 6.31 inci. Ini bukan sekadar layar notifikasi atau sekadar pelengkap, tapi layar fungsional penuh yang ukurannya pas banget buat dipakai sehari-hari tanpa perlu sering-sering buka lipatan. Rasio aspeknya juga nyaman, mirip-mirip ponsel biasa, jadi gak ada lagi drama keyboard yang kesempitan atau tampilan aplikasi yang kepotong. Refresh rate 120Hz-nya bikin semua interaksi terasa sangat responsif dan mulus. Warna yang dihasilkan juga tajam dan cerah, cocok banget buat sekadar balas chat, scroll TikTok, atau bahkan nonton video singkat. Kecerahannya juga top, jadi gak masalah deh mau dipakai di bawah terik matahari sekalipun, tetap jelas.
Nah, begitu kita buka lipatannya, barulah kita akan disuguhkan dengan panggung utamanya, layar internal 7.82 inci. Ini dia yang saya maksud dengan “tablet yang bisa kamu kantongin”. Layar ultra lebar ini punya rasio aspek yang sedikit berbeda dari kebanyakan ponsel lipat lain, bikin pengalaman multimedia maupun produktivitas jadi jauh lebih imersif. Bayangin, nonton film atau serial favorit jadi kayak punya bioskop pribadi di genggaman. Area lipatnya atau crease-nya? Jujur, di OnePlus Open ini terasa sangat minimal. Kalau dilihat dari sudut tertentu memang masih ada, tapi saat dipakai, apalagi saat layarnya menyala, hampir gak terasa mengganggu sama sekali. Ini adalah salah satu layar lipat terbaik yang pernah saya coba, baik dari segi kecerahan, akurasi warna, maupun responsivitasnya. Teknologi LTPO 3.0 di kedua layarnya juga memastikan efisiensi daya yang optimal, jadi gak perlu khawatir baterai boros.
Geser ke masalah performa, OnePlus Open ini gak main-main. Di balik desainnya yang ramping, terbenam chipset Snapdragon 8 Gen 2. Meskipun bukan yang paling baru di antara semua chipset flagship, tapi performanya masih sangat-sangat buas. Dipadukan dengan RAM LPDDR5X yang besar (biasanya 16GB) dan penyimpanan UFS 4.0, menjalankan aplikasi berat, game grafis tinggi, atau multitasking super ekstrem pun terasa enteng banget. Saya coba beberapa game paling populer dengan pengaturan grafis tertinggi, hasilnya mulus tanpa lag. Transisi antar aplikasi, membuka banyak tab browser, sampai edit foto dan video singkat pun bisa dilibas tanpa kendala. Ini adalah perangkat yang didesain untuk performa jangka panjang, siap menemani aktivitas padatmu.
Salah satu fitur paling menonjol di OnePlus Open adalah bagaimana dia memaksimalkan layar lipatnya untuk produktivitas. OnePlus punya fitur unik bernama Open Canvas. Ini bukan sekadar split screen biasa, tapi lebih ke arah mengelola jendela aplikasi dengan sangat fleksibel. Kamu bisa membuka tiga aplikasi sekaligus, dan layout-nya bisa diatur sesuka hati, bahkan ada bagian aplikasi yang bisa kamu “buang” ke luar layar dan muncul kembali dengan gestur sederhana. Ini bikin multitasking jadi jauh lebih intuitif dan efisien. Bayangin, lagi videocall sambil buka presentasi, dan di sisi lain bisa sambil balas chat. Semua berjalan mulus tanpa harus menutup satu aplikasi demi aplikasi lain. Ini benar-benar mengubah cara pandang kita soal produktivitas di ponsel, apalagi di layar selebar ini.
Untuk urusan fotografi, OnePlus Open juga gak mau kalah. OnePlus masih bekerja sama dengan Hasselblad untuk optimasi kameranya, dan hasilnya sangat memuaskan. Modul kameranya lumayan menonjol di bagian belakang, tapi itu karena mereka menyematkan sensor-sensor kelas atas. Kamera utamanya pakai sensor Sony LYT-T808, yang punya teknologi “pixel bertumpuk” alias two-layer transistor pixel. Artinya, dia bisa nangkap lebih banyak cahaya, jadi hasil foto di kondisi minim cahaya pun tetap terang dan detailnya terjaga. Foto-foto yang dihasilkan punya warna yang natural, detail yang tajam, dan dynamic range yang luas.
Selain kamera utama, ada juga lensa ultrawide 48MP dan lensa telephoto periskop 64MP dengan optical zoom 3x dan digital zoom sampai 6x. Kualitas lensa telephoto-nya ini patut diacungi jempol, jarang banget ponsel lipat punya kemampuan zoom yang bagus. Kamu bisa mengambil foto jarak jauh dengan detail yang tetap jelas dan stabil. Kemampuan rekam videonya juga gak kalah apik, bisa sampai 4K 60fps dengan stabilisasi yang sangat baik. Jadi, mau dipakai buat dokumentasi momen penting atau sekadar bikin konten, OnePlus Open ini bisa jadi andalan. Kamera depannya pun ada dua, satu di layar luar dan satu di layar dalam, keduanya punya kualitas yang oke buat selfie atau video call.
Baterai di OnePlus Open ini punya kapasitas 4.800 mAh. Untuk ukuran ponsel lipat dengan dua layar besar dan performa sebuas ini, kapasitas segitu tergolong cukup besar. Dalam pemakaian sehari-hari dengan kombinasi layar luar dan dalam, saya bisa melewati satu hari penuh tanpa perlu khawatir kehabisan daya. Bahkan kalaupun intensitas pemakaiannya tinggi, ada fitur Warp Charge 67W yang super cepat. Dari kondisi kosong sampai penuh, cuma butuh waktu kurang dari 40 menit. Jadi, kalau lupa ngecas semalaman, colok sebentar di pagi hari, baterai sudah siap buat menemani aktivitas seharian penuh. Ini adalah salah satu faktor penting yang bikin pengalaman pakai Open jadi makin nyaman.
Nah, setelah ngobrolin semua kelebihannya, kira-kira ada gak ya kekurangannya? Jujur, sulit mencari kekurangan fatal di OnePlus Open ini. Mungkin yang bisa jadi bahan pertimbangan adalah bobotnya yang meskipun tipis, tetap terasa sedikit lebih berat dibanding smartphone non-lipat biasa. Tapi, mengingat ini adalah dua perangkat (ponsel dan tablet) yang jadi satu, bobotnya masih sangat bisa ditoleransi. Lalu, meskipun crease di layar internalnya sangat minimal, bagi sebagian orang mungkin masih jadi isu. Tapi, setelah beberapa hari pemakaian, hal itu bakal terlupakan begitu saja. Satu lagi, harga. Tentu saja, teknologi secanggih ini datang dengan banderol harga yang lumayan bikin dompet bergetar. Tapi, kalau melihat apa yang ditawarkan, mulai dari desain premium, performa gila-gilaan, layar imersif, kamera handal, hingga software yang sangat dioptimasi, rasanya harga tersebut sepadan dengan pengalaman yang didapat.
Kesimpulannya, OnePlus Open ini bukan sekadar ponsel lipat yang ikut-ikutan tren. Ini adalah ponsel lipat yang didesain dengan sangat matang, berani tampil beda, dan benar-benar fokus pada pengalaman pengguna. Dia berhasil menjawab tantangan untuk menghadirkan perangkat multifungsi yang powerful sekaligus portabel. Kalau kamu lagi nyari perangkat yang bisa memaksimalkan produktivitasmu, tapi gak mau repot bawa tablet terpisah, atau sekadar pengen nyoba pengalaman pakai ponsel lipat yang udah sangat ‘dewasa’ dan nyaman, OnePlus Open ini layak banget buat jadi pilihan. Rasakan sendiri gimana nyamannya punya tablet yang beneran bisa kamu kantongin, siap buat segala aktivitas, kapan pun dan di mana pun. Ini adalah sebuah lompatan yang signifikan di dunia ponsel lipat.
Share this content: