Oke, jujur aja nih. Di era di mana hampir semua *flagship* terbaru ukurannya makin bongsor kayak loyang kue, nemuin ponsel yang kenceng tapi tetep nyaman digenggam tuh rasanya kayak nemu harta karun. Dan belakangan ini, ada satu nama yang selalu muncul kalau ngomongin ponsel compact tapi nggak kompromi soal performa: ASUS Zenfone 10.
Jadi, kalau kamu lagi mikir “duh, pegel juga ya bawa ponsel segede gaban tiap hari,” atau “pengennya yang masuk saku celana jeans dengan mudah,” atau bahkan “emang ada ya ponsel kecil tapi isinya dewa?”, nah, mungkin ulasan ini bisa bikin kamu mikir ulang dan melirik si Zenfone 10 ini.
Kesan Pertama dan Desain: Kecil-kecil Cabe Rawit?
Pas pertama kali pegang Zenfone 10, langsung terasa bedanya. Ini ponsel ringkas, beneran compact. Buat kamu yang udah terbiasa sama ponsel 6.7 inci ke atas, pegang ini tuh kayak ‘balik ke masa lalu’, tapi dalam artian yang positif. Ukurannya pas banget di telapak tangan, dan jangkauan jempol ke seluruh layar itu gampang banget. Akhirnya, bisa pakai ponsel pakai satu tangan lagi dengan nyaman!
Materialnya sendiri kerasa solid. Bagian belakangnya pakai material polikarbonat yang teksturnya agak kasar, jadi nggak licin dan nggak gampang ninggalin sidik jari. Ada beberapa pilihan warna yang menarik juga. Bingkainya dari aluminium. Di bagian depan, layarnya dilindungi Gorilla Glass Victus, udah standar flagship lah ya. Secara keseluruhan, build quality-nya terasa premium dan kokoh, nggak kayak ponsel ‘murahan’ meskipun ukurannya kecil.
Desain kameranya di belakang itu ikonik Zenfone banget, dua lingkaran lensa gede gitu. Simpel tapi punya ciri khas. Penempatan tombol power yang juga berfungsi sebagai sensor sidik jari (dan bisa dikustomisasi buat shortcut!) itu di posisi yang pas banget, mudah dijangkau. Ada juga tombol volume di atasnya. Dan yang paling bikin senyum buat sebagian orang? Port audio jack 3.5mm masih ada di sini! Langka banget kan di kelas flagship terbaru?
Secara estetika, Zenfone 10 ini nggak neko-neko, tapi fungsionalitas dan ergonominya bener-bener jadi nilai jual utama. Dia nggak berusaha teriak “aku ponsel mahal” lewat desain yang berlebihan, tapi lebih ke “aku ponsel yang nyaman buat dipakai sehari-hari”. Dan buat yang kangen ponsel yang nggak bikin saku celana melar atau tangan pegal, ini jawabannya.
Performa dan Spesifikasi Unggulan: Jangan Remehkan Ukuran!
Nah, ini dia bagian yang paling menarik. Meskipun badannya kecil, jeroannya bukan main-main. Zenfone 10 dibekali chipset Snapdragon yang terbaru dan paling kenceng di kelasnya saat ini. Jangan sebut angka tahun ya, cukup tahu aja ini adalah “yang paling ngebut” dari Qualcomm pas ponsel ini dirilis. Ditambah lagi pilihan RAM yang juga super lega, bahkan ada opsi sampai 16GB! Penyimpanannya juga pakai standar UFS terbaru yang ngebut.
Apa artinya ini dalam pemakaian sehari-hari? Artinya, semua tugas berat bisa dilibas tanpa masalah. Buka tutup aplikasi super cepat, multitasking pindah-pindah antara banyak aplikasi sekaligus itu mulus banget, nggak ada lag sama sekali. Buat main game berat? Jangan khawatir. Game-game grafis tinggi kayak Genshin Impact, Call of Duty Mobile, atau Apex Legends Mobile bisa dimainkan dengan setting grafis tertinggi dan *frame rate* yang stabil. Mungkin akan ada sedikit rasa hangat kalau main terlalu lama, wajar sih buat chipset sekenceng ini, tapi nggak sampai yang panas banget dan bikin nggak nyaman. Manajemen termalnya cukup oke lah untuk ukuran bodinya yang compact.
Dipakai buat kerja? Editing foto di Lightroom Mobile atau bahkan editing video ringan? Bisa juga. Performa prosesor dan GPU-nya itu emang udah di level tertinggi. Jadi, buat kamu yang butuh ponsel kenceng buat segala macem aktivitas, mulai dari kerja, main game, streaming, browsing, sampai sosmed, Zenfone 10 ini lebih dari mampu. Ukuran kecilnya nggak bikin dia jadi ‘lemah’, justru performa kencengnya ini bikin kontras yang menarik sama dimensinya.
Dengan spesifikasi kayak gini, Zenfone 10 ini membuktikan kalau kamu nggak perlu bawa ponsel segede papan reklame cuma buat dapetin performa kelas atas. Semua kekuatan itu udah dikemas rapi dalam bodi yang super nyaman digenggam.
Kamera dan Fitur Unik Lainnya: Gimbal Ajaib dan Audio Mantap
Oke, ngomongin kamera di ponsel compact kadang bikin was-was. Apa bisa sebagus flagship lain yang bodinya lebih besar dan lensanya lebih banyak? Zenfone 10 punya pendekatan yang agak beda, terutama di bagian stabilisasi.
Kamera utamanya pakai sensor 50MP. Hasil fotonya gimana? Di kondisi cahaya bagus, hasilnya tajam, detailnya dapet, warna natural dan *punchy* tapi nggak lebay. Dynamic rangenya juga lumayan luas. Buat foto sehari-hari, ini udah lebih dari cukup dan hasilnya bisa bersaing sama flagship lain. Nah, di kondisi low light atau malam hari, performanya juga lumayan kok berkat mode malam dan sensor yang bagus, meskipun mungkin detailnya nggak sekenceng beberapa pesaing yang pakai sensor lebih gede atau pixel binning yang lebih agresif.
Kamera keduanya adalah ultrawide 13MP. Hasilnya juga bagus buat foto pemandangan atau foto grup biar muat banyak. Distorsinya nggak terlalu parah di pinggir-pinggir, jadi hasilnya tetap enak dilihat.
Tapi yang jadi *killer feature* di bagian kamera (dan ini bener-bener bikin beda) adalah **6-axis Hybrid Gimbal Stabilizer 2.0** di kamera utamanya. Ini bukan OIS biasa. Ini beneran kayak gimbal mini yang ditanam di dalam modul kameranya. Efeknya apa? Kalau kamu rekam video sambil jalan, lari, atau gerak-gerak, hasilnya itu stabiiil banget, mulus kayak pakai profesional gimbal eksternal. Buat bikin konten video, vlogging, atau sekadar ngerekam momen penting tanpa pusing mikirin tangan goyang, fitur ini bener-bener game changer. Kualitas videonya juga bisa sampai 8K, meskipun mungkin kebanyakan orang akan pakai di 4K atau 1080p yang hasilnya udah super bagus dengan gimbalnya itu.
Kamera depannya 32MP dan ini juga oke buat selfie atau video call. Hasilnya jernih, warna kulit natural, dan ada fitur AI yang bisa bantu ningkatin kualitas gambar.
Selain kamera, Zenfone 10 juga punya fitur unik lainnya. Tadi udah disebut soal port audio 3.5mm, ini penting buat audiophile atau yang masih nyaman pakai earphone/headphone kabel favoritnya. Kualitas suara lewat port ini juga dibilang bagus, nggak asal ada aja. Speaker stereo-nya juga lumayan kenceng dan jelas, udah di-tuning sama Dirac. Ada juga fitur ‘Side Key’ di tombol power yang bisa dikustomisasi buat shortcut atau buka aplikasi tertentu dengan double tap atau swipe.
Fitur tahan air dan debu dengan rating IP68 juga ada. Jadi nggak perlu khawatir kalau kehujanan atau nggak sengaja kecemplung air dangkal (tapi jangan sengaja direndam lama-lama ya!). Fitur wireless charging (terbaru nih di Zenfone!) dan reverse wireless charging juga menambah kepraktisan. Jadi bisa ngecas TWS atau gadget lain yang support wireless charging pakai punggung ponsel ini.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemakaian Harian: Realita Si Compact Flagship
Setelah pakai beberapa waktu buat aktivitas sehari-hari, gimana rasanya hidup bareng ASUS Zenfone 10? Berikut beberapa poin yang paling terasa:
Kelebihan:
- Ukuran dan Ergonomi: Ini udah pasti nomor satu. Kenyamanan pakai satu tangan, masuk saku dengan mudah, nggak bikin pegel. Ini adalah nilai jual utama yang susah dicari di ponsel flagship lain saat ini.
- Performa Tanpa Kompromi: Sekecil apapun bodinya, dia tetep punya ‘otak’ dan ‘otot’ paling kuat. Semua lancar jaya, nggak ada kata nge-lag buat tugas apapun.
- Gimbal Stabilizer: Buat yang suka bikin video, fitur ini bener-bener ngebantu banget. Hasil video jadi profesional tanpa alat tambahan.
- Baterai Awet: Nah, ini yang bikin kaget. Dengan bodi sekecil itu dan performa sekenceng itu, baterainya surprisingly awet. Bisa bertahan seharian penuh bahkan dengan pemakaian lumayan aktif. Mungkin karena layarnya nggak sebesar ponsel lain atau manajemen daya chipsetnya efisien, tapi intinya, kamu nggak perlu khawatir kehabisan baterai di tengah hari.
- Audio Jack 3.5mm: Poin plus buat pecinta audio kabel. Kualitas suara juga bagus.
- Build Quality dan Fitur Tambahan: IP68, wireless charging, Side Key, semuanya menambah nilai dan kepraktisan.
- Software Zen UI: UI-nya ASUS itu cukup clean, mirip-mirip stock Android, nggak banyak bloatware aneh-aneh. Performanya juga ringan.
Kekurangan:
- Ukuran Layar: Meskipun buat sebagian orang ini kelebihan, buat yang terbiasa konsumsi media (nonton film, main game) di layar gede, layar 5.9 inci mungkin terasa kurang lega. Buat multitasking dengan *split screen* juga jadi agak sempit.
- Sistem Kamera (Jumlah Lensa): Nggak ada lensa telephoto. Jadi kalau butuh optical zoom yang jauh, Zenfone 10 nggak bisa ngasih itu. Fokusnya lebih ke kualitas lensa utama dengan stabilisasi unggulan dan ultrawide. Buat yang butuh fleksibilitas zoom, ini bisa jadi kekurangan.
- Ketersediaan: Kadang Zenfone nggak segampang dicari kayak merk lain yang lebih mainstream, tergantung di mana kamu tinggal.
- Pemanasan (saat sangat intens): Meskipun manajemen termal lumayan, dipakai main game berat non-stop dalam waktu lama atau merekam video 8K lama, bodinya akan terasa hangat. Masih dalam batas wajar, tapi perlu dicatat.
Kesimpulan Singkat dan Opini Akhir: Jadi, Saatnya Pindah ke yang Kecil?
ASUS Zenfone 10 ini adalah pernyataan kuat bahwa ponsel flagship nggak harus selalu gede. Dia adalah bukti bahwa kamu bisa punya performa terbaik, fitur canggih (terutama di stabilisasi video), baterai awet, dan semua itu dibungkus dalam bodi yang bener-bener nyaman buat dipakai sehari-hari.
Target pasar ponsel ini jelas: mereka yang kangen ponsel compact tapi nggak mau ‘turun kasta’ soal performa dan fitur inti. Buat kamu yang udah lelah sama ponsel bongsor dan nyari sesuatu yang pas di tangan dan di saku, Zenfone 10 ini layak banget jadi pertimbangan utama.
Memang ada kompromi, terutama di ukuran layar buat yang doyan nonton atau main game di layar lebar, dan absennya lensa telephoto. Tapi kalau prioritasmu adalah kenyamanan, portabilitas, tanpa mengorbankan performa dan punya bonus stabilisasi video terbaik di kelasnya plus audio jack, Zenfone 10 ini bisa dibilang hampir sempurna.
Dia sukses bikin saya mikir ulang, “Emang iya ya, ponsel bagus tuh harus gede?”. Jawabannya, ternyata nggak. Zenfone 10 ini nggak cuma jadi alternatif, tapi bisa dibilang dia menciptakan pasarnya sendiri dan membuktikan bahwa masih ada tempat buat ponsel compact di era flagship yang serba masif ini. Sangat direkomendasikan buat kamu yang siap ‘mengecil’ demi kenyamanan harian tanpa kehilangan kekuatan.
Share this content: