Xiaomi Smart Band 8 Gelang Pintar Yang Diam-diam Bikin Kamu Tercengang

Oke, jadi akhir-akhir ini gue lagi nyobain salah satu gelang pintar yang lumayan banyak dibicarakan, yaitu Xiaomi Smart Band 8. Jujur, dari dulu Xiaomi tuh jagonya bikin gadget terjangkau tapi fiturnya nggak main-main. Dan Smart Band 8 yang terbaru ini, dia diam-diam punya beberapa trik yang bikin kaget. Bukan kaget yang jelek ya, tapi kaget yang positif.

Kesan Pertama dan Desain: Makin Cakep, Makin Fleksibel

Begitu pertama kali lihat dan pegang Smart Band 8, langsung kerasa ada evolusi desain dibanding pendahulunya. Kalau dulu strap-nya itu kayak ngebungkus bodinya, sekarang bodinya lebih stand-alone, pakai sistem pengait baru di sisi kiri dan kanannya. Ini penting banget, karena artinya pilihan strap-nya jadi jauh lebih bervariatif. Nggak cuma strap silikon biasa, sekarang banyak pilihan strap kulit, rantai, bahkan ada aksesori buat dijadiin kalung atau diklip di sepatu. Ini keren sih, bikin smart band nggak cuma alat olahraga tapi juga bisa jadi fashion statement. Bodinya sendiri finishing-nya terasa lebih premium, lebih solid aja gitu pas digenggam. Ringan sih udah pasti. Layarnya masih pakai AMOLED, dan ini salah satu keunggulannya. Warnanya vivid, hitamnya pekat, dan terang banget bahkan di bawah sinar matahari terik. Ukurannya pas, nggak kegedean tapi cukup luas buat baca notifikasi.

Layar AMOLED di Smart Band 8 ini punya refresh rate 60Hz, yang bikin animasinya kerasa mulus banget. Scrolling menu, geser-geser notifikasi, semua terasa responsif dan nyaman di mata. Brightness puncaknya bisa sampai 600 nits, ini signifikan banget buat penggunaan outdoor. Nggak perlu nyipit-nyipit lagi buat lihat jam atau progres latihan pas lagi lari siang bolong. Fitur Always-On Display (AOD) juga hadir di sini, bikin band ini fungsinya mirip jam biasa, tinggal lirik pergelangan tangan tanpa perlu gerakin atau tap layar. Tentu aja AOD ini makan baterai lebih banyak, tapi opsinya ada dan tampilannya juga bisa diatur-atur.

Sistem pengait strap yang baru ini memang jadi highlight di sisi desain. Melepas dan memasang strap itu gampang banget, tinggal tekan tombol kecil di belakang bodi dan strapnya langsung copot. Ini beda sama model lama yang kadang butuh sedikit perjuangan. Keunggulan utama dari sistem ini ya itu tadi, variasi strap yang meledak. Ada strap metal buat yang pengen kesan formal, strap kulit buat gaya casual, sampai strap nylon sporty. Fleksibilitas ini bikin Smart Band 8 bisa dipakai di berbagai kesempatan, bukan cuma pas lagi ngegym atau lari pagi. Bahkan ada mode buat dijadiin kalung atau diklip di sepatu, yang nanti kita bahas lebih lanjut.

Performa dan Fitur Unggulan: Makin Pintar Ngajak Gerak

Kalau ngomongin performa, Smart Band 8 ini terasa responsif berkat chipset yang dipakai. Perpindahan antar menu cepat, nggak ada lag yang berarti. Navigasinya masih sama, geser ke atas/bawah buat menu, geser ke kiri/kanan buat widget cepat, dan tombol di samping (atau tap layar tergantung setting) buat balik. Simpel dan intuitif buat yang udah pernah pakai smart band sebelumnya.

Fitur utamanya tentu ada di pelacakan kesehatan dan aktivitas. Ini standar sih di smart band manapun, tapi Smart Band 8 punya beberapa peningkatan dan fitur baru. Pelacakan detak jantungnya udah 24/7, bisa di-setting buat kasih peringatan kalau detak jantung terlalu tinggi atau rendah saat istirahat. Sensor SpO2 (tingkat oksigen darah) juga ada dan bisa dipantau sewaktu-waktu atau otomatis pas tidur. Pelacakan tidur lumayan detail, dia bisa kasih tahu durasi tidur, kualitas tidur (dalam/ringan/REM), bahkan bisa kasih analisis singkat dan saran buat ningkatin kualitas tidur. Ini cukup membantu buat yang perhatian sama pola tidurnya.

Pelacakan stres juga ada, dan bisa diintegrasikan dengan latihan pernapasan kalau band mendeteksi tingkat stres lagi tinggi. Semua data kesehatan ini bisa dilihat secara rinci di aplikasi Mi Fitness di ponsel. Aplikasinya sendiri lumayan user-friendly, dashboard-nya jelas, dan data historisnya gampang diakses. Jadi Produktif Sama Acer Aspire 5 Gimana Rasanya

Untuk mode olahraga, ini yang lumayan bikin tercengang. Jumlahnya lebih dari 150 mode olahraga! Dari yang standar kayak lari, sepeda, berenang (udah water resistant 5ATM ya, aman buat renang), sampai yang unik kayak eSports, memancing, sampai hula hoop. Gila sih, sebanyak itu mode olahraganya. Tentu aja, seberapa akurat pelacakan di mode-mode yang spesifik banget kayak memancing itu debatable, tapi setidaknya opsinya ada buat yang mau nyoba. Buat mode lari dan jalan, band ini bisa pakai GPS di ponsel buat pelacakan rute. Sayangnya, bandnya sendiri belum punya GPS built-in, jadi kalau mau lari atau sepeda sambil rekam rute, ponselnya harus dibawa.

Fitur Unik: Running Bean dan Mode Lainnya

Nah, ini dia salah satu fitur yang paling unik dan bikin gue mikir “oh, ini toh yang dimaksud bikin tercengang”. Ada mode yang namanya “Running Bean Mode”. Buat pakai mode ini, Smart Band 8 perlu dilepas dari pergelangan tangan dan dipasang ke klip khusus yang ada di paket penjualannya (atau dijual terpisah, tergantung varian). Klip ini lalu dipasang di tali sepatu. Jadi Smart Band 8-nya ada di sepatumu, bukan di tangan.

Fungsi Running Bean Mode ini adalah buat menganalisis postur dan teknik lari secara lebih detail. Saat dipakai di sepatu, sensor-sensor di dalam Smart Band 8 bisa ngasih data yang nggak bisa didapat kalau cuma di pergelangan tangan. Misalnya, dia bisa ngukur jumlah langkah per menit (cadence), panjang langkah, dampak pendaratan kaki (impact force), gerakan ayunan kaki (swing amplitude), dan bahkan rasio kontak tanah (ground contact time). Data-data ini krusial banget buat pelari yang mau ningkatin efisiensi lari, nyegah cedera, atau sekadar tahu lebih dalam soal gaya lari mereka. Setelah lari, semua data analisis ini bisa dilihat di aplikasi Mi Fitness, lengkap dengan saran-saran buat perbaikan. Ini fitur yang biasanya cuma ada di perangkat wearable yang harganya jauh lebih mahal atau sensor khusus yang dipasang di sepatu. Xiaomi bawain fitur ini ke smart band terjangkaunya, dan ini patut diacungi jempol.

Selain Running Bean Mode, fitur unik lainnya yang terkait sama desain baru adalah mode kalung. Dengan aksesori khusus, Smart Band 8 bisa dipakai menggantung di leher kayak kalung. Tentu aja fungsi pelacakan aktivitas jadi terbatas di mode ini, karena sensor nggak nempel di kulit. Tapi buat yang pengen Smart Band-nya kelihatan beda atau nggak nyaman pakai di pergelangan tangan seharian, ini bisa jadi alternatif menarik, lebih ke arah notifikasi dan jam digital yang bisa dilihat dengan mudah.

Fitur pintar standar lainnya juga ada: notifikasi dari aplikasi di ponsel (bisa di-setting mau notifikasi dari aplikasi apa aja), kontrol musik (play/pause, next/prev), lihat perkiraan cuaca, set alarm, timer, stopwatch, dan fitur “find my phone” yang bikin ponselmu bunyi kalau lupa naruh. Ada juga senter (layar jadi putih maksimal) dan remote shutter kamera (buat motret dari jauh pakai tombol di band).

Daya Tahan Baterai: Cukup Awet, Tergantung Pemakaian

Soal baterai, Xiaomi klaim Smart Band 8 bisa tahan sampai 16 hari pemakaian normal atau 6 hari kalau pakai AOD. Dari pengalaman gue pakai, angka itu cukup realistis. Kalau semua fitur nyala (detak jantung continuous, SpO2 pas tidur, notifikasi banyak, olahraga seminggu beberapa kali, tapi AOD mati), gue bisa dapat sekitar 10-12 hari. Kalau AOD nyala, memang turun drastis, mungkin sekitar 5-7 hari tergantung seberapa sering layar nyala dan notifikasi masuk. Ini angka yang bagus sih untuk smart band dengan layar AMOLED sebagus ini. Ngecasnya juga gampang pakai kabel magnetis, dan lumayan cepat penuh.

Metode pengisian daya menggunakan kabel magnetis yang menempel di bagian belakang bodi band. Ini standar baru untuk smart band, jauh lebih praktis daripada harus nyopot bodi dari strap kayak model-model lama. Tinggal tempel, colok ke charger atau power bank, beres. Waktu pengisian daya dari kosong sampai penuh juga nggak terlalu lama, kurang dari dua jam biasanya udah 100%. Jadi kalaupun baterai habis, nggak perlu nunggu berjam-jam buat bisa pakai lagi.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemakaian Harian

Kelebihan:

  • Desain dan Fleksibilitas Strap: Sistem pengait baru keren banget, bikin band ini bisa di-customize pakai berbagai jenis strap. Pilihan aksesori (kalung, klip sepatu) juga nilai plus.
  • Layar AMOLED 60Hz: Tampilannya cakep, mulus, dan terang banget. Pengalaman lihat informasi jadi lebih nyaman.
  • Fitur Running Bean Mode: Inovasi menarik buat pelari. Data teknis lari yang detail di harga segini susah dicari.
  • Banyak Mode Olahraga: 150+ mode itu jumlah yang luar biasa.
  • Pelacakan Kesehatan Komprehensif: Detak jantung, SpO2, tidur, stres, semua ada dan datanya lumayan detail di aplikasi.
  • Daya Tahan Baterai: Masih cukup awet untuk penggunaan normal.
  • Harga: Biasanya Xiaomi jago main harga, dan Smart Band 8 ini menawarkan fitur yang banyak banget untuk segmen harganya.
  • Water Resistant 5ATM: Aman buat renang dan kegiatan air.
  • Aplikasi Mi Fitness: Cukup rapi dan mudah digunakan buat lihat data.
  • AOD dan Brightness Tinggi: Bikin nyaman dilihat di berbagai kondisi cahaya.

Kekurangan:

  • Tidak Ada GPS Built-in: Buat rekam rute lari atau sepeda, harus bawa ponsel. Ini lumayan krusial buat sebagian orang yang pengen lari “bebas” tanpa ponsel.
  • Notifikasi Masih Dasar: Cuma bisa baca notifikasi, nggak bisa balas cepat atau tampilkan gambar/ikon dari semua aplikasi.
  • Aksesori Tambahan Tidak Selalu Termasuk: Klip Running Bean atau aksesori kalung kadang dijual terpisah, nambah biaya lagi.
  • Akurasi Sensor: Seperti kebanyakan smart band di kelasnya, akurasi sensor (terutama SpO2 atau langkah) mungkin nggak seakurat perangkat medis atau sport watch profesional yang jauh lebih mahal. Tapi untuk pelacakan harian dan tren, ini udah lebih dari cukup.
  • Tidak Ada Pembayaran NFC Global: Varian dengan NFC ada, tapi biasanya cuma berfungsi di negara-negara tertentu atau kerjasama dengan layanan pembayaran lokal yang mungkin belum tersedia di semua tempat.
  • Interaksi Terbatas: Namanya juga smart band, interaksinya nggak seluas smartwatch. Nggak bisa install aplikasi pihak ketiga yang kompleks.

Meskipun ada beberapa kekurangan, terutama absennya GPS built-in yang mungkin jadi deal-breaker buat pelari atau pesepeda serius, Smart Band 8 ini menutupi itu dengan kelebihan-kelebihan lain, khususnya fleksibilitas desain dan fitur Running Bean yang inovatif.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Pelacak Aktivitas

Jadi, setelah pakai Smart Band 8 ini beberapa waktu, gue bisa bilang kalau dia bukan cuma penerus yang biasa-biasa aja. Xiaomi beneran niat ngasih beberapa pembaruan signifikan, terutama di sisi desain yang bikin dia lebih fashionable dan fleksibel, serta fitur Running Bean yang nunjukin kalau smart band pun bisa kasih data teknis yang advanced buat olahraga lari.

Buat siapa Smart Band 8 ini? Buat yang pengen smart band dengan layar cakep, baterai awet, pelacakan kesehatan standar yang cukup akurat, dan variasi mode olahraga yang bejibun. Kalau kamu juga suka lari dan pengen mulai perhatiin teknik lari tanpa harus beli gadget mahal, fitur Running Bean-nya patut dicoba. Desainnya yang baru juga cocok buat yang pengen smart band-nya nggak cuma kelihatan kayak alat olahraga tapi juga bisa dipaduin sama gaya berpakaian sehari-hari.

Kalau kamu butuh GPS independen di pergelangan tangan atau interaksi yang kompleks kayak smartwatch, mungkin Smart Band 8 bukan pilihan utama. Tapi kalau yang dicari adalah smart band serbaguna, fiturnya lengkap di segmen harganya, dan ada sentuhan inovasi yang bikin beda, Xiaomi Smart Band 8 ini patut banget masuk daftar pertimbangan. Dia memang gelang pintar yang diam-diam menyimpan banyak kejutan positif.

Nyobain ASUS Zenbook Flip S UX371 dan Kenapa Kamu Mungkin Perlu Punya Kamu Pasti Penasaran Honor X9b Setangguh Apa Saat Dipakai

Share this content: